Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Peringati Hari Metrologi Dunia, BSN Akan Gelar Simposium dan Workshop Metrologi

  • Selasa, 14 Mei 2019
  • 2465 kali

Kepala Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Suhu, Direktorat Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia BSN, Ghufron Zaid

 

Metrologi secara ringkas merupakan aktivitas ukur mengukur baik teori maupun praktis. Guna menghindari hambatan kesulitan standardisasi sistem pengukuran bagi masyarakat internasional maka didirikan BIPM (Bureau Internationale des Poids et Mesures) yang berkedudukan di Paris melalui perjanjian diplomatik yang dikenal dengan Convention du Metre (Konvensi Meter) pada 20 Mei 1875. Untuk memperingati penandatanganan konvensi tersebut, setiap tanggal 20 Mei kemudian dinyatakan sebagai Hari Metrologi Dunia.

 

Sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bertugas dan bertanggung jawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, Badan Standardisasi Nasional (BSN) pun turut memperingati Hari Metrologi Dunia. “Tahun ini, BSN akan menyelenggarakan Simposium dan Workshop Metrologi “Harmonisasi Redefinisi Sistem Internasional Satuan Ukuran dan Kurikulum Pendidikan Nasional” di Auditorium Gedung BPPT II, pada Selasa, 21 Mei 2019,” ujar Kepala Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Suhu pada Direktorat Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia BSN, Ghufron Zaid di Jakarta (13/05/19).

 

Dalam acara tersebut, BSN akan menyosialisasikan redefinisi sistem satuan internasional (SI) yang sudah disepakati sejak 16 November 2018 melalui Konferensi Umum Takaran dan Ukuran ke-26 yang berlangsung di Versailes, Perancis. Ghufron berpendapat, perubahan definisi SI ini dapat dikatakan sebagai tonggak sejarah menuju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi untuk berbagai kepentingan di seluruh dunia.

 

“Redefinisi ini akan berpengaruh terhadap dunia pendidikan, karena dalam dunia pendidikan diajarkan tentang definisi satuan ukuran, dan terus berulang bahkan hingga tingkat perguruan tinggi,” jelas Ghufron. Ia pun menilai, bila definisi pengukuran di dunia internasional sudah berubah, tentu kurikulum pendidikan di Indonesia harus dapat menyesuaikan.

 

“Mulai tanggal 20 Mei nanti, definisi pengukuran ini sudah resmi diubah, sehingga perlu penyesuaian kurikulum baik di pendidikan tinggi maupun pendidikan menengah,” papar Ghufron. Untuk itu, lanjutnya, acara ini akan menghadirkan para narasumber dari bidang pendidikan. “Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Mohamad Nasir akan menjadi pembicara utama dalam acara ini,” terangnya.

 

Ghufron berharap, acara ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya pengukuran. “Sesuatu yang rutin kadang dirasakan biasa, padahal itu penting dalam hidupnya,” tutupnya. (ald-Humas)




­