Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Peran Voluntary Sustainable Standards dalam Perdagangan

  • Jumat, 21 September 2018
  • 4704 kali

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Voluntary Sustainable Standards (VSS) telah memainkan peran yang sangat signifikan dalam perdagangan dan rantai nilai di dunia dalam inisiatif untuk mencapai tujuan pembagunan berkelanjutan 2030. Meskipun telah banyak perhatian yang tertuju terkait dengan VSS, sampai saat ini tidak ada definisi VSS yang disetujui secara universal. Hal ini tidak mengherankan mengingat banyaknya program inisiatif berkelanjutan yang dikembangkan oleh berbagai pihak diantaranya adalah lembaga swadaya masyarakat, industri individual, asosiasi Industri, termasuk didalamnya inisiatif dari pemangku kepentingan terkait seperti dari pihak konsumen, umumnya digolongkan sebagai VSS. Sistem VSS sebagian besar dikembangkan oleh pihak swasta, oleh karena itu termasuk dalam kategori Private Standard.

 

The International Convention on Sustainable Trade and Standards (ICSTS) yang digelar oleh Quality Council of India (QCI) bekerjasama dengan United Nations Forum on Sustainability Standard (UNFSS) pada tanggal 17 -18 september 2018 di Andaz Hotel, New Delhi, India, merupakan event internasional pertama yang mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan di dunia untuk mendiskusikan dan berbagi pengalaman dalam memanfaatkan VSS dalam  perdagangan, dan rantai nilai global sebagai penggerak dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. German Development Institute/Deutsches Institut für Entwicklungspolitik (DIE) melalui program Managing Global Governance (MGG) yang dibiayai oleh German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) mensponsori perwakilan dari 5 (lima) negara mitra di MGG program yang terlibat dalam pengembangan National Platform untuk VSS dinegara masing – masing yaitu Cina, Meksiko, Brazil, Afrika Selatan dan Indonesia yang diwakili delegasi dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Pada kesempatan ini Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi, BSN, I Nyoman Supriyatna berkesempatan untuk memberikan paparan dengan topik “Opportunities and challenges on the consolidation efforts in establishing the national platform on VSS”. Pada kesempatan itu Nyoman menyampaikan pandangan BSN dan progress dari pengembangan nasional platform untuk VSS di Indonesia. Pembentukan National Platform ini ditujukan sebagai wadah dialog bagi berbagai pemangku kepentingan VSS nasional untuk mengidentifikasi dan mengatasi isu-isu mengenai VSS dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Sampai saat ini baru India, China, Meksiko dan Brazil yang memiliki national platform untuk VSS.

Pada even ICTS ini pihak UNFSS yang dibentuk untuk melakukan analisis dan diskusi mengenai VSS pada tingkat intergorvemental meluncurkan 3rd Flagship Report: “Voluntary Sustainability Standards (VSS), Trade and Sustainable Development yang disusun untuk membahas seputar VSS dan hubungannya dengan masalah perdagangan, khususnya dampak VSS pada akses pasar. Selain peluncuran flagship report dari UNFSS dalam acara ini juga diluncurkan Handbook mengenai Good Practices for Sustainable Value Chains oleh QCI sebagai pihak tuan rumah. Penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan akan menjadi tonggak penting yang dapat membawa dampak positif bagi implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan secara internasional. (PKS)