Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Bersaing di Era E-Commerce Dengan Menerapkan SNI

  • Selasa, 30 Januari 2018
  • 3424 kali

Tumbuhnya e-commmerce di Indonesia dalam setahun belakangan menimbulkan kekhawatiran sejumlah khalayak akan serbuan produk impor ke Indonesia. Apalagi, penerapan SNI dalam perdagangan impor melalui e-commerce belum dapat dikontrol. Timbul kekhawatiran produk lokal akan kalah bersaing dengan produk impor.

 

Namun tidak demikian dengan Kepala Pusat Akreditasi dan Lembaga Sertifikasi BSN, Donny Purnomo. Menurut Donny, produk lokal tetap dapat bersaing dengan produk impor, asalkan sudah memenuhi standar. "Untuk menyaingi e-commerce dengan produk impor itu,Kalau produk-produk dalam negeri yang berstandar kemudian diperdagangkan secara e-commerce, dalam web khusus misalkan ukm bertanda SNI, atau produk dalam negeri bertanda SNI, di situlah pasar bisa bersaing secara fair," ujarnya saat menjadi nara sumber dalam talkshow Economics Lounge with ISEI di Jak TV, Senin (29/1/18).

Donny berharap pemerintah dan stakeholder dapat bersama2 mendukung pemberlakuan SNI Wajib. Jangan sampai ketika diberlakukan SNI wajib, ukm di Indonesia malah mati. "Artinya, ketika diwajibkan, harus ada lembaga yang bertugas untuk mengangkat, agar produsen dalam negeri dapat berstandar juga," ujarnya.

 

Ada kemungkinan, salah satu penyebab produsen tidak menerapkan SNI adalah karena masyarakat pun belum mementingkan faktor SNI dalam memilih produk. "Dari pengamatan YLKI, awareness konsumen kita tentang mutu memang perlu ditingkatkan," ujar pengurus harian YLKI, Sudaryatmo. Secara umum, lanjutnya, konsumen Indonesia lebih sensitif harga daripada mutu.


Dalam kesempatan ini, Sudaryatmo juga meminta pemerintah untuk mengawasi barang-barang beredar yang sudah diberlakukan wajib, baik untuk melindungi konsumen maupun produsen dalam negeri.(ald-Humas)