Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Meriahnya Sosialisasi Standar di SMKN 24

  • Kamis, 17 Juli 2014
  • 6549 kali

Masih dalam rangkaian sosialisasi Standar Nasional Indonesia (SNI), kali ini Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengunjungi salah satu sekolah kejuruan di Cilangkap (Jakarta Timur) yaitu SMKN 24 Jakarta pada Kamis (17/07/2014).

Dalam SMKN 24 memiliki empat jurusan utama, yaitu jurusan tata boga, jurusan busana, jurusan perhotelan, jurusan rekayasa perangkat lunak. SMKN ini merupakan satu-satunya sekolah pariwisata negeri di Jakarta Timur, selain itu sekolah ini juga sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, dalam mendidik siswa-siswinya SMKN 24 bekerjasama dengan hotel berbintang, restoran ternama, BUMN dan butik-butik terkenal.

Dalam Sosialisasi ini dihadiri oleh kurang lebih 200 siswa-siswi. Acara dipandu oleh tim dari BSN yang terdiri dari Nur Hidayati, Dentino Aji Sasmita, Rully Tri Juliant Putra, Ratih Paramitha Sari dan Daya Aruna.

Pada Kesempatan ini selaku Kepala Bidang Pemasyarakatan Standarisasi Nur Hidayati, menyampaikan informasi dan memperkenalkan BSN secara singkat, bagaimana proses perumusan SNI, dan mengapa SNI perlu diterapkan. Selain itu disampaikan pula tanda SNI yang benar, sehingga masyarakat khususnya para siswa mengetahui tanda SNI. Ditambahkan pula bahwa penerapan standar dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, terutama menyangkut keselamatan dan fungsi lingkungan hidup .

dari kiri-kanan: Nur Hidayati, Ratih Paramitha, Dentino A, Rully Tri

Sementara itu, Dentino menyampaikan mengenai sejarah perkembangan standardisasi. Presentasi itu meliputi bukti-bukti sejarah, standardisasi di lingkungan industri terutama untuk persenjataan, gambar, Waktu—kalender, jam pasir, dan bangunan yang dibangun menurut bentuk dan ukuran tertentu. Dilanjutkan sejarah perkembangan standardisasi dunia.

Ditambahkan oleh Rully tren pasar global yg berkembang saat ini adalah setiap negara sadar arti penting standar guna melindungi K3L (keamanan, keselamatan, kesehatan, lingkungan). Dan standar merupakan keharusan setiap negara eksportir jika ingin memasuki pasar global sehingga standar dan regulasi teknis merupakan solusi tepat menjamin K3L.

Melengkapi penjelasan tiga pembicara sebelumnya Mitha menyampaikan presentasi mengenai keterkaitan antara standar dengan kurikulum pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Salah satu penjelasannya yang menarik adalah Mitha merujuk pada standar yang dipakai pada Program studi keahlian teknik, yaitu klem untuk benda panjang dan klem untuk benda pendek, selain itu Mitha juga menyebutkan SNI pada produk melamin untuk keamanan pangan di program studi tata boga.


Kuis atau games yang berhubungan dengan SNI juga mengisi kegiatan ini, sosialisasi inipun berlangsung dengan penuh antusias dari peserta meskipun dalam kondisi sedang menunaikan ibadah puasa. Dengan sosialisasi ini pembinaan pendidikan mengenai mutu mau tidak mau harus dimulai sejak dini, karena pendidikan mengenai standar adalah awal dan inti dari daya saing sumber daya manusia Indonesia yang akan terus bersaing dengan negara lainnya.


Acara edukasi ini juga kerja bareng dengan PT Kencana Gemilang yang mempunyai produk dengan brand 'Miyako'. Kerja bareng Promosi SNI  ini dalam rangka mengenalkan produk-produk yang memenuhi persyaratan SNI. Hampir semua produk Miyako sudah disertifikasi SNI seperti ice cooker, kipas angin, blender, mixer,  kotak beras, dan water dispenser  walaupun SNInya ada yang belum diwajibkan. Komitmen perusahaan dalam menerapkan SNI sukarela, perlu diapresiasi karena produsen menyadari untuk mengutamakan keselamatan dan keamanan konsumen. (dikmas/humas)