Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Indonesia Menjadi Narasumber Pendidikan Standardisasi bagi Negara-Negara Teluk

  • Jumat, 11 Desember 2015
  • 2017 kali

Setelah sebelumnya, Pendidikan Standardisasi di Indonesia, menjadi rujukan dan tempat belajar bagi negara SESA project (Vietnam, Laos, Kamboja), Malaysia (melalui DSM – Departement Standard of Malaysia), Singapura (SPRING), dan Timor Leste. Kini BSN, kembali menjadi narasumber Pendidikan Standardisasi bagi Negara-negara Teluk yang tergabung dalam the Gulf Cooperation Council yang beranggotakan Saudi Arabia, Qatar, Oman, Bahrain, Kuwait dan Uni Emirat Arab.


Dalam acara the 1Sst GCC Forum for Education Standardization yang diselenggarakan oleh GSO (GCC Standardization Organization), 8-9 Desember 2015 kemarin di Doha, Qatar, Indonesia diwakili BSN, yaitu Dewi Odjar Ratna Komala, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi menjadi narasumber bersamaan dengan para pakar dari ISO (International Organization for Standardization), Erasmus University, Uni Eropa, NIST (National Institute of Standard and Technology) Amerika Serikat, Singarura, dan Turki.


Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Bapak Deddy Saiful Hadi hadir dan memberikan sambutan sesaat sebelum Dewi Odjar presentasi. Ini merupakan suatu kebanggaan dan kesempatan berharga bagi Indonesia, ujar Bapak Deddy Saiful Hadi, untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam pengembangan pendidikan standardisasi. Kehadiran duta besar Indonesia untuk Qatar sangat diapresiasi oleh panitia dan peserta forum.


Indonesia Lanjut Bapak Deddy Saiful Hadi memiliki banyak keunggulan dan pengalaman serta lesson learned yang dapat dibagi dengan negara-negara Teluk. Salah satunya adalah pendidikan standarisasi ini. Indonesia siap mendukung GSO dalam berbagai forum dan pelatihan serupa. Ditambahkan pula bahwa Indonesia dan GSO telah memiliki MOU di bidang kerja sama standardisasi yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Negara-negara Teluk. Hal itu sesuai dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kegiatan diplomasi ekonomi oleh Perwakilan RI di Luar Negeri.


Dewi Odjar dalam presentasinya menyampaikan bahwa Pendidikan Standardisasi menjadi penting bagi suatu negara seiring dengan tren globalisasi dan regionalisasi ekonomi dan perdagangan yang membutuhkan harmonisasi standar, prosedur penilaian kesesuaian dan regulasi teknis.


Saat ini, ujar Dewi Odjar, hampir dipastikan bahwa setiap produk (global) yang dibuat oleh produsen melibatkan rantai pasokan global, satu produk melibatkan banyak pemasok lintas Negara dengan beda komponen produk yang diproduksi. Standarlah yang menyatukan semua komponen tersebut menjadi produk yang sampai ditangan Anda, para pengguna.


Pengalaman Indonesia dalam pendidikan standardisasi dimulai sejak 2005, sudah 15 tahun. Banyak lesson learned disamping juga hasil yang dicapai, diantaranya jalin komunikasi, bentuk jaringan dan kerjsama di tingkat nasional dan internasional serta berbagi ilmu dan pengalaman. Ketiga hal inilah yang membuat pendidikan standardisasi berkembang dan semakin kuat sampai sekarang. Pengalaman Indonesia unik dan menjadi rujukan bagi Negara lain mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dan multi etnis, bahasa, dan budaya.


Forum Pendidikan Standarisasi Pertama Negara-Negara Teluk ini dibuka secara resmi pada 8 Desember 2015 oleh H.E. Dr. Mohammed Al-Hammadi - Menteri Pendidikan Qatar dan dihadiri oleh 80 peserta dari universitas, badan standardisasi nasional, dan industry dari sektor kesehatan dan SDM dari Negara-Negara Teluk. Acara ini dipublikasi juga oleh media massa setempat dan media social GSO. (Har)

 

Materi presentasi BSN dapat diakses di http://www.slideshare.net/spiritneverdie/developing-standards-education-in-indonesia

Koran The Peninsula Qatar dapat diakses di http://thepeninsulaqatar.com/pdf/ThePeninsulaDecember092015.pdf