Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Sidang APEC SCSC 1 Viet Nam 2017: Peran Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dalam Perlindungan Kaum Lansia serta Pengembangan Karir di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

  • Kamis, 23 Februari 2017
  • 3329 kali

Rangkaian sidang APEC tahun 2017 di Viet Nam mengusung tema “Creating New Dynamism, Fostering a Shared Future”. Tema tersebut didukung oleh 4 bidang prioritas yaitu : (1) Structural reform; (2) Innovation; (3) Human capital development in the digital age; dan (4) Enhancing food security and sustainable agriculture in response to climate change, demikian yang dipaparkan Mr. Nguyen Van Khoi, Acting Deputy Director of Standard Department of STAMEQ, selaku Chair APEC SCSC 2017 pada pembukaan sidang Sidang APEC Sub Committee on Standards and Conformance I (APEC SCSC I) yang dilaksanakan pada tanggal 20-21 Februari 2017 di Hotel InterContinental, Nha Trang, Provinsi Khánh Hòa, Viet Nam. Sidang APEC SCSC I didahului dengan Pertemuan informal APEC SCSC Special Regional Bodies (SRB’s) tanggal 19 Februari 2017.

 

 

 

Forum SCSC khususnya di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian mendukung tema tersebut dengan mengedepankan isu-isu global yang berkembang seiring dengan peningkatanlaju pertumbuhan penduduk dunia, inovasi serta digital economy. Australia sebagai anggota ekonomi APEC menangkap peluang ini dengan mengusulkan self funded proyek “The Role of Standards and Innovation for Driving APEC’s Silver Economy”. Silver Economy adalah kondisi sosial di mana terjadi peningkatan angka harapan hidup masyarakat (life  expectancy) termasuk penduduk lansia beserta kebutuhannya.

 

Angka  harapan  hidup  (life  expectancy)  di Indonesia  telah meningkat secara nyata. Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia memiliki harapan untuk hidup hingga mencapai usia 70,7 tahun jauh lebih baik dari angka harapan hidup tiga atau empat dekade sebelumnya, yaitu di bawah 60 tahun. Meningkatnya angka harapan hidup telah menambah jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan merubah struktur penduduk Indonesia. Hal ini tentunya akanberdampak pada meningkatnya perlindungan terhadap kesehatan, jasa, pengembangan produk, inovasi baru dibidang peralatan kesehatan, diet dan nutrisi, sensor technlogy, infrastruktur, otomotif serta produk kosmetik dsb.Untuk mempertajam arah dan sasaran pembangunan perlindungan dan pemberdayaan lansia, diperlukan peran pemerintah di berbagai bidang, di antaranya standardisasi dan inovasi.National Standard Body (NSB) di wilayah ekonomi APEC diharapkan memiliki peran penting dalam penyusunan standar serta penilaian kesesuaian yang berpihak pada perlindungan bagi penduduk lansia tersebut.

 

Dalam forum APEC SCSC I Indonesia menyatakan kesediaannya untuk mengirimkan pembicara sebagai perwakilan dari NSB (BSN) yang akan berbagi pengalaman dalam penyusunan standar dan penilaian kesesuaian. Selain itu, Indonesiajugaakan menominasikan perwakilan dari industri untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi peran standardisasi dan inovasi yang menjadi kebutuhan bagi pelaku usaha, pemerintah, maupun konsumen serta menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk inovasi produk/jasa dan teknologi yang dibutuhkan kaum lansia.

 

Selain memberikan dukungan kepada Australia, Indonesia juga mendukung salah satu proyek yang diusulkan oleh Korea Korea Selatan yang berjudul Inspiring Next Generation of Standards Professional Development: Phase 2. Developing Career Path and Career Map. Pengembangan karir didefinisikan sebagai pendekatan formal yang diambil suatu instansi untuk memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat dibutuhkan, karena perencanaan dan pengembangan karir menguntungkan individu dan instansi.

 

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari proyek sebelumnya tentang pendidikan di bidang SPK yang telah sukses terselenggara hingga tahun ini.Concept note yang disampaikan Korea Selatan bertujuan untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan pengembangan karir bagi profesional dibidang standardisasi dan penilaian kesesuaian beserta tugas dan fungsinya. NSB yang berpartisipasi dalam  proyek ini diutamakan yang menangani bidang pendidikan standardisasi dan bagian Human Resources Departement (HRD). Perwakilan dari International Electrotechnical Commission (IEC) juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini karena sejalan dengan program IEC Young Professionals.

 

 

Selain kedua hal tersebut di atas, Indonesia juga telah melaksanakan pertemuan bilateral dengan delegasi Jepang di sela-sela Sidang APEC SCSC I ini. Pertemuan bilateral tersebut membahas mengenai kelanjutan proyek Jepang tahun 2016 yaitu ISO 14051 tentang Environmental Management on Material Flow Cost Accounting (MFCA). Jepang telah memberikan konfirmasi bahwa proyek ini telah selesai dan mendukung apabila Indonesia bermaksud mengusulkan proyek  baru kepada APEC sebagai pengembangan dari proyek yang dilaksanakan sebelumnya oleh Jepang. Dukungan diberikandalam hal penyusunan concept note bersama antara Indonesia dan Jepang. Concept Note ini akan disampaikan pada sidang APEC SCSC III bulan Agustus di Hanoi Vietnam. Indonesia akan melakukan koordinasi dengan para stakeholders termasuk para ahli terkait MFCA.

Dalam sidang APEC SCSC I ini, Indonesia juga mendukung beberapa Concept Note dari anggota Ekonomi APEC yaitu :

  1. 1.       China : Promotion of Standardization Conformance and Technical Capacity Building on Green Design and Manufacturing;
  2. 2.       US : Enhancing Regulator Expertise on the WTO Agreement on Technical Barrier to Trade
  3. 3.       Viet Nam : Best Practices Sharing of Standard and Conformity Asessment Implementation on Smart Cities in APEC Region.

 

Sidang APEC SCSC I dihadiri oleh 18 dari 21 negara anggota ekonomi APEC, Sekretariat APEC, perwakilan dari Special Regional Bodies/SRB’s (APLAC, APLMF, APMP, PAC, dan PASC), dan perwakilan organisasi internasional (ISO dan IEC). Brunei Darussalam, Kanada, dan Malaysia berhalangan hadir pada pertemuan tersebut. Delegasi Indonesia diwakili oleh Badan Standardisasi Nasional dan Kementerian Perdagangan. (APEC SCSC Indonesia – NN&AG)