Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Standar dan Inovasi dalam pembangunan Silver Economy

  • Rabu, 12 April 2017
  • 5449 kali

Populasi penduduk dunia berusia lebih dari 65 tahun terus merangkak naik. United Nation Department of Economic and Social Affairs Divisi Population Ageing memproyeksikan adanya pertumbuhan jumlah penduduk  lebih dari 65 tahun dari  901 juta jiwa   (12.3 %) pada tahun 2015 menjadi 1.4 Milyar (16.5%) pada tahun 2030.  Lonjakan penduduk dunia juga diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2050  atau mencapai 2,1 Milyar. Hal yang sama terjadi pada 21 anggota ekonomi APEC. Misalnya diproyeksikan tahun 2020,  populasi penduduk berusia diatas 65 tahun di Jepang  akan meningkat 60%, Mexico sebesar  111%  dan 80% di China.  Tentu saja lonjakan penduduk ini akan memunculkan fenomena “Baby Boomers” yang berimplikasi pada perubahan peta politik, ekonomi dan sosial.

Pengetahuan, skill, dan kearifan yang dimiliki oleh  penduduk lanjut usia tidak bisa diabaikan dalam pembangunan ekonomi, oleh karena itu  tidak mengherankan bila trend  peningkatan proporsi penduduk diatas 65 tahun menjadi concern World Economic Forum. Dalam laporannya yang berjudul  “How 21st Century Longevity Can Creates Market and Drive Economic Growth”, World Economic Forum menyampaikan bahwa perusahaan berskala kecil maupun besar mulai meihat isu “ageing/silver economy/silver industry” sebagai prospek dalam penyusunan rencana strategis dan menjadi peluang dagang untuk beberapa  sektor seperti pelayanan kesehatan (Healtcare Services) Asuransi, (Financial Solution), pengembangan kapasitas dan keahlian/skill (intelectual stimulation), keamanan (safety/security) Infrastruktur fisik (Physical Infrastructure), Pelayanan sosial (bantuan sosial, kegiatan keagamaan) dan sebagainya. 

Organisasi internasional dan regional  di didang standardisasi seperti ISO,  IEC, APEC Sub Committte Standard and Conformance (APEC SCSC) juga terus bergerak memfokuskan isu ageing society. Tahun 2016, Australia menyampaikan Concept Note (CN) dengan judul  “Role of Standard and Inovation for Driving APEC Silver Economy” dan  disetujui oleh Sekretariat APEC SCSC pada sidang APEC SOM I bulan Februari 2017. Proyek ini bertujuan untuk mendukung silver economy (baby booming generation), Valuntary Action Plan (VAP)adopsi Internasional standar dan inovasi, serta mendorong badan standardisasi negara APEC untuk menangkap isu-isu terkait ageing society.

Workshop “The Role of Standards and Innovation for Driving APEC’s Silver Economy” yang diselenggarakan di  kantor Standard Australia  tanggal  4-5 April 2017, di Sydney merupakan salah satu tindak lanjut dari dari proyek tersebut .  Kegiatan ini dihadiri oleh 16 anggota ekonomi APEC dengan menghadirkan 15 pembiacara dari praktisi, pakar pendidikan, private sector serta 16 pembicaradari badan standardisasi. Workshop ini membahas Setting the Scene for the Silver Economy, The Emerging Silver Economy Opportunity, dan  Realising the Potential, membahas beberapa isu  terkait  pembangunan dan perumahan, mobilitas dan transportasi, kesehatan, Teknologi informasi dan komunikasi;  Travel, Leisure, Social and Community Engagement, dan Training and Employment plan for Older People, serta  High Level Market Update yang mengungkap landasan value or benefit, issues and challenges serta opportunitiesageing societydi lihat dari perspektif standardisasi.

Indonesia diwakili oleh Dr. Zakiyah, Kepala Pusat Perumusan Standar menyampaikan kondisi terkait demografi kependudukan termasuk klasifikasi populasi penduduk usia lanjut, proyeksi kependudukan serta life expectancy penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2035. Disampaikan juga bahwa Indonesia telah memiliki beberapa peraturan perundang-undangan  terkait yaitu Undang Undanf  No 13/1998, PP No.43/2004 dan Perpres 52/2004. Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi isu ini antara lain kurangnya Riset dan Pengembangan untuk mendukung  penyusunan standar terkait kebutuhan dan harapan populasi usia lanjut, data dan informasi terkait populasi usia lanjut masih tersebar dan  belum terintegrasi dengan baik;  dan saat ini meskipun telah dikuatkan dalam Undang-undang 20 tahun 2014 bahwa dalam penyusunan standar harus memperhatikan kebutuhan seluruh stakeholder namun saat ini BSN belum secara spesific memperhatikan aspek ageing freindly  dalam penyusunan standar tersebut. Workshop ini juga memberi peluang  untuk  kerjasama bilateral anggota ekonomi APEC dibidang pengembangan standar – ageing population, mendorong tumbuhnya  pasar baru untuk barang dan jasa  untuk populasi usia lanjut,  dan menumbuhkan  enterpreneurship terkait isu sosial ekonomi. Selain itu, pengetahuan, keahlian, pengalaman dan  kearifan yang  dimiliki kaum manula menjadi suatu  hal yang sangat berarti untuk diberdayakan untuk penguatanpenyusunan standar di sektor yang terkait. Keterlibatan ageing society dalam silver economy  tidak saja  berbicara kiprah  membangun  daya saing  dengan tumbuhnya pasar  barang dan jasa, tetapi juga  sentuhan  social benefit begiitu terasa ada dalam satu kesatuan tujuan infrastruktur mutu.  (ZK,Tt,Nn)