Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Bersama BSN, Unika Atma Jaya Siap Terapkan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

  • Kamis, 15 Agustus 2019
  • 1691 kali

Perkembangan zaman yang cepat berubah, yang diikuti dengan perkembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian, harus dapat diikuti oleh dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Selain dengan standar akreditasi, kualitas institusi pendidikan juga dapat dilihat dari komitmen dalam menerapkan sistem manajemen mutu. “Tahun 2018 yang lalu, Unika Atma Jaya telah meraih penghargaan SNI Award peringkat emas yang ke-4 kalinya. Itu sudah menunjukkan komitmen Unika Atma Jaya akan mutu,” ujar Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya selepas menandatangani nota kesepahaman dengan Rektor Unika Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko di Kantor BSN, Kamis (15/8/2019). Nota Kesepahaman ini menitikberatkan pada Pembinaan dan Pengembangan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Melalui Tridarma Perguruan Tinggi.

 

Saat ini, BSN telah menjalin kerja sama terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian dengan 62 perguruan tinggi. Tercatat, sudah ada 22 perguruan tinggi yang telah menerapkan mata kuliah pendidikan standardisasi untuk program sarjana. Dengan nota kesepahaman ini, BSN bersama Unika Atma Jaya dapat mengembangkan pendidikan standardisasi, diantaranya melalui kuliah umum standardiasi dan penilaian kesesuaian, Training of Trainer Dosen pengampu mata kuliah standardisasi, serta serta penyediaan SNI Corner.

 

Saat ini, Unika Atma Jaya memiliki sejumlah laboratoium yang cukup memadai. Terdapat beberapa laboratorium teknis yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan penelitian, diantaranya Laboratorium Medis, Laboratorium Riset untuk Biologi dan Teknologi Pangan, serta Laboratorium untuk Program Studi Teknik. Nota kesepahaman ini pun dapat menjadi jembatan untuk pelaksanaan bimbingan teknis dan fasilitasi laboratorium uji fakultas teknik industri guna persiapan akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

 

Perguruan Tinggi memiliki sumber daya manusia yang sangat potensial untuk mengembangkan Standardisasi dan Penilaian Kesusaian. Bambang menyontohkan, ISO 22327 - standar internasional tentang sistem peringatan dini longsor - merupakan standar yang diusung dan dikembangkan oleh Indonesia, hasil kerja sama antara BSN, BNPB, dan UGM. “Saya harap, dengan menggunakan standardisasi dan penilaian kesesuaian, Unika Atma Jaya dapat menjadi pelopor dalam pengembangan standar di bidang tertentu. Saya kira ini adalah awal yang baik agar Indonesia bisa menjadi lebih hebat lagi,” ungkap Bambang.

 

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik, Unika Atma telah menerapkan kriteria standar mutu bagi pendidikan tinggi. Hal tersebut diimplementasikan dengan penerapan SNI ISO 9001:2008, yang saat ini sedang dalam masa transisi ke SNI ISO 9001:2015. “Penerapan standar merupakan salah satu cara kami untuk berkontribusi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Di dunia yang terus berkembang ini, kita tidak mungkin tidak menerapkan standar,” terang Rektor Unika Atma Jaya, Agustinus Prasetyanoko.

 

Agustinus pun berharap, penandatanganan nota kesepahaman ini dapat menjadi pintu masuk untuk mengembangkan standar yang lebih tinggi, baik secara nasional maupun internasional. “Unika Atma Jaya siap menjadi pelopor untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu bagi Organisasi Pendidikan Tinggi, SNI ISO 21001:2018,” tegasnya. (ald-Humas)