Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Indonesia Kembangkan Standar Plumbing dan Keselamatan Konstruksi Bangunan

  • Rabu, 21 Agustus 2013
  • 2241 kali

 

Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional telah menjalin hubungan dengan International Association of Plumbing and Mechanical Official – IAPMO sejak tahun 2002 untuk memperkuat hubungan kerja sama dalam meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya standar keamanan dalam sektor konstruksi bangunan.

 

IAPMO merupakan Asosiasi Internasional tentang plumbing dan mekanikal untuk kebutuhan spesifik keamanan konsumen pengguna di Amerika Serikat. IAPMO merupakan salah satu Standard Developer Organization (SDO) yang diakreditasi oleh American National Standards Institute – ANSI. IAPMO telah menerbitkan berbagai Code yang diakui secara internasional khususnya Uniform Plumbing Code (UPC) dan Uniform Mechanical Code (UMC). UPC 2006 sendiri telah diadopsi menjadi standar ANSI.

 

Melalui kerjasama MoU antara BSN dengan IAPMO, BSN diizinkan untuk mengadopsi standar IAPMO menjadi standar SNI dengan modifikasi yang dianggap perlu dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Sedangkan IAPMO bersedia membantu peningkatan kompetensi SDM di Indonesia dalam bidang plumbing melalui pelatihan, Good Practice Management dan mendatangkan para ahli ke Indonesia.

 

Untuk lebih meningkatkan dan memanfaatkan MoU antara BSN dan IAPMO, Kepala Pusat Perumusan Standar BSN, I Nyoman Supriyatna, mengajak para stakeholder khususnya Kementerian PU sebagai regulator dalam bidang plumbing untuk mengadopsi UPC dan UMC menjadi Standar Nasional Indonesia. Pada pertemuan yang diselenggarakan di Kantor BSN, Rabu (21/08/2013), hadir Kepala Puslitbang Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum, Anita Firman, Anggota PT 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dan SPT 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Pemukiman.

 

Dalam pertemuan tersebut untuk membahas draft MoU dan timeline implementasi tata cara adopsi standar IAPMO menjadi SNI dan kegiatan lain yang bersifat teknis seperti pelatihan dan bantuan teknis lainnya. Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi BSN, Erniningsih Haryadi, menyampaikan bahwa MoU ini harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin mengingat bantuan IAPMO yang sangat spesifik dalam lingkup plumbing dan keselamatan konstruksi bangunan sehingga Indonesia dapat belajar dari para ahli yang nanti didatangkan ke Indonesia untuk memberikan bantuan teknis. Oleh karena itu disarankan untuk membuat matrik kegiatan khususnya dalam bidang pelatihan atau bantuan teknis. Selain itu SDM Indonesia bisa belajar dan melihat secara langsung sistem keamanan konstruksi bangunan di Amerika Serikat, tambah Erniningsih.

 

Sejalan dengan pemikiran BSN, Anita Firman yang juga Ketua SPT 91-01-S3 Perumahan, Sarana dan Prasarana Pemukiman, menyampaikan bahwa perlu dipelajari lebih mendalam tentang standar UPC dan UMC IAPMO mengingat kondisi Indonesia dan Amerika yang jauh berbeda dalam segi geografis (suhu, iklim) sehingga sangat dimungkinkan untuk dilakukan modifikasi. Selain itu gaya hidup masyarakat Amerika dan Indonesia yang berbeda turut mempengaruhi sistem plumbing dalam konstruksi bangunan. Untuk itu diharapkan kepada BSN untuk dapat membantu mendatangkan para ahli standar IAPMO untuk membantu modifikasi standar dengan menentukan parameter uji yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Dalam kesempatan ini, Anita Firman memberikan apresiasi kepada BSN yang memfasilitasi dalam kegiatan pengembangan standar bidang plumbing dan keselamatan konstruksi bangunan ini. (4d9)




­