Badan Standardisasi Nasional
 
  • A
  • A

Tinjauan SNI

  • Tuesday, 04 November 2014

 

 

Perumusan standar internasional

- Sebagai National Standards Body (NSB), BSN mewakili Indonesia dalam organisasi perumus standar internasional, yaitu:

  • Forum ISO (International Organization for Standardization) yaitu organisasi perumus standar internasional untuk produk/jasa umum non elektroteknik. Tujuan dari ISO adalah untuk mempromosikan pengembangan standardisasi dunia dan kegiatan terkait lainnya, untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa di pasar internasional, serta mengembangkan kerjasama di bidang kegiatan intelektual, scientific, teknologi dan ekonomi. Forum ISO beranggotakan badan standar nasional dari berbagai negara. dimana sampai dengan Januari 2007 beranggotakan 159 National Standard Bodies (NSB), terdiri dari 104 Member Body (MB), 44 correspondent members, dan 11 subcriber members

Indonesia menjadi anggota ISO sejak tahun 1965 diwakili oleh Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (YDNI). Pada periode tahun 1978 - 1986 diwakili oleh BKS LIPI - YDNI (Badan Kerja LIPI), kemudian sejak bulan Februari 1986 diwakili Dewan Standardisasi Nasional (DSN) dengan sekretariat di Pusat Standardisasi LIPI. Setelah bulan November 1997 sampai saat ini BSN mewakili Indonesia sebagai Member Body ISO.

Partisipasi aktif Indonesia dalam forum ISO sampai bulan Desember 2007, adalah sebagai anggota aktif (Participating-member) dalam 17 Technical Committee (TC)/44 Sub Committee (SC), dan anggota observer (O-member) dalam 112 TC/39 SC ISO.

 

  • Forum IEC (International Electrotechnical Commission) yaitu organisasi perumus standar internasional untuk bidang elektroteknik. IEC mempunyai misi, melalui anggotanya, untuk mempromosikan kerjasama internasional mengenai semua permasalahan dalam standardisasi dan yang terkait, seperti penilaian kesesuaian di bidang kelistrikan, elektronik, elektroteknika dan yang berkaitan dengan teknologi. Forum ISO dan IEC secara bersama-sama juga menyusun standar internasional melalui Joint Technical Committee (JTC) untuk sektor yang memiliki ruang lingkup yang bersinggungan antara produk umum dan elektroteknik, seperti untuk teknologi informasi dan ketelusuran data. IEC sampai tanggal 31 Desember 2007 beranggotakan 52 Anggota Penuh (Full Members) dan 17 Associate Members.

Partisipasi Indonesia dalam forum IEC ini dikoordinasikan melalui Panitia Nasional IEC (Indonesian National Committee for IEC). Indonesia menjadi anggota IEC sejak Mei tahun 1954 diwakili oleh Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (YDNI). Pada periode tahun 1978 - 1986 diwakili oleh BKS LIPI - YDNI (Badan Kerja LIPI), kemudian sejak bulan Februari 1986 diwakili Dewan Standardisasi Nasional (DSN) dengan sekretariat di Pusat Standardisasi LIPI. Sejak bulan November 1997 sampai saat ini BSN bertindak selaku sekretariat Indonesian National Committee dalam forum IEC. Sampai dengan akhir Desember 2007, Indonesia telah berpartisipasi aktif (P-member) dalam 10 TC IEC dan 8 SC IEC. Sedangkan yang berstatus sebagai observer (O-member) berjumlah 50 TC/SC.

 

  • Forum CAC (Codex Alimentarius Commission) adalah organisasi perumus standar internasional untuk bidang pangan. CAC merupakan kepanjangan tangan dari organisasi WHO-FAO. Indonesia menjadi anggota aktif dalam semua Codex Committee yang ada.

Yang menjadi tanggung jawab BSN adalah:

-   Codex Committee on General Principle
Merupakan komite untuk menangani materi umum dan prosedural yang dirujuk kepadanya oleh CAC.

-    Codex Committee on Method of Analysis and Sampling
Merupakan komite yang bertindak sebagai badan yang mengkoordinasikan Codex dengan grup internasional yang bekerja dalam metode analisis dan sampling, serta sistem jaminan mutu untuk laboratorium. Komite ini mendefinisikan kriteria yang cocok untuk metode analisis dan sampling Codex.

-   ASEAN Task Force on Codex
Merupakan forum negara-negara ASEAN untuk membahas materi-materi Codex atau usulan-usulan baru dari Negara anggota ASEAN untuk diajukan kepada komite Codex.

-    Codex Committee for Asia
Merupakan forum negara-negara Asia untuk membahas materi-materi Codex atau usulan-usulan baru dari negara anggota Asia untuk diajukan kepada komite Codex.

 

Kerjasama standardisasi

  •  BSN aktif dalam mewakili Indonesia di kerjasama standardisasi di berbagai forum, yaitu:

Ø  Tingkat ASEAN, mewakili Indonesia dalam forum ACCSQ (ASEAN Consultative Committee for Standards and Quality).

Ø     Tingkat APEC, mewakili Indonesia dalam forum SCSC (Sub Committee on Standards and Conformance) dan PASC (Pacific Area Standards Congress).

Ø   Tingkat ASEM, mewakili Indonesia dalam forum TFAP on SCA (Trade Facilitation Action Plan on Standards and Conformity Assessment).

  • BSN aktif mewakili Indonesia dalam perintisan kerjasama bilateral yang dibahas dalam Joint Commission Meeting (JCM), untuk memperlancar kerjasama perdagangan dan investasi melalui perintisan kerjasama dan perjanjian saling pengakuan dibidang standardisasi.

Kerjasama bilateral dalam bentuk MoU dibidang Standardisasi yang telah ditandatangani oleh BSN sampai saat ini adalah dengan :

- Bureau of Product Standards (BPS)-Philippina;

- Turkish Standards Institution (TSE)-Turki;

- Jordan Institution for Standards and Metrology (JISM)-Yordania;

- Egyptian Organization for Standardization And Quality (EOS)-Mesir, dan

- The Institute of Standards and Industrial Research of Iran (ISIRI)-Iran.

Sementara kesepakatan dalam bentuk perjanjian saling pengakuan (MRAs) adalah dengan BPS-Philippina dalam bentuk Product Certification and Approval Scheme untuk produk-produk: Tyre and tyre products; plywood; accumulator; matches; lighters; automotive safety glass; flat glass; sanitary wares; lamps and related products; wiring devices; electrical; electronic appliances; and cosmetics

 

  •   Perintisan kerjasama dengan Standards Development Organizations (SDOs).

Untuk keperluan adopsi standar dari organisasi perumus standar lain yang diakui secara internasional, BSN juga menjalin kerjasama melalui kesepakatan salin pengertian (MoU) dengan Standards Development Organizations (SDOs) yaitu :

- IAPMO (International Association of Plumbing and Mechanical  Officials),

- NFPA (National Fire Protection Association), dan

- ASTM (American Society for Testing Material).

Keuntungan dari kerjasama ini adalah Indonesia bebas mengadopsi standar mereka tanpa kena royalti asal memberitahukan adopsi tersebut, bahkan Indonesia dapat berpartisipasi dalam proses perumusan standar SDOs tersebut.

 

  •   Perintisan kerjasama dengan Pemerintah Daerah.

Untuk menggali potensi daerah, khususnya produk unggulan daerah yang berpotensi untuk diekspor, serta untuk mengembangkan kegiatan standardisasi di daerah, khususnya untuk mengembangkan infrastruktur penilaian kesesuaian yang mendukung produk unggulan daerah, BSN melakukan perintisan kerjasama dengan pemerintah daerah. Saat ini kerjasama (MoU) yang telah ditandatangani baru dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Diharapkan dalam waktu mendatang akan ada kesepakatan kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah lainnya.

 

  •   Perintisan kerjasama standardisasi dilingkungan pendidikan.

Untuk menyebarluaskan pemahaman dan pentingnya aspek standardisasi dalam mendukung perdagangan dan untuk perlindungan bagi konsumen, BSN menjalin kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi untuk memasukkan isu standardisasi dalam kurikulum pendidikan, maupun untuk keperluan kerjasama riset standardisasi dan ekperts dalam proses perumusan standar.  Untuk saat ini kesepakatan yang telah dilakukan adalah dengan Universitas Diponegoro (UNDIP)-Semarang, sementara itu yang masih dalam proses perintisan adalah dengan Universitas Brawijaya (UNIBRAW)-Malang, Universitas Hasanuddin (UNHAS)-Makasar, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

 

 

 

­