Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Dukung Industri Perkeretaapian, BSN Adopsi Standar IEC Tentang RAMS

  • Rabu, 17 Juli 2019
  • 4741 kali

Pesatnya pertumbuhan perekonomian di kota-kota besar yang ada di Indonesia harus diantisipasi dengan tepat, terutama dalam hal penyediaan jasa transportasi massal. Kegagalan dalam hal ini akan berdampak pada kemacetan akibat bertambahnya volume kendaraan yang ada di jalan. Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah dituntut untuk menyediakan moda transportasi massal yang nyaman, aman dan terjangkau. Kereta api menjadi salah satu pilihan terbaik yang dipilih pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan jasa transportasi massal di kota-kota besar dan antar kota.

 

Badan Standardisasi Nasional (BSN) pun turut mendukung kegiatan pengembangan sarana-prasarana di bidang perkeretaapian. Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah pun menegaskan bahwa BSN bersama Komite Teknis 45-01 dan Komite Teknis 45-02 siap memetakan standar-standar yang dibutuhkan untuk terlaksananya kegiatan perkeretaapian. “Saat ini, BSN telah mengadopsi standar IEC tentang RAMS secara identik,” ujar Zakiyah dalam FGD Penguasaan dan Pemanfaatan Teknologi untuk Mewujudkan Industri Perkeretaapian yang Maju dan Mandiri pada Rabu (17/7/2019) di Gedung BPPT, Jakarta.

 

RAMS (Reliability, Availability, Maintainability, Safety) merupakan karakteristik operasi jangka panjang suatu sistem yang dicapai melalui penerapan konsep, metode, peralatan dan teknik rekayasa yang telah ditentukan sepanjang siklus hidup sistem. Penerapan standar RAMS (SNI IEC 62278:2002) akan memberi jaminan atau tingkat percaya diri yang lebih tinggi bahwa keseluruhan system dapat merealisasikan target output dari railway systems. “Dalam standar ini ada pembagian yang jelas, siapa yang melakukan apa,mulai dari konsep, perawatan, dan lain sebagainya” jelas Zakiyah.

 

Standar ini juga memberikan indikator baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang mengukur ketersediaan dan keamaan sistem tersebut, termasuk dalam menghitung tingkat TKDN. “Dengan penerapan RAMS akan memperkuat kita dalam memberikan penilaian berapa persen tingkat TKDN-nya,” papar Zakiyah. “Konsep-konsep reliability dalam siklus juga perlu diperhitungkan untuk menetapkan perhitungan TKDN,” tambah Zakiyah.

 

Zakiyah pun berpendapat, implementasi RAMS sangat terkait dengan kualitas layanan kepada customer. “Keandalan peralatan, aspek safety, tingkat kompetensi SDM, sangat mempengaruhi bagaimana kualitas dari layanan jasa di perkeretaapian,” tuturnya. (ald-Humas)