Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Belajar dari Kopi Ber-SNI

  • Rabu, 13 November 2019
  • 2647 kali

Kopi bisa jadi diciptakan Tuhan layaknya minuman ajaib. Tiap hari hampir 2,25 milyar cangkir kopi diminum oleh penduduk bumi. Kopi itu sehat, buktinya negara peminum kopi terbanyak adalah negara maju (Finlandia, Norwegia, AS, Jerman, Italia, Jepang, China) yang sudah pasti standar kesehatannya lebih tinggi dari Indonesia.

Kopi menjadi komoditas dengan nilai perdagangan atau ekonomi terbesar kedua dunia setelah minyak bumi. 240 milyar dolar AS tiap tahun. RI sebagai pemilik kebun kopi (1,2 juta ha) kedua terluas di dunia setelah Brazil, produsen biji kopi ke-4 terbesar di dunia, baru menikmati Rp 6 T - 7 T per tahun (1 M - 1,2 M Dolar AS).

 

Di Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir, kopi mampu membalikan dominansi minuman ringan cola. China dan Jepang sekarang sedang beralih (shifting) menjadi negara peminum kopi (kedai kopi terbesar di dunia ada Tokyo dan Shanghai).

 

Mungkin karena keajaiban kopi juga yang membawa 18 orang pelaku usaha kopi Jawa Tengah datang ke Palembang untuk belajar pengolahan kopi dan produk kopi sesuai SNI atau standar selama hampir satu minggu (5-9/11). Ke-18 orang tersebut ada yang petani kopi, pemroses pasca-panen (prosesor), penyangrai (roastery), pengolah kopi bubuk, dan juga pemilik kedai.

 

Kunjungan yang bertema praktik kerja lapangan ini difasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah. Rombongan dipimpin oleh Dr. Sri Mulato, peneliti senior Puslit Kopi dan Kakao Jember pendiri Coffee and Cocoa Training Center (www.cctcid.com), yang mendapat julukan Profesor Kopi (peneliti dan praktisi kopi selama lebih dari 40 tahun). Penemu Komik (Kopi Minim Kafein). Peneliti Terbaik Lembaga Riset Perkebunan Indonesia 2017.

 

KLT BSN Wilayah Palembang mendampingi selama kunjungan, dibawanya rombongan melihat langsung ke UKM produsen kopi Benua ber-SNI, Kedai Kopi Kawe (bahasa daerah Semendo untuk kopi diambil dari bahasa arab Qohwa) yang dijalankan oleh UKM Kopi ber-SNI Tunggu Tubang Semende.

 

Melihat langsung laboratorium pengujian kopi dan proses sertifikasi SNI Kopi bubuk, berdiskusi dengan Barista tersertifikasi BNSP, Iyan Muhazan (duta kopi Indonesia putra), Pusat Promosi Rumah Kopi Sumsel BI (Hendra Beskabean Roastery, q-grader/arabica grader), diskusi malam dengan teman-teman pemilik kedai kopi di Palembang.

 

Diakhiri dengan diskusi pengolahan pasca-panen dan teknik roasting kopi Sumsel dengan Raymond Ali, pemilik kedai Luthier Coffee, q-grader dan q-processor tersertifikasi SCA (Specialty Coffee Association), juara nasional Indonesia Barista Championship, pernah mewakili Indonesia di Asia Barista Championship di Shanghai, China.

 

Kunjungan ini ibarat anjangsana atau temu kangen para pecinta kopi yang ingin kopi-nya menjadi lebih baik sesuai standar (SNI), agar petani kopi makin sejahtera sehingga bersemangat menghasilkan kopi berkualitas, karena 60% kualitas akhir ditentukan di kebun (petani). (kltplm)