Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kepala BSN : Indonesia Siap Hadapi Persaingan Internasional

  • Kamis, 27 Februari 2014
  • 1121 kali

Demikian yang dikatakan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Prof. Bambang Prasetya M.Sc dalam presentasinya yang berjudul “Peran Infrastruktur Mutu Dan Iptek  Untuk Mendukung Proses Inovasi Dan Daya Saing  Nasional”, di Seminar Nasional yang mengangkat "Pemenuhan Standardisasi Kualitas dan Sumber Daya Manusia dalam Memperkuat Daya Saing Industri di Era Globalisasi" dihadapan sekitar 100 mahasiswa STIE Al-Khairiyah Cilegon, Banten (27/02/2014). Bertempat di Pusdiklat Krakatau Steel, acara ini juga dihadiri oleh jajaran civitas akademika STIE Al-Khairiyah, perwakilan dari muspida setempat serta manajemen PT. Krakatau Steel.


Bambang Prasetya mengatakan bahwa Cilegon merupakan kawasan cluster pertumbuhan industri yang sangat pesat, dan merupakan salah satu kawasan ujung tombak ekonomi. Lebih lanjut Bambang juga menegaskan bahwa edukasi mengenai produk harus dikenalkan sejak dini kepada masyarakat dalam upaya menghadapi persaingan di dunia internasional. Hal tersebut tentu saja bertujuan agar masyarakat menjadi “smart customer” yang bijak dalam memilih produk dipasaran.

Dalam kesempatan ini, Bambang menyampaikan bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak boleh kalah dengan negara-negara lain di dunia, terlebih lagi sumber daya alam (SDA), yang merupakan dapur fotosintetis untuk biomassa yang bisa digunakan untuk apa saja, ada di Indonesia. Karena negara Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara di dunia yang memiliki hutan tropis luas. 


Soekarno, Presiden pertama kita, pada tahun 1963 dengan tegas mengatakan "Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa koeli kalau tidak menguasai IPTEK".  Untuk itulah menurutnya, jika bangsa ini sudah menguasai IPTEK maka budaya standar dan mutu akan mengikuti dan jika saat ini budaya tersebut dapat dicapai maka Indonesia akan menjadi salah satu negara besar di dunia. 


Bambang juga mengatakan bahwa untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain, Indonesia harus menghasilkan produk (barang ataupun jasa) bermutu. Standar merupakan salah satu alat untuk meningkatkan daya saing produk.
Sebagai pembicara mendampingi Bambang Prasetya, hal senada juga dikatakan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Komisi XI-Zulkieflimansyah, Menurutnya daya saing industri Indonesia masih sangat lemah dan masih mengandalkan ekspor pada industri sektor tertentu. Karenanya ekonomi nasional masih rentan terhadap gejolak global.


"Karenanya demi bangsa dan kesinambungan pembangunan nasional, Indonesia memerlukan tokoh-tokoh muda, SDM yang kreatif di bidang usaha yang ditekuninya sehingga menghasilkan produk berkualitas dan dapat diterima baik oleh masyarakat dunia”. Lebih lanjut Zulkieflimansyah mengatakan bahwa standar merupakan aspek penting yang sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan di pasar global.

Hal lain yang perlu diperhatikan menurutnya adalah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas itu berkorelasi positif dengan meningkatnya teknologi serta pemahaman akan mutu dari kita sendiri.  Sayangnya,  diskusi-diskusi dan seminar nasional seperti ini terutama mengenai daya saing serta pentingnya mutu dan kaitannya dengan proses inovasi sangat sedikit. Zulkieflimansyah mengharapkan bahwa tidak hanya pemerintah namun seluruh lapisan masyarakat terutama mahasiswa bisa memberikan ide dan menciptakan inovasi untuk kemajuan bangsa.



Seminar nasional ini diselenggarakan selama satu hari dan secara umum peserta seminar terlihat antusias menyimak dan berpartisipasi aktif dalam diskusi. Ketua STIE AL-Khairiyah-Rusman Frendika selaku moderator antusias mengikuti jalannya seminar dan terlihat bangga pada akademisi dan mahasiswanya ketika Bambang Prasetya menyebutkan bahwa para mahasiswa civitas akademika dan seluruh peserta sebagai pejuang standar dan pejuang daya saing karena telah menyempatkan waktunya untuk hadir dan berdiskusi dalam seminar ini.




­