Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Membangun Literasi SPK Bersama Sivitas UNDIP dan Pengelola SNI Corner

  • Senin, 14 Oktober 2019
  • 2893 kali

Semarang, 11 Oktober 2019. Dalam rangka memperingati Bulan Mutu Nasional Tahun 2019, Layanan Informasi dan Perpustakaan BSN menyelenggarakan Knowledge Sharing dan Diskusi dengan tema "Standardisasi dan Peran Standar dalam Pendidikan dan Bisnis" bertempat di Ruang Pertemuan UPT Perpustakaan UNDIP Semarang. Kegiatan ini dihadiri oleh tamu undangan yang berasal dari sivitas akademika UNDIP, pustakawan, dan pengelola SNI Corner. 

Acara dibuka oleh Budi Setya Adhi, SIP., MA selaku Kepala UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro. Selanjutnya, Plt. Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi, Iryana Margahayu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan awareness dan menumbuhkan literasi SPK (standardisasi dan penilaian kesesuaian, -red) di kalangan sivitas UNDIP dan masyarakat pada umumnya. 

Ki-Ka: Budi Setya Adhi (UNDIP), Dr. Darsono, SE Akt, MBA (Warek 3 UNDIP), Iryana Margahayu (BSN), Hendro Kusumo (BSN), Arfan Bachtiar (UNDIP) dan Minanuddin (BSN)

Ki-Ka: Budi Setya Adhi (UNDIP), Dr. Darsono, SE Akt, MBA (Warek 3 UNDIP), Iryana Margahayu (BSN), Hendro Kusumo (BSN), Arfan Bachtiar (UNDIP) dan Minanuddin (BSN)

Acara ini resmi dibuka oleh Wakil Rektor 3 UNDIP, Dr. Darsono, SE Akt, MBA, yang dalam sambutannya menyatakan bahwa penerapan standar di Indonesia agak tertinggal, jika mau meningkatkan bangsa menjadi lebih beradab, maka standar harus diterapkan dan ditingkatkan.

Acara dilanjutkan dengan kegiatan knowledge sharing dengan tema “Standardisasi dan Peran Standar dalam Pendidikan dan Bisnis”. Hadir sebagai pembicara yaitu Arfan Bachtiar (UNDIP), Hendro Kusumo (BSN), Minanuddin (BSN) dan dimoderatori oleh Yuniwati Yuventia (Pustakawan UNDIP).

Arfan Bachtiar, dosen jurusan Teknik Industri UNDIP menyampaikan bahwa pentingnya standar diterapkan di dalam materi perkuliahan untuk menciptakan mahasiswa “militan standar”. Beliau juga menyampaikan bahwa Indonesia berada pada peringkat 43 dari 53 negara diukur dari indeks infrastruktur mutu. 

“Sisi positif dari penerapan standar adalah barang yang diekspor dapat diterima oleh negara lain karena adanya harmonisasi antara standar yang berlaku nasional dengan standar di negara lain”, ungkap Arfan.

Pembicara kedua adalah Hendro Kusumo, beliau menyampaikan bahwa pengembangan SNI dilakukan secara konsensus dan ditetapkan oleh BSN. 

“Untuk pemenuhan ketentuan WTO perlu dilakukan beberapa hal diantaranya adalah harmonisasi standar nasional dengan standar internasional, aturan pemenuhan prinsip dasar dalam pengembangan standar, regulasi teknis harus memenuhi legitimate objectives, dan penilaian kesesuaian melalui saling pengakuan antar negara”, terang Hendro dalam paparannya. 

“Dalam bidang pendidikan, standar dapat diterapkan untuk meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing. Salah satu standar yang berlaku untuk hal tersebut adalah SNI ISO 21001:2018 tentang sistem manajemen untuk organisasi pendidikan”, lanjut Hendro.

Minanuddin, sebagai pembicara terakhir mengatakan bahwa seharusnya pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada pustakawan dapat “memberi saham” untuk peningkatan kualitas dan mutu. 

“Standar juga diperlukan dalam dunia perpustakaan, contohnya ketika melakukan klasifikasi buku, ketika tidak diterapkan standar maka akan merugikan pengguna dengan tidak tertelusurnya sumber informasi yang dibutuhkan. Standar juga diharapkan dapat memperkaya akademisi dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dijadikan tambahan referensi”, papar Minanuddin.

Dari knowledge sharing dan diskusi kali ini dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan budaya standar menjadi hal yang perlu dilaksanakan secara bersama-sama dalam bentuk sinergi, baik antara regulator, akademisi, pelaku usaha dan masyarakat. Literasi SPK bertajuk knowledge sharing ini merupakan salah satu saluran untuk memenuhi indikator tersebut. Beberapa rekomendasi lainnya dalam upaya mencapai indikator tersebut juga muncul dalam diskusi ini diantaranya adalah melakukan social movement dalam bentuk “kota sadar standar”, menerapkan materi perkuliahan terkait standar, optimalisasi penerapan SNI melalui regulator, dan optimalisasi akses penelusuran SNI. (LIP-HKLI)

----

Penulis: Diandra Nessia Alisty

Editor: Muhammad Bahrudin

----

Materi knowledge sharing dan diskusi ini dapat diunduh melalui tautan berikut: Unduh materi