Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Peningkatan Inovasi IPTEK Harus Sejalan Dengan Standardisasi

  • Selasa, 15 April 2014
  • 957 kali

 

Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Dewi Odjar Ratna Komala, menyampaikan bahwa seiring dengan tekad pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi untuk meningkatkan inovasi teknologi di Indonesia harus sejalan dengan peningkatan standardisasi dalam melakukan inovasi teknologi. Ada tiga pilar standardisasi yang harus diperhatikan dalam kegiatan riset dan inovasi teknologi: yaitu: metrologi, standardisasi dan penilaian kesesuaian.

 

Peranan metrologi dalam inovasi iptek sangat vital terutama berkaitan dengan satuan ukur yang digunakan atau alat-alat ukur yang dipergunakan dalam melakukan desain atau rancangan. Jika ini diabaikan maka dapat terjadi ketidaksesuaian antara hasil rancangan dengan produk yang dihasilkan. Sedangkan standar, dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan inovasi sehingga hasilnya berdaya guna dan dapat diterima oleh semua kalangan baik lingkungan internal ataupun masyarakat global. Penilaian kesesuaian adalah pengakuan bahwa sebuah produk inovasi memiliki mutu sesuai dengan standar yang diacunya. Dengan diterapkannya standar dalam bisnis inovasi diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan dan dapat menciptakan peluang bisnis baru.

 

Pemerintah telah meluncurkan Gerakan Nasional Penerapan SNI (GENAP SNI) bertujuan agar seluruh pemerintah daerah ikut serta untuk mengembangkan produk atau inovasi berdaya saing dengan berbasis standar. Dengan demikian Indonesia tidak perlu takut atau khawatir dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sebentar lagi akan datang di tahun 2015.

 

Hal tersebut disampaikan Dewi Odjar dalam Leader’s Forum dengan tema ”Menumbuhkembangkan Daerah Inovasi dan Bisnis Inovatif Kalangan Usia Muda” yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Auditorium BPPT Jakarta (15/04/14). Acara yang dibuka oleh Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, dihadiri oleh para Bupati dan Walikota yang telah berhasil mengembangkan inovasi teknologi di daerahnya masing-masing. Dalam sambutannya, Menristek menyampaikan bahwa potensi dan peluang Indonesia sangat besar merupakan modal utama bagi penguatan sistem inovasi agar benar-benar dapat memberikan dampak ungkitan signifikan dan terobosan atau langkah percepatan dalam mewujudkan kejayaan Indonesia. Pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan serta sumberdaya terbarukan secara lebih bertanggung jawab harus dapat membawa kepada pembangunan daerah-daerah dengan cerdas dan bekelanjutan. Ini merupakan tantangan dan peluang dan agenda strategis bagi reformasi pembangunan Indonesia, tutup Gusti M Hatta.

 

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Marzan Aziz Iskandar,  mengungkapkan penguatan sistem inovasi perlu menjadi komitmen bersama para pemimpin, pemangku kepentingan dan menjadi arus utama pembangunan Indonesia ke depan. Untuk mendorong itu BPPT melakukan program teknopreneur camp, inkubator teknologi, dan pembangunan teknopolitan di daerah. Pertemuan ini diharapkan adanya upaya mendorong inovasi daerah, pengusaha-pengusaha muda yang diyakini menjadi solusi utama tumbuhnya perekonomian Indonesia. (4d9)