Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kepala BSN Kuliah Umum di Universitas Sriwijaya

  • Kamis, 03 Mei 2018
  • 150 kali

Memenuhi undangan Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya (UNSRI), dihadapan sekitar 100 mahasiswa, dosen dan undangan, Bambang Prasetya, Kepala Badan Standardisasi Nasional memberikan kuliah umum dengan topik “Standardisasi Meningkatkan Daya Saing Bangsa dan Sosialisasi SNI ISO 37001:2016” bertempat di aula Program Pascasarjana UNSRI Palembang (28/04).

Diawali pembukaan dengan laporan dari Fakultas MIPA oleh Dr. Suheryanto, Wakil Dekan 1 Bidang Akademik yang juga menjabat sebagai wakil ketua Forum Pendidikan Standardisasi (FORSTAN). Kerja sama antara BSN UNSRI sudah sejak 2009, sudah kali teken MoU, sudah banyak yang dilakukan, hampir semua ruang lingkup sudah ditindaklanjut jelas Suheryanto. Diantaranya pelatihan standardisasi, hibah SNI Corner, pembinaan UMK, kegiatan bersama dengan KLT Palembang, dan hari ini diselenggarakan, kuliah umum dimana 70 pesertanya adalah mahasiswa mata kuliah standardisasi di jurusan Kimia yang saya ampu, lanjut Suheryanto.

Terdapat 3 mata kuliah tentang standardisasi, yaitu standardisasi kimia, analisis bahan industri, dan manajemen laboratorium, kuliah ini sejak 2013 telah diikuti 602 mahasiswa UNSRI.

Ke depan UNSRI berharap bisa berkerja sama dengan BSN, pengembangan laboratorium halal dan pengembangan SNI untuk hasil riset UNSRI, dimana 120 diantaranya telah memiliki hak paten. Banyak hasil penelitian UNSRI yang sudah layak untuk masuk dalam tahap komersialisasi, kami ingin dimulai dengan pengembangan SNInya, jelas Suheryanto.

Dalam sambutannya UNSRI, yang disampaikan oleh, Prof. Zainuddin Nawawi, Ph.D., Wakil Rektor 1 Bidang Akademik mewakili Rektor menyampaikan bahwa kuliah umum dan sosialisasi SNI ISO 37001:2016 ini penting dan mengusulkan topik ini diangkat di tingkat universitas bukan hanya fakultas.

Bambang Prasetya menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi merupakan salah satu mitra strategis BSN karena merupakan critical mass dalam mengembangkan budaya standar, saya yakin di UNSRI sudah tercipta itu, apalagi jika tadi kita melihat laporan yang disampaikan oleh Suheryanto ujar Bambang Prasetya.

Terkait dengan topik kuliah hari ini, jika kita bicara daya saing, maka salah satu topiknya adalah kemudahan berusahana (Ease of Doing Business - EoDB) dimana tiap tahun laporannya selalu dirilis World Bank. Fakta ini menunjukkan bahwa ke depan dunia usaha tidak bisa lepas dari standar, standar sudah menjadi acuan, yang paling baru misalnya kebijakan pemerintah tentang kemudahan berusaha melalui OSS (One Single Submission) itu nanti berhubungan dengan standar. Jadi ditargetkan semua perijinan usaha dapat dilakukan dalam satu pintu (melalui internet) dan satu hari selesai, termasuk SNI yang terkait. OSS ini akan terintegrasi secara nasional, baik di pusat maupun di daerah jelas Bambang Prasetya.

Kita semua tahu, dua kata kunci pertumbuhan ekonomi adalah ekspor dan investasi, semua ini terkait dengan proses perijinan, yang menghambat harus dikurangi. Salah satu yang paling menghambat adalah suap atau pungutan liar. Untuk itu, Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden No. 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dimana salah satu poin-nya adalah BSN diminta untuk mengembangkan (melalui adopsi) SNI tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, SNI ISO 37001:2016. Ternyata fakta di lapangan hampir 100% penyuapan melibatkan sektor swasta. Maka dari itu SNI ini dapat menjadi piranti bagi perusahaan untuk melakukan identifikasi, penanganan dan pencegahan tentang potensi penyuapan. BSN bersama KSP sedang menggalakkan SNI ini agar bisa menjadi persyaratan dalam proyek pemerintah, terutama di sektor yang strategis, seperti energi, lanjut Bambang Prasetya.

Meski hari sabtu, kuliah 2 jam ini kaya diskusi, bahkan selesai kuliah dilanjutkan dengan Focussed Group Discussion dengan yang dihadiri oleh tidak hanya para ketua jurusan, juga undangan dari Dewan Kopi Indonesia Sumsel, Tim Gubernur Sumsel untuk Pembinaan dan Pengawasan SNI, LPPOM MUI Sumatera Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang. Agenda yang dibahas diantaranya, hilirisasi hasil penelitian UNSRI, Pengembangan Laboratorium Halal, Pengembangan SNI Ikan Patin, SNI Kopi dan SNI produk Karet. (Har)