Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Satelit Pemantauan Maritim Indonesia LAPAN-A2/LAPAN-ORARI Resmi Dilepas oleh Presiden Joko Widodo

  • Kamis, 03 September 2015
  • 1678 kali

Perkembangan teknologi yang begitu pesat mendorong setiap manusia untuk terus berkreasi dan berinovasi.  Salah satunya adalah satelit, yang menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia di berbagai belahan bumi. Peran dan manfaat yang dihasilkan satelit begitu terasa hingga saat ini. Untuk mendukung kemandirian bangsa Indonesia, LAPAN berhasil menciptakan satelit ekuatorial pertama Indonesia LAPAN-A2/LAPAN-ORARI yang diresmikan oleh  Presiden Joko bertempat di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Rancabungur, Bogor Jawa Barat (3/09/2015).

 

Turut hadir dalam acara tersebut Rizal Ramli, Menko Maritim; M. Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Sutiyoso, Kepala Badan Intelijen Negara selaku Ketua Umum Orari (Organisasi Amatir Radio Indonesia); Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat; Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN; Bambang Prasetya, Kepala BSN; Iskandar Zulkarnain, Kepala LIPI; Jazi Eko Istiyanto, Kepala BAPETEN; Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN; Priyadi Kardono, Kepala BIG; Andi Eka Sakya, Kepala BMKG; stakeholder, dan asosiasi.

 

Dalam sambutannya, Kepala LAPAN Thomas mengatakan, “LAPAN turut serta dalam mendukung program kemandirian bangsa melalui satelit”. Lanjut beliau menjelaskan terdapat Tujuh (7) Program dalam mendukung kemandirian bangsa antara lain, membangun observatorium di Nusa Tenggara Timur, sistem pendukung kebijakan yang berbasis pengamatan penginderaan jarak jauh, teknologi penerbangan N219, pesawat tanpa awak dengan system pemantauan maritim, satelit mikro A1-A5 membangun konsorsium nasional, teknologi roket untuk sipil, dan Bank data penginderaan jarak jauh.

 

 

Satelit karya anak bangsa ini bernama LAPAN-A2 yang sepenuhnya hasil pengembangan para peneliti dan perekayasa LAPAN. Seluruh kegiatan perancangan, pembuatan, dan pengujiannya selesai pada Agustus 2012 di dalam negeri. Pencapaian kemandirian penguasaan teknologi satelit mikro ini juga merupakan langkah maju setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program pembangunan satelit LAPAN-A1/LAPAN-TUBSAT, hasil kerja sama dengan TU Berlin, Jerman. LAPAN-A1 telah diluncurkan pada 2007 yang saat ini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer, namun masa operasinya telah berakhir pada 2013.

 

LAPAN-A2 akan diorbitkan dengan ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir. Untuk pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN-A2 membawa kamera analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi empat meter. Satelit LAPAN-A2 ini siap untuk mengitari wilayah Indonesia sebanyak 14 kali setiap hari.

 

Memperkuat posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia


 

 

Presiden Joko Widodo menyampaikan, “Kedepan penelitian, pengembangan, riset akan diberikan porsi yang lebih besar, hanya untuk penelitian-penelitian yang konkrit dibutuhkan bangsa dan negara ini dalam hal visi kita kedepan dalam hal pangan, energi, dan maritim”. Dia menjelaskan, dengan adanya satelit ini akan dapat dipantau dan dilihat kondisi kapal yang masuk atau keluar, begitupula pertanian dalam melakukan observasi pada luas lahan, potensi panen, dan efektifitas pengairan.

 

Dengan menggunakan Spaceborne Receiver Automatic Identification System, satelit ini dapat melakukan pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia. Dengan demikian cakupan area pengamatan dapat mencapai ribuan kilometer. Sementara itu, misi komunikasi amatir pada LAPAN-A2 bertujuan untuk komunikasi pada kondisi darurat bencana dan kegiatan radio amatir dalam mendukung kepentingan nasional.

 

Melalui sistem satelit pemantauan maritim Indonesia berbasis pengambilan citra dan identifikasi automatis yang disiapkan LAPAN, maka satelit LAPAN-A2 akan mendukung program dan misi presiden untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Satelit ini juga akan mendukung keamanan nasional demi menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dan meningkatkan kemandirian nasional sesuai dengan Nawacita pertama yaitu untuk memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

 

 

 

Sementara itu, beberapa kepala Lembaga Pemerintah Non-Kementerian di bawah koordinator Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, meninjau ruang pameran yang memperkenalkan karya-karya hasil LAPAN. Dalam kunjungannya tersebut dijelaskan, bahwa pesawat N219 yang berkapasitas 19 orang ini rencananya akan dilaunching bertepatan dengan peringatan hari sumpah pemuda, tanggal 28 Oktober mendatang. (rmy)