Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Partisipasi Aktif BSN di KBI

  • Selasa, 02 September 2014
  • 3632 kali


Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI) menyelenggarakan kongres dan seminar pada tanggal 1 – 4 September 2014, di Palembang Sumatera Selatan. Ketua KBI periode 2010-2014 yang juga Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya, memimpin Kongres VI pada tanggal 1 September 2014. KBI merupakan himpunan lembaga-lembaga yang melakukan kegiatan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang bioteknologi. BSN adalah salah satu anggota KBI.


Menurut Bambang, keanggotaan KBI adalah institusi yang bergerak dalam bidang bioteknologi dan bukan perorangan. Namun, berdasarkan keputusan Kongres VI, keanggotaan KBI sekarang diperbolehkan dilakukan secara perorangan. Hingga saat ini, jumlah anggota KBI sebanyak 57 instansi. 

 

Tujuan pendirian KBI, menurut Bambang, adalah pertama menghimpun lembaga atau bagian badan pemerintah dan atau swasta yang bergerak dalam bidang bioteknologi, kedua melakukan komunikasi atau hubungan dan menjalin kerjasama dengan lembaga yang bergerak dalam bidang bioteknologi dan bidang yang terkait di luar negeri; serta ketiga membantu pemerintah dalam pembangunan berbagai sektor kehidupan yang ada kaitannya dengan bioteknologi.

 

Kepala Bidang Perumusan SNI Bidang Pertanian, Pangan, dan Kesehatan - BSN Wahyu Purbo mengatakan, keterlibatan BSN dalam KBI memiliki beberapa keuntungan dalam bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Salah satunya, BSN berkemungkinan untuk mendapatkan calon anggota Komite Teknis Perumusan Standar yang kompeten yang berasal dari anggota KBI. Adapun, rencananya Komite Teknis yang akan dibentuk adalah bioteknologi, metodologi pengujian mikrobiologi pangan, serta biosafety & biosecurity. Menurut Wahyu, dengan adanya anggota Komite Teknis yang kompeten, akan mendorong terwujudnya SNI yang berkualitas dan diterima pasar. 

 



Bambang menambahkan, melalui KBI, BSN juga bisa bekerjasama dengan KBI untuk meningkatkan kompetensi anggotanya dalam bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian. Hingga saat ini, sudah ada 6 orang yang telah menjadi asesor KAN. Dimasa mendatang, lanjut Bambang, partisipasi anggota KBI dalam bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian perlu ditingkatkan untuk memperkuat posisi Indonesia terhadap produk berbasis bioteknologi baik di tingkat nasional (Komite Teknik, KAN dll) dan global (ISO dan IAF).

 



Partisipasi BSN selain di Kongres VI – KBI, BSN juga terlibat dalam International Seminar on Biotechnology, pameran, serta menyelenggarakan Diskusi Standardisasi. Keikutsertaan dalam pameran menampilkan informasi perkembangan SNI di bidang pangan, pertanian, perikanan, serta SNI yang sudah diberlakukan secara wajib. Pameran berlangsung dari tanggal 1 – 3 September 2014. Adapun Diskusi Peran Stakeholder dalam Peningkatan Daya Saing UKM Provinsi Sumsel yang akan diselenggarakan pada Rabu (03/09/2014) menghadirkan narasumber Kepala BSN dan Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Dewi Odjar Ratna Komala.

 



Ketua KBI Periode 2014-2017 Terpilih

Kongres VI KBI dihadiri  60 orang dari 25 anggota institusional KBI. Dalam kongres ini dilakukan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua KBI untuk periode 2014-2017 melalui cara yang sangat demokratis melalui 3 putaran. Hasilnya, Prof. Dr. Ing. Misri Gozan, M.Tech (Teknologi Proses Universitas Indonesia) terpilih sebagai Ketua KBI untuk periode 2014-2017 dan Dr. Siswa Setyahadi (Teknologi Bioindustri BPPT) terpilih sebagai wakil ketua.

Selain pemilihan Ketua dan Wakil Ketua, Kongres juga merevisi AD/ART 2014-2017; penyusunan rencana program 2014-2017; serta laporan pertanggungjawaban kepengurusan KBI periode 2010-2014 yang disampaikan oleh Ketua KBI periode 2010-2014 Bambang Prasetya. Laporan pertanggungjawaban diterima secara aklamasi oleh anggota KBI.(dnw/nda Foto:awg)