Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

ISO WEEK 2016, Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT): Tonggak dimulainya implementasi the ISO Strategy 2016 - 2020

  • Senin, 26 September 2016
  • 3787 kali

International Organization for Standardization (ISO) kembali menggelar pertemuan rutin tahunan ISO General Assembly. Melalui platformISO week in Beijing, China”, ISO/GA diselenggarakan pada 10 – 14 September 2016 dengan dukungan tuan rumah The Standardization Administration of the People's Republic of China (SAC). Bertempat di China National Convention Center (CNCC), di pusat kota Beijing, penyelenggaraan ISO/GA dihadiri oleh lebih dari 500 delegasi dari 163 negara anggota. Para delegasi yang merupakan Pimpinan (CEO) dari National Standar Body (NSB) maupun organisasi-organisasi internasional mitra ISO, berkumpul serta berpartisi dalam diskusi interaktif yang bertujuan untuk membahas kebijakan dan strategi pengembanaan standar internasional guna memfasilitasi kebutuhan standar yang mendukung perdagangan global. Forum ISO/GA diharapkan pula dapat menghasilkan ide-ide terbaru dan cara terbaik yang dapat membantu ISO untuk memenuhi kebutuhan penggunanya dengan lebih baik.

 

Tahun 2016 menandai awal dimulainya ISO Strategy 2016 - 2020 yang menetapkan arah baru bagi ISO ditahun-tahun mendatang. Seiring meningkatnya harapan yang ditujukan kepada ISO dimasa mendatang, ISO perlu membangun dan memperkuat posisinya. Dengan mengusung target baru “ISO Standards used everywhere”, ISO yakin dapat memberikan kontribusi untuk kemitraan yang lebih kuat dan kolaborasi lebih dekat untuk kepentingan bersama. Keseragaman misi anggota ISO dalam pengembangan dan penyebaran standar dapat membantu meningkatkan kehidupan manusia dimanapun, melindungi lingkungan kita dan memberikan dukungan penting bagi pertumbuhan ekonomi.

 

Enam poin ISO Strategic Directions 2016 - 2020 merupakan komponen yang saling terhubung. ISO akan mengembangkan standar – standar berkualitas tinggi melalui keanggotaan ISO yang global, memastikan keterlibatan pemangku kepentingan dan mitra ISO secara efektif, memberikan dasar yang kuat terkait pengembangan manusia dan organisasi, penggunaan teknologi, dan fokus pada komunikasi yang efektif untuk mencapai target utama yaitu standar – standar ISO digunakan dimana pun.

 

ISO Week in Beijing 2016 meliputi rangkaian Pertemuan bagi pemangku kebijakan ISO seperti Technical Management Board (TMB) pada 10 September 2016 dan Council pada 11 September 2016. Bersamaan dengan Pertemuan Council, diselenggarakan pula the 50th DEVCO Meeting yang dihadiri oleh kurang lebih 100 negara anggota, salah satunya adalah Indonesia. Adapun delegasi Indonesia pada Sidang ini dipimpin oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya, dan beranggotakan Kukuh S. Achmad (BSN), Puji Winarni (BSN), Tonny TH Sinambela (Kementerian Perindustrian RI), Abdul Rahman Saleh (BSN), Herry Rinaldi (Kementerian Perindustrian RI), dan Dewi Nurlatifah (BSN).

 

 

 

 

Presentasi utama pada The 50th DEVCO Meeting disampaikan oleh Mrs Cécile Fruman, Director, Trade & Competitiveness, World Bank Group (WBG) terkait target pembangunan yang berkelanjutan, standard dan negara berkembang. Dalam paparannya, disebutkan 17 tujuan dari pembangunan berkelanjutan sebagaimana yang ditetapkan oleh PBB. Ia meyakini bahwa standardisasi dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dari pembangunan berkelanjutan tersebut. Oleh sebab itu, World Bank Group telah menjadi partner ISO dan memberikan dukungan penuh dalam kegiatan standardisasi dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

 

Selama dua dekade terakhir, anggota ISO dari kelompok negara berkembang semakin meningkat. Saat ini tercatat 75% anggota ISO adalah Negara berkembang. Namun beberapa keterbatasan seperti sumber daya baik dana, kapasitas dan kompetensi personel, pemahaman akan manfaat dan potesi atas implementasi standar, perbedaan Bahasa masih menjadi hambatan bagi mereka dalam berpartisipasi aktif pada kegiatan teknis ISO.  Sehubungan dengan hal tersebut, ISO memahami bahwa partisipasi negara-negara berkembang dalam aktifitas pengembangan standar ISO masih perlu ditingkatkan guna memberikan manfaat standar secara maksimal guna membantu mereka menghadapi tantangan dunia dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu sesi penting dalam The 50th DEVCO Meeting untuk mendapatkan masukan dan solusi atasi hal tersebut adalah Break-out (BO) Session dan diskusinya. Sesi ini mengusung tiga topik dan ketiganya diselenggarakan secara parallel. Adapun ketiga topik BO DEVCO adalah (1) Financial sustainability of national standards bodies in developing countries – adopting the right business model to succeed, (2) How to develop and implement a national standardization strategy, (3) Enhancing developing country participation in international standardization through twinning, partnerships and other


Tiga hari selanjutnya dari penyelenggaraan ISO Week in Beijing (12 – 15 September 2016) dilaksanakan the 39th of ISO General Assembly. Adapun jadwal selama Sidang ini terbagi atas Sambutan Pimpinan ISO, Penyerahan Piagam Penghargaan, Penyampaian Laporan Management ISO, Pemilihan Presiden ISO dan Anggota Council periode selanjutnya, diskusi Panel, Break out Session dan Open Session.

 

 

Pesan penting disampaikan oleh Presiden ISO, Dr. Zhang Xiaogang  dalam sambutannya. Ia menyebutkan bahwa standar telah menjadi “Common Language” yang berperan penting dalam menjembatani interaksi ekonomi yang terjadi antar negara maupun regional di dunia. Standar ISO diakui sebagai standar internasional yang comprehensive yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi waste, mempromosikan perkembangan ilmiah, menjamin keamanan, kehandalan, kualitas dari suatu barang dan jasa yang beredar, serta memelihara kelestarian lingkungan.  Pengembangan standar dituntut untuk memperoleh keberterimaan (acceptance) yang semakin luas.  ISO, melalui ISO Strategy 2016 – 2020 menetapkan objective “ISO Standard accepted everywhere” akan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, baik itu Negara maju maupun Negara berkembang. RRT sebagai salah satu negara maju yang berpengaruh di dunia standardisasi akan terus mengimplementasikan strategi standardisasi, mempromosikan standar dan berbagi pengalaman untuk mewujudkan pembangunan yang inovatif, terkoordinir, ramah lingkungan. 

 

ISO selanjutnya memanfaatkan momen atau forum dimana seluruh pimpinan NSB berkumpul dan berinteraksi ini, dengan memberikan apresiasi dalam bentuk penghargaan antara lain, (1)   The Lawrence D Eicher Award yang diberikan kepada ISO/IEC Technical Committee yang dianggap menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam proses standar setting. Sehubungan dengan hal ini, penghargaan diberikan kepada ISO/TC 207 Environmental Management yang kesekretariatanya dikelola oleh BSI (Inggris). (2) The ISO/DIN essay contest yang didedikasikan kepada pemenang kontes penulisan essay terkait peran standardisasi di negara berkembang. Penghargaan ini jatuh kepada penggiat standar muda dari Jordan yang mewakili JSMO (3) The ISO Excellence Award yang diberikan kepada personal/expert yang tergabung dalang ISO/TC yang dianggap telah memberikan kontribusi yang signifikan. Pada tahun 2016, Penghargaan ini jatuh kepada Mr. Noer Adi Wardojo atas dededikasinya sebagai Convenor ISO/TC 207/SC 1 Environmental Management System selama lebih dari satu dekade.

 

Momen penting lainnya dalam the 39th ISO General Assembly adalah pemilihan Presiden ISO, dimana Mr. Mr John Walter (Canada) terpilih untuk menduduki prosisi tersebut untuk periode periode 2018 – 2019.  Disamping itu, dilaksanakan pula pemilihan anggota Council dan  angota Council periode 2017 -2019 yang terpilih adalah perwakilan dari DSM (Malaysia), HZN (Croatia) dan INEN (Ecuador).

 

 

Sama halnya seperti DEVCO Meeting, pada pengelenggaraan General Assembly juga dialokasikan beberapa agenda yang bertujuan sebagai sarana berbagi pengetahuan, pengalaman dan juga gagasan untuk membangun ISO dan organisasi pengembang standar di level nasional, yaitu berupa diskusi panel, Break out Session dan Open Session.

 

 

Melengkapi agenda ISO Weeks in Beijing, panitia mengalokasikan waktu untuk Networking yang bertujuan untuk memfasilitasi delegasi negara anggota ISO dalam berinteraksi baik secara bilateral, regional maupun internasional. Pada kesempatan ini, Delagasi Indonesia memanfaatkannya untuk melakukan pertamuan diantaranya:

  • Pertemuan antara SIS (Swedia) dan negara – negara yang menerima pendampingan teknis dari SIS pada tanggal 12 September 2016. Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2012 Indonesia melalui BSN telah tergabung dalam program South East and South Asia Region (SESA) yang diinisiasi oleh SIS dan didanai oleh SIDA untuk memberikan pendampingan teknis dalam pengembangan dan implementasi melalui kerangka Program “Trade Promotion through Standardization”.
  • Pertemuan PASC Executive Committee pada 12 September 2016. Pertemuan ini bertujuan sebagai forum untuk memperoleh informasi perkembangan terkait proyek prioritas untuk tahun 2016 – 2017, diskusi kerjasama PASC – COPANT, Pemanfaatan website PASC sebagai sarana komunikasi dan diseminasi informasi dan beberapa isu terkait lainnya.
  • Pertemuan dengan The American Society of Mechanical Engineers (ASME) pada tanggal 13 September 2016, untuk membahas perkembangan kesepakatan kerjasama BSN dan ASME yang telah dirintis beberapa tahun belakangan. 
  • Pertemuan bilateral dengan Delegasi Australia pada tanggal 14 September 2016 untuk membahas perkembangan kerjasama antara BSN dan SA (Standard Australia), update perkembangan Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA) dan beberapa hal terkait lainnya.

 

Partisipasi Delegasi Indonesia pada ISO Week in Beijing 2016, merupakan kesempatan penting bagi BSN dan pemangku kepentingan  untuk dapat memetakan posisi Indonesia di bidang standardisasi dibanding dengan negara-negara anggota ISO lainnya. Selanjutnya, hal tersebut diharapkan dapat digunakan dalam meningkatkan dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan khususnya terkait pengelolaan standardisasi di Indonesia, dan peningkatan mutu produk Indonesia untuk dapat berkompetisi di pasar global. (Sekretariat ISO - BSN)