Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Hadir di Daerah, UKM Makin Bergairah

  • Jumat, 21 September 2018
  • 1942 kali

MAKASSAR, BKM — Kantor Layanan Teknis (KLT) Badan Standardisasi Nasional (BSN) di Makassar memang belum berusia lama. Diresmikan kehadirannya di Graha Pena Makassar, 13 April 2017 lalu. Baru setahun lebih.

 

Tapi kiprahnya sudah gemilang. Banyak kalangan sudah menikmatinya, terutama penggiat Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Kehadirannya membuat UKM bergairah.

 

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar, Dr Basri Ewa mengatakan, kehadiran KLT BSN di daerah tidak hanya memperpendek birokrasi pengurusan label SNI, tetapi juga membuat pengusaha UKM lebih bergairah. Bergairah dalam menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan berlisensi nasional.

 

“Kehadiran KLT BSN di daerah, termasuk di Makassar ini tentu akan membuat penggiat UKM makin bergairah. Apalagi KLT BSN juga sangat proaktif melakukan pembinaan terhadap pengusaha kecil dan menengah,” kata Basri di Makassar beberapa hari lalu.

 

Basri berharap pengusaha UKM yang ada di Sulsel memanfaatkan keberadaan KLT di Makassar. Tidak hanya menunggu program atau kegiatan yang dilakukan BSN, tetapi juga sesekali melakukan konsultasi atau berkunjung ke kantor layanan teknis BSN.

 

“Kalau KLT BSN sudah proaktif, pengusaha UKM juga tidak boleh berdiam diri. Harus aktif juga,” katanya.

 

Memang, KLT BSN Makassar terus melakukan pembinaan kepada pengelola usaha kecil menengah dalam penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk yang dihasilkannya. Sejumlah kegiatan pelatihan SNI sudah digelar.

 

Di antaranya bimbingan teknis penerapan SNI bagi UKM hasil perikanan dan kelautan yang digelar akhir 2017 lalu. Pelatihan ini diikuti 25 UKM yang berasal dari Makassar, Gowa, Takalar, Bulukumba dan Parepare. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Teguh Budiono dan Juanda Reputra dari KLT BSN Makassar serta Askari, Ketua Dewan Asosiasi UKM Sulsel.

 

Di hadapan pengusaha UKM saat itu, Teguh menjelaskan tugas BSN dalam kegiatan standardisasi di Indonesia. Begitu juga tentang SNI yang menjadi faktor peningkat daya saing produk.

 

Menurut dia, penerapan SNI pada produk UKM memberikan manfaat yang positif. Salah satunya sebagai acuan mutu terhadap sebuah produk dan dapat meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.

 

“UKM bisa mendapatkan tanda SNI apabila memiliki komitmen yang tinggi untuk melakukan perubahan mulai dari cara proses produksi, sarana dan prasarana hingga pengemasan produk,” katanya.

 

Teguh menambahkan, BSN akan memberikan fasilitas insentif kepada UKM di Sulawesi Selatan untuk penerapan SNI. Insentif diberikan melalui beberapa program seperti pengenalan SNI, pembuatan dokumen dan analisa gap dan perbaikan proses produksi, sosialisasi internal, audit internal hingga memfasilitasi pengajuan sertifikasi SNI serta biaya survailen sebanyak dua kali.

 

Pembicara lainnya, Juanda Reputra menjelaskan bagaimana proses untuk mendapatkan Sertifikasi Pengujian Produk Tanda (SPPT) SNI yang harus dilalui oleh pelaku usaha, mulai dari legalitas usaha hingga sarana dan prasarana proses produksi. Sertifikasi SNI merupakan bukti penilaian suatu produk , proses atau jasa yang dilakukan oleh pihak ketiga yang berkompeten berdasarkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).

 

Juanda menambahkan, proses pembuktiannya harus dilakukan dengan cara ilmiah melalui berbagai pengujian, pengukuran dan penilaian. Oleh karena itu, hasil dari sertifikasi tersebut menjadi bukti jaminan kepercayaan bagi semua pihak, baik produsen maupun konsumen yang saling berkepentingan dalam bertransaksi. Sertifikat tanda SNI merupakan bukti kesesuaian mutu produk terhadap sebuah standar yang menjadi acuannya.

 

Askari, pemilik UKM Eltisyah yang telah mendapatkan bantuan program insentif sertifikasi SNI produk, berbagi pengalamannya kepada peserta bagaimana program ini diberikan oleh BSN dan manfaat yang dirasakannya.

 

Ia mengatakan, pada awalnya proses produksi olahan pangan dari hasil perikanan yang dilakukannya masih sangat sederhana. Namun ketika mendapatkan bantuan teknis dari tenaga ahli BSN, hasilnya sangat signifikan. Proses produksi semakin efisien dan mengurangi produksi yang gagal sehingga dapat meningkatkan daya saing produk di pasar.

 

“Terima kasih kepada BSN yang mau membantu secara nyata kepada UKM dan manfaatnya sangat signifikan. Ini tentu akan membuat UKM makin bergairah dalam menghasilkan produk berkualitas,” katanya.

 

Campur tangan pembinaan yang dilakukan KLT BSN Makassar terhadap UKM sudah memberikan hasil gemilang. Dari 50 unit usaha kecil menengah yang mendapat lisensi SNI tahun ini, empat di antaranya berasal dari Sulawesi. Dua dari empat UKM itu merupakan usaha kecil yang berdomisili di Makassar. Keduanya adalah Khanza Gaza dan Cahaya Paledang.

 

Kepala Kantor Layanan Teknis BSN Makassar, Adi Husada optimis jumlah UKM dari Sulawesi dan provinsi di kawasan timur lainnya yang akan mendapat lisensi SNI ke depan akan semakin banyak. Apalagi animo dan gairah pengusaha UKM untuk menggapai sertifikasi SNI semakin tinggi. Itu dibuktikan dengan intensitas kehadiran mereka dari beberapa kegiatan yang digelar KLT BSN Makassar. (fachruddin palapa)

 

Link: http://beritakotamakassar.fajar.co.id/berita/2018/09/19/bsn-hadir-daerah-ukm-makin-bergairah/