Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Dukung Program OPOP, BSN Kenalkan SNI ke Para Santri di Jawa Timur

  • Selasa, 29 Oktober 2019
  • 1795 kali

Standar Nasional Indonesia (SNI) ditetapkan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karenanya, SNI dapat diterapkan oleh pelaku usaha dari semua kalangan, baik UMKM hingga industri besar.

 

Demikian diungkapkan Kepala Kantor Layanan Teknis Badan Standardisasi Nasional (BSN) Surabaya, Yuniar Wahyudi saat mengunjungi Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri di Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin (28/10/2019). Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri merupakan salah satu pesantren agrobisnis dan agroindustri yang terpilih menjadi Pilot Project program One Product One Pesantren (OPOP) yang digagas oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Yayasan ini tengah mengelola usaha kopi bubuk dan pipa PVC untuk memberdayakan ekonomi santri serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar pesantren.

 

“Saya bangga dengan para santri di Jawa Timur karena dibekali kemandirian dan kewirausahaan. Tentu, agar suatu produk dapat berdaya saing, perlu perlakuan khusus. Salah satunya dengan menerapkan SNI,” ujar Yuniar.

 

Dalam kesempatan ini, Yuniar menyampaikan perkembangan SNI di Indonesia. “Saat ini, terdapat 9000-an SNI yang dapat diterapkan, termasuk SNI terkait kopi bubuk dan pipa PVC. Saya harap Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri pun dapat menerapkan SNI dalam menjalankan usaha kemandirian,” harap Yuniar.

 

Yuniar menyampaikan, BSN siap memfasilitasi para pelaku usaha yang ingin menerapkan SNI, termasuk bagi para santri pondok pesantren yang telah menerapkan OPOP. “Setiap tahunnya, BSN memiliki program fasilitasi penerapan SNI bagi para pelaku usaha. Kami akan senang bila program ini dapat mendukung penerapan OPOP,” ungkapnya.

 

Yuniar pun menerangkan bahwa para santri tidak perlu pergi ke Jakarta bila ingin tahu lebih banyak tentang SNI, karena saat ini BSN telah memiliki Kantor Layanan Teknis (KLT) di Surabaya. “Silakan datang ke KLT BSN untuk berdiskusi tentang SNI. KLT BSN selalu terbuka bagi para pelaku usaha yang ingin menerapkan SNI,”tegasnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Mukmin Mandiri, KH. Muhamad Zakki menyambut ajakan Yuniar untuk meningkatkan kualitas usaha kopi bubuk dan pipa pvc yang dikelola di pondok pesantrennya. Ia  pun menghimbau para santrinya agar berpikiran terbuka dalam menerima ilmu tentang standardisasi. “Saya harap, kedepannya kami dapat menerapkan SNI atas usaha yang kami kelola,” ucapnya. (klt_sby/humas)