Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kunjungan Mahasiswa Standardisasi Universitas Trisakti dan Universitas Nasional ke Industri Penerap SNI (Pabrik Converter Kit Perahu Nelayan) dan Laboratorium Konversi Energi SMTP LIPI

  • Jumat, 18 Desember 2015
  • 4993 kali

Pendidikan standardisasi di Perguruan Tinggi setidaknya mengajarkan 3 (tiga) pilar infrastruktur mutu, yaitu metrologi, standardisasi dan penilaian kesesuaian. Disisi lain pengajaran standardisasi sering dianggap membosankan apalagi jika hanya kuliah dan teori di depan kelas. Maka dari itu, perlu peningkatan kuantitas dan kualitasnya termasuk metode pengajaran agar pendidikan standardisasi semakin menarik dan diminati.


Salah satu caranya adalah kunjungan ke industri penerap SNI dan laboratorium pengujian untuk melihat secara langsung dan nyata mengenai hubungan antara  3 (tiga) pilar infrastruktur mutu. Kunjungan menjadi semakin menarik karena mengambil tema “Inovasi dan Standar”. Tema ini dilatarbelakangi oleh hasil "inovasi akar rumput" inovasi teknologi sederhana tapi sangat aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama nelayan.


Inovasi berupa Converter Kit dari BBM ke BBG (LPG 3 Kg) dan sebaliknya yang digunakan oleh Perahu Nelayan. Converter Kit dengan nama paten ABG (Amin Ben Gas, http://aminbengas.com) dibuat oleh seorang nelayan, Amin, di Kubu Raya, Pontianak. Pengembangannya dimulai sejak tahun 2009 dan saat ini sudah melahirkan Converter Kit generasi sembilan. ABG sudah terdaftar paten, baik untuk merek dagang (tahun 2012) maupun teknologi converter kit (2015). ABG juga telah mendapat sertifikasi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sebesar 82,64%.

Inovasi tersebut berangkat dari masalah kelangkaan BBM yang sering terjadi di pedalaman Kalimantan dan kondisi tersebut diperparah dengan penyelundupan solar bersubsidi bagi nelayan. Penyelundupan yang sering ditemui, yaitu bukannya digunakan untuk melaut malah dijual ke nelayan asing. Kondisi ini menjadi salah satu faktor penyebab mengapa Negara yang kekayaan lautnya sangat berlimpah ini masih miskin dan salah satu yang diidentikan dengan rantai dan belenggu kemiskinan adalah para nelayan, terutama nelayan kecil, 98% nelayan di Indonesia adalah nelayan kecil yang melaut dengan perahu di bawah 5 gross ton (GT) dan melaut hanya sehari, pagi melaut sore pulang.

Hasil inovasi ini telah diteliti tahun 2012 oleh tim dari ITB, dipimpin oleh Dosen Standardisasi, yaitu Prof. Dr. Dradjad Irianto dari program studi Teknik Industri. Salah satu hasil risetnya adalah ABG mampu menghemat pengeluaran nelayan untuk melaut sebesar Rp. 724.000 perbulan. Riset lanjutan pun dilakukan pada tahun 2014 oleh seorang mahasiswa standardisasi ITB, riset yang juga menjadi tugas akhir ini, fokus pada penyusunan standard (RSNI) dan desain industri dari converter kit ABG.

Kajian lanjutan pun dilakukan, kerja sama antara ITB, BSN, dan Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (SMTP) LIPI pada Agustus s.d. November 2015. Kajian fokus pada pengembangan standar (SNI) yang sesuai kebutuhan dan Metode Pengujian Converter Kit. Hasilnya adalah penetapan SNI EN 12806:2015 dan Metode Pengujian Converter Kit yang sudah bisa diterapkan 100%.

Kali ini 16 orang mahasiswa standardisasi didampingi 4 dosen dari Universitas Trisakti dan Universitas Nasional dari program studi Teknik Mesin (konversi energy), Teknik Fisika, dan Teknik Industri melakukan kunjungan ke Pabrik Converter Kit, yaitu PT. Fajar Cipta Wacana di Cikupa dan ke Laboratorium Konversi Energi di Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI di Puspitek Serpong.

Di PT FCW, yang sudah menerapkan SNI ISO 9001:2008, mahasiswa dan dosen diterima oleh Direktur, Aam Aminudin dan berkesempatan melihat langsung proses produksi converter kit. Di Puslit SMTP rombongan diterima oleh Kepala Seksi Teknologi Pengujian, Sik Sumaedi bersama pakar pengujian konversi energi, Hari Tjahjono rombongan berkesempatan melihat proses pengujian converter kit perahu nelayan yang terdiri dari 12 parameter uji, yaitu uji tekanan, uji kebocoran, uji lock-up, uji ketahanan jatuh, uji ketahanan kunci putar, uji endurance, uji getar, uji temperature dan karat, uji variasi suhu dan tekanan, uji ketahanan komponen bahan karet, uji sistem, serta uji asupan panas.


Program Konversi Energi bagi Nelayan pun menjadi prioritas dalam paket tahap 1 kebijakan ekonomi pemerintah. Untuk itu, Presiden RI Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden RI No. 126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil. SNI pun disebut, yaitu dalam pasal 5 ayat 1, paket perdana sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) wajib memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).


Pada akhirnya, selain untuk meningkatkan daya tarik pendidikan standardisasi dan minat akadmisi untuk belajar dan mengajarkan standardisasi, kunjungan ini juga diharapkan memberikan gambaran nyata peran standar terhadap inovasi. Lebih dari itu, diharapkan SNI berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama nelayan. Jalesveva Jayamahe (Di Lautan Kita kan Berjaya) (Har)