Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Tuan Rumah ISO Regional Workshop

  • Senin, 03 Juni 2013
  • 2304 kali

Badan Standardisasi Nasional untuk kesekian kalinya dipercaya oleh ISO untuk menjadi tuan rumah kegiatan internasional, baik seminar, training maupun sidang panitia teknis. Ini merupakan kebanggan BSN untuk dapat lebih memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional. Kepercayaan ini membuktikan bahwa BSN dan Indonesia pada umumnya kondusif untuk penyelenggaranan event internasional. Hal ini penting untuk meningkatkan rasa aman bagi peserta yang datang dari luar negeri, mengingat belakangan ini kegiatan terorisme kembali marak.

 

ISO Regional Workshop mengambil topik “Increasing Consensus and Stakeholder Engagement”, diselenggarakan pada tanggal 3 – 5 Juni 2013 bertempat di Sheraton Sengigi Beach Resort Hotel, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Workshop dihadiri 30 orang peserta dari negara-negara dikawasan Asia seperti, Thailand, Malaysia, Papua New Guinea, Kamboja, Afganistan, Nepal, Pakistan, Vietnam, Philipina, Banglades, Mongolia, Sri Lanka dan Iran. Workshop ini merupakan hasil kerjasama ISO, BSN dan DIN Jerman.

 

Dalam sambutan Kepala Badan Standardisasi Nasional, yang diwakili Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN, Teungku Abdurachman Hanafiah, menyampaikan terima kasih kepada ISO yang kembali mempercayakan kegiatannya di Indonesia.  Kegiatan ini sangat penting bagi Indonesia, khususnya Lombok, untuk diperkenalkan kepada dunia internasional khususnya dibidang pariwisata yang selama ini dikenal hanya pulau Bali saja. Selain itu dengan penyelenggaraan event internasional dapat berdampak pada perekonomian masyarakat Lombok.

 

Standardisasi memberikan keuntungan yang tidak saja pada produk jadi, tetapi juga pada proses produksi dan partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan standar. Partisipasi pemangku kepentingan dalam pengembangan standar sangat penting untuk menciptakan efektivitas dan relevansi standar. Bagi industri, standar internasional merupakan jalan masuk ke dalam pasar global bagi produknya untuk diterima diberbagai belahan dunia. Bagi pemerintah, selain untuk meningkatkan perekonomian nasional, juga untuk melindungi masyarakat dari produk-produk yang kurang aman, melalui pemberlakuan regulasi terkait kesehatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan.

 

Adapun partisipasi dalam kegiatan standardisasi memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan untuk meningkatkan pengetahuan tentang standar, mengakomodasi kepentingan nasional, membangun jaringan di tingkat nasional maupun internasional, dan dapat menjamin keamanan dan kualitas produk dan atau jasa.

 

Diharapkan dengan adanya workshop ini bukan saja berbagi ilmu teori standardisasi, namun juga pengalaman diantara Badan Standar dengan pemangku kepentingan di masing-masing negara tentang pengembangan standardisasi. Dalam penutupnya, Teungku menyampaikan agar peserta dapat mengambil manfaat penyelenggaraan workshop untuk pengembangan strategi dan skema kerjasama yang efektif dalam mendorong partisipasi para pemangku kepentingan. Kepada peserta juga diharapkan untuk menikmati panorama pulau Lombok yang eksotis dan terkenal dengan mutiaranya sebelum kembali ke negara masing-masing.

 

Hadir sebagai pembicara adalah Mesdin Simarmata, Direktur Industri, Sains dan Teknologi, Pariwisatada Ekonomi Kreatif, BAPPENAS, yang menyampaikan topik “Keuntungan Keterlibatan Dalam Pengembangan Standardisasi - dari sudut pandang stakeholder”. Keterlibatan dalam mendukung pengembangan standar internasional dapat menyampaikan keinginan tertentu dan potensi dari  negara-negara berkembang secara umum dan ini sangat bergantung dari keaktifan stakeholder yang terkait. Penelitian, inovasi dan standar merupakan elemen penting dalam meningkatkan daya saing nasional

 

Untuk membangun ekonomi Indonesia, peranan standar sangat penting. Standar memfasilitasi perdagangan, transfer teknologi, diseminasi teknologi dan berbagi manajemen yang baik dan penilaian kesesuaian. Kedepan, BAPPENAS akan mendorong pembuatan regulasi teknis yang diperlukan untuk mendorong penggunaan standar internasional dan kebutuhan teknis lainnya dalam perdagangan Indonesia.

 

Mesdin Simarmata juga berbagi pengalaman tentang peningkatan ekomoni Indonesia melalui program MP3EI yang saat ini berjalan di 6 koridor ekonomi, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan Papua-Maluku yang dicanangkan pada tahun 2011. Target dari program ini adalah menjadikan Indonesia dalam 10 negara dengan ekonomi terbesar di tahun 2025.

 

Mrs. Sophie Clivio, Tecnical Policy ISO, menyampaikan keuntungan standar internasional bagi dunia. Peran standar internasional sangat penting dalam aktivitas perekonomian dalam perdagangan global. Standardisasi memberikan keuntungan 25% pendapatan perkapita Perancis di tahun 2009. Sedangkan di Jerman, standar memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya dibidang paten dan lisensi. Standar juga meningkatkan orientasi untuk ekspor dari sektor industri karena mengunakan strategi standar untuk membuka peluang pasar baru. Standar juga memberikan perubahan dalam peningkatan fasilitas teknologi.

 

Bagi negara berkembang, standar dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan informasi teknik, pengembangan standar nasional sebagai regulasi,  pemilihan teknologi dan perlengkapan, peningkatan produk untuk ekspor, daya saing produk, pengaman negara untuk meredam impor dan memudahkan untuk masuk ke pasar global.

 

Instruktur dalam workshop ini adalah Mr. Staffan Soderberg, ISO Expert, yang akan memberikan materi selama tiga hari kedepan. (@d9)