Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Luncurkan Olimpiade Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Nasional Tingkat SMA/SMK

  • Rabu, 19 November 2014
  • 2426 kali

Bercermin dari upaya Korea mendidik generasi muda agar “melek” standar, BSN merencanakan untuk menyelenggarakan Olimpiade Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Nasional Tingkat SMA/SMK untuk kali pertama di tahun 2015. Peluncurannya sendiri dilakukan saat pembukaan Indonesia Quality Expo 2014, 12 November 2014 di JCC. Dilanjutkan dengan sosialisasi kepada 99 guru SMA/SMK se-Jabodetabek lusanya, 14 November 2014.


Menurut Dewi Odjar, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi, BSN, Olimpiade ini bertujuan untuk melatih jiwa kompetisi dan kolaborasi (kerjasama) di kalangan generasi muda. Sekarang bukan jamannya diskriminasi tegas Dewi Odjar, apalagi saling caci maki, perang dengan bangsa dan saudara sendiri. Perang sesungguhnya agar bangsa ini berjaya sudah di depan mata, di depan pagar kita, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang akan berlaku mulai 31 Desember 2015.

 

Dalam menghadapi MEA 2015 lanjut Dewi Odjar, Indonesia sebetulnya dalam masa keemasan karena dalam kondisi Bonus Demografi, yaitu dalam tahun 2020-2030 jumlah penduduk usia produktif (16-64 tahun) yang melimpah, kompisisinya 70% usia produktif sedangkan sisanya 30% usia tidak produktif. Bonus Demografi ini terjadi dalam kurun waktu 100 tahun sekali. Untuk itu perlu disiapkan betul generasi muda agar dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, melalui penyediaan lapangan pekerjaan dan pendidikan yang memadai.

 

Pada 11-12 Agustus 2014 lanjut Dewi Odjar, Indonesia melalui BSN mengirimkan 2 tim (6 siswa dan 2 guru) untuk ikut dalam the 9th Standards Olympiad di An-seong, Korea. Tim Indonesia berhasil meraih emas dan perak. Keikutsertaan Tim Indonesia dalam kompetisi ini berawal dari tawaran delegasi Korea saat Sidang Umum PASC (Pasific Area Standards Congress) Mei 2014 di Kuala Lumpur. Saat itu Delegasi RI dipimpin oleh Dewi Odjar Indonesia dan Malaysia adalah Negara pertama yang diundang dalam olimpiade standar. Tahun 2015, Korea akan kembali menyelanggarakan Olimpiade Standar Internasional dengan peserta dari Korea, Eropa dan Asia Tenggara.

Untuk konsep olimpiade standar yang akan diselenggarakan oleh BSN, dipresentasikan oleh Metrawinda Tunus, Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi (Pusdikmas), BSN. Konsep Olimpiade Standar lanjut Adetunus, sapaan akrab Metrawinda Tunus,  mengadopsi dari Korea dengan sedikit modifikasi. Olimpiade Standar ini dibagi dalam dua babak, yaitu babak penyisihan berupa penulisan essai dengan topik yang telah ditentukan, dan final berupa pembuatan model alat atau produk terstandar, penyusunan portofolionya (laporannya), dan prsesentasi. Pemenang dari Olimpiade Standar ini akan dikirim ke Korea untuk mewakili Indonesia dalam Olimpiade Standar tingkat Internasional.

 

Di forum ini, juga diisi tiga pembicara, yaitu Riza Deliansyah dari PT Astra Internasional, Tbk., Agung Susanto dari Kementerian DikDasMen, dan Hadiati kepala SMK SMAK (Analis Kimia) Bogor. Dalam panel yang dimoderatori Tisyo Haryono (Kepala Pusdikmas BSN 2008-2012) ketiga pembicara sepakat bahwa standardisasi perlu diajarkan dari pendidikan dasar dan menengah, terutama pendidikan menengah kejuruan (vokasi) karena lulusan SMK yang memang disiapkan untuk siap kerja. Kompetensi di bidang standardisasi akan menjadi nilai tambah bagi murid karena industri memang membutuhkan. Di Astra saja, cerita Riza, dengan 182 anak perusahaan dan 190 ribu orangg karyawan, lulusan SMK mencapai lebih dari 80%, sebelum turun ke pabrik atau lapangan, mereka yang sudah diterima kerja di Astra dididik atau dilatih dulu oleh Astra selama 3 – 6 bulan tentang standar (keselamatan, kesehatan, lingkungan dan sistem manajemen atau produksi). Jika porsi 3-6 bulan ini dilakukan oleh bapak atau ibu guru di sekolah dengan mengajarkan standar maka akan sangat membantu kami para industri tutup Riza.

 

Langkah cerdas dilakukan oleh SMAKBO, ungkap Hadiati, SNI telah menjadi buku wajib bagi anak didik kami para analis kimia, baik itu SNI produk, pengujian maupun sistem manajemen laboratorium. SNI diajarkan melalui studi kasus dan project pembuatan produk. Kini pengajarannya lebih komprehensif karena sudah dilengkapi dengan buku yang diterbitkan BSN, SMK mengenal SNI. Kini anak didiknya tidak hanya diajarkan bagaimana membaca dan menerapkan isi standar, tapi juga diajarkan bagaimana standar disusun dan untuk apa standar dibuat.

 

BSN juga memanggungkan para pemenang olimpiade standar di Korea, yaitu Tim dari SMAK Sinlui Surabaya peraih medali emas  yang diwakili oleh Sebastian Kenny, Tim dari SMAK Petra 1 Surabaya peraih medali perak yang diwakili oleh Raymond C. Setiawan dan pemenang lomba poster World Standards Day 2014, Damar Panji Wijaya mahasiswa ilmu komunikasi UGM. Dalam panel yang dimoderatori Andry R. Prihikmat (Kabid. Diklat Standardisasi BSN) ini mengundang decak kagum akan kemampuan anak muda Indonesia. Ini membuktikan bahwa Indonesia pun bisa sejajar atau lebih baik dari bangsa lain. Dalam sesi ini para pemenang ini berbagi tips dalam berkompetisi di ajang kompetisi internasional, yang diperlukan adalah  kritis dan kreatifitas. Kritis adalah kepekaan terus menerus terhadap masalah yang terjadi di sekitar, sekecil apapun itu. Kreatifitas dapat dimulai keinginan dan tindakan untuk menjadi solusi atau bagian dari solusi atas masalah tersebut. Keduanya, kritis dan kreatifitas akan tumbuh subur jika kita mau meninggalkan “zona” nyaman ungkap Damar.

 

Acara sosialisasi ini ditutup oleh Adetunus dengan pesan kemerdekaan yang ditulis oleh Anies Rasyid Baswedan (tokoh muda pencetus gerakan Indonesia Mengajar dan gerakan Turun Tangan yang sekarang menjabat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Kabinet Kerja). Dalam bukunya, Anies R. Baswedan yang berjudul “Melunasi Janji Kemerdekaan” mengatakan bahwa   “Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Republik ini dibangun dengan orang yang iuran, iuran tenaga, iuran pikiran, iuran nyawa dan darah. Indonesia memiliki banyak masalah bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik memilih diam dan mendiamkan. Mari kita Turun Tangan! (diklat)

 

Unduh materi sosialisasi olimpiade standardisasi dan penilaian kesesuaian tingkat nasional SMA/SMK disini

 

Berita Terkait:

1. Olimpiade Standar: Cara Korea Mendidik Generasi Muda Melek Standar

2. Tim Indonesia Raih Emas dan Perak di Olimpiade Standar di Korea

3. Indonesia Kirim Dua Tim ke Olimpiade Standar di Korea

4. (Kompas) Tim Indonesia Raih Emas dan Perak Olimpiade Standar di Korea