Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Siswa-Siswi SMAK St. Louis 1 Surabaya Semakin Mantap Berkompetisi di Olimpiade Standar Internasional

  • Senin, 22 Juli 2019
  • 1533 kali

Memasuki tahap akhir pembekalan untuk siswa-siswi SMAK St. Louis 1 Surabaya pada senin (22/7/2019), di Kantor BSN, Jakarta, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya menyampaikan pesan, “Kekompakan atau team work penting dalam berkompetisi, karena dengan adanya kerja tim dapat menimbulkan kreativitas.” Tim SMAK St. Louis 1 Surabaya yang terdiri dari Maharani Ayu Putri Irawan, Evan Leonard, dan Tiffany Lindsay Silamurti merupakan juara 1 Kompetisi Standardisasi Nasional 2019 yang diselenggarakan oleh BSN.

Dalam kesempatan tersebut, Bambang Prasetya menyerahkan secara langsung medali juara kepada Tim SMAK St. Louis 1 Surabaya sekaligus melepas tim untuk berlaga dalam The 14th International Standards Olympiad, Korea Selatan, pada 23-25 Juli 2019. Untuk menyiapkan tim dalam menghadapi The 14th International Standards Olympiad, BSN bekerjasama dengan Komunitas Kota Cerdas Indonesia, telah memberikan bimbingan tentang pemanfaatan teknologi yang telah berbasis pada IOT (Internet of Things). Dalam bimbingan ini, peserta dibekali bagaimana melakukan pemograman dengan menggunakan Arduino Uno dan Objectblocks. Arduino Uno sendiri merupakan board yang dapat digunakan untuk membuat program untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika, dan dengan menggunakan Objectblocks sebagai media untuk melakukan pemrograman. Selain itu, BSN juga membekali tim dengan bimbingan intensif mengenai materi-materi standardisasi dan penilaian kesesuaian.

Sekretaris Utama BSN, Puji Winarni dalam acara pelepasan berharap agar tim kedepannya bisa terus berkontribusi di bidang standardisasi khususnya melalui Internet of Things. “Internet of Things atau yang dikenal dengan IoT jelas sangat membantu kehidupan manusia, saat ini zamannya internet yang berperan untuk lebih memberdayakan kehidupan manusia termasuk UMKM,” ujar Puji Winarni.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset dan Pengembangan BSN, Yopi juga berpesan bahwa Indonesia di ajang internasional tersebut setara dengan negara-negara yang berpartisipasi. “Untuk meningkatkan kualitas, kuncinya adalah bahagia ketika melakukan pekerjaan sehingga tidak terasa waktu yang terlewati. Juara di kompetisi itu penting, namun tetap harus sportif,” tutur Yopi.

Untuk menambah semangat berkompetisi, Widyaiswara Ahli Utama BSN, Dewi Odjar Ratna Komala berpesan bahwa untuk menjadi juara diperlukan adanya konsistensi, dan standar adalah menjaga konsistensi tersebut. “Dalam kompetisi jangan merasa sebagai korban atau victim. Dalam berkompetisi harus berperilaku layaknya pemenang. Sebagai pemenang perlu rasa memiliki, handal, serta bertanggung jawab,” sambung Dewi.

Konsep yang diajukan Tim Indonesia adalah Smart Agriculture – Adaptive Planting System, yaitu sebuah sistem pengairan bagi tanaman yang mengedepankan otomasi. Pemrograman yang dikerjakan untuk otomasi adalah dengan menggunakan sebuah mikrokontroler canggih, Arduino Uno. Ternyata, alasan dibalik konsep yang dipilih adalah karena tanah Indonesia yang subur dan baik untuk ditanami berbagai macam tumbuhan, sehingga diperlukan sebuah sistem pengairan tanaman yang baik namun mengikuti perkembangan zaman di era revolusi industri 4.0 yang mengedepankan otomasi di berbagai lini kehidupan.


Semoga pembekalan serta bimbingan dari BSN kepada ketiga siswa-siswi SMAK St. Louis 1 Surabaya dari awal hingga akhir bisa memaksimalkan usaha dan memperoleh hasil yang dapat mengharumkan negara dan bangsa Indonesia di kompetisi mengenai standar tingkat internasional tersebut. (Pja)