Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Hikmah Idul Fitri: Menumbuhsuburkan Naluri Robbaniah.

  • Kamis, 23 Juli 2015
  • 1043 kali

Untuk meningkatkan silaturahim dan semangat kerja setelah berlibur selama satu minggu, segenap pegawai dan pejabat di lingkungan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melaksanakan kegiatan halal bihalal pada Rabu, 22 Juli 2015. Acara yang mengusung tema “Hikmah Idul Fitri” tersebut bertempat di Ruang Auditorium Dikti, Jakarta.

 

 

Di awal acara, Ustadz Burhanudin melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir.

 

“Taqobbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, minal ‘aidin wal fa’idzin”, Mumammad Nasir memulai dengan mendoakan agar semua amalan para hadirin diterima oleh Allah, dan atas nama Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir meminta maaf atas segala kesalahan, karena sebagai manusia tak mungkin luput dari salah dan lupa.

 

 

Dalam sambutannya Menristekdikti menyampaikan bahwa silaturahim seperti ini merupakan tradisi yang baik. “Semoga dapat menambah tali persaudaraan kita, menambah umur kita, menjadikan kita sebagai hamba yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa”, ujarnya.

 

Kemudian, untuk menambah Hikmah Idul Fitri, acara dilanjutkan dengan mendengarkan tausyiah dari K.H Sufyan.

 

K.H Sufyan mengutip buku “Even Angel Ask” karya Jeffrey Lang, seorang ahli eksakta yang mengutip surat Al Baqoroh ayat 30. Penulis mencoba untuk berbagi pengalaman mualaf Amerika tentang menemukan Islam.

 

Bahkan malaikat bertanya kepada Allah, kenapa yang dijadikan khalifah di muka bumi adalah manusia yang berpotensi berbuat kerusakan? Namun Allah menjawab, sesungguhnya Allah adalah Zat yang lebih tahu pada apa-apa yang tidak diketahui oleh malaikat. Allah telah menciptakan manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk. Ada pangkat kemuliaan kholifah pada diri manusia.

 

Namun sayangnya, manusia sering lupa akan keutamaannya. Seperti dalam surat At Tin, terjadi degradasi moral pada diri manusia. Ada naluri-naluri yang bisa menjadikan manusia lebih hina daripada hewan, jatuh pada derajat kehinaan. Ada naluri kebinatangan yang bisa menyebabkan keserakahan, ada naluri sabu’iah (kebuasan) yang bisa menyebabkan kezholiman, ada naluri syaithoniah yang bisa menyebabkan kedurhakaan.

 

Namun sejatinya, ada naluri Robbaniah yang merupakan naluri keberpihakan kepada Tuhan. Naluri yang bila ditumbuhsuburkan, akan mencerminkan manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk.

 

 

Disini perlu komitmen untuk menumbuhsuburkan naluri ini dalam diri kita. Caranya, harus punya komitmen pada keimanan, komitmen pada nilai-nilai kitab suci yang kita yakini kebenarannya, yang mengakibatkan komitmen pada perilaku yang soleh. Jadi bulan ramadhan telah kita isi selama sebulan, sebenarnya menumbuhsuburkan komitmen Robbaniah kita, keberpihakan kita kepada Allah. Tapi perjuangan ini belum selesai. Justru kita menghadapai perjuangan yang lebih besar. Kita mulai dengan kesucian dari diri kita, berjuang menjadi kholifah sejati di muka bumi, perjuangan hingga ajal menjemput.

 

 

Panjatan doa yang dipimpin oleh K.H. Abdul Ghofur menutup acara halal bihalal ini. Halal bihalal ini dihadiri oleh Sekjen Kemenristekdikti, para Dirjen, para Kepala  Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dari BPPT, LAPAN, LIPI, perwakilan dari BATAN, perwakilan dari BSN, perwakilan dari BAPETEN, para eselon II, eselon III, eselon IV di lingkungan Kemenristek, serta para pegawai di lingkungan Kemenristekdikti. (ald)