Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Gandeng MMI Kenalkan Metode Monte Carlo untuk Analisa Ketidakpastian

  • Jumat, 01 Mei 2020
  • 2756 kali

Infrastruktur mutu terdiri atas 3 pilar utama, yaitu metrologi, standardisasi, dan penilaian kesesuaian. Metrologi/pengukuran mencakup aktifitas untuk melakukan pengukuran yang benar, tertelusur, dan diakui kebenarannya dalam tingkat nasional, regional, maupun internasional. Metrologi sangat penting karena merupakan basis dari kinerja standar. Bila pengukuran tidak tepat, maka kegiatan standardisasi tentu tidak dapat optimal.

 

Untuk memfasilitasi masyarakat di bidang metrologi serta untuk menunjang profesionalisme, Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerja sama dengan Masyarakat Metrologi Indonesia (MMI) menggelar Kolokium online “Pengenalan Metode Monte Carlo untuk Analisa Ketidakpastian” pada Rabu, 29 April 2020melalui aplikasi zoom dan youtube. “Kegiatan metrologi ini sangat luas, maka kita perlu selalu membangun komunikasi,” ujar Presiden MMI, Sukiswanto, saat membuka kolokium.

 

Pada umumnya, pengukuran ketidakpastian dapat menggunakan metode Law of Propagation Uncertainty (LPU) / GUM. Namun, metode ini disinyalir memiliki beberapa kelemahan. “Metode GUM sangat tepat hanya untuk model linear atau model dengan nilai nonlinear yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Sedangkan Metode Monte Carlo / MCM dapat diaplikasikan untuk sembarang model,” ujar Kepala Subdirektorat Standar Nasional Satuan Ukuran Suhu BSN, Arfan Sindhu Tistom selaku narasumber. Selain itu, lanjutnya, dalam metode GUM, ketidakpastian gabungan selalu diasumsikan terdistribusi normal, sedangkan dalam MCM, informasi distribusi kuantitas output didapat.

 

Salah satu keunggulan MCM adalah tidak memerlukan teknik matematika yang tinggi. Penggunaan MCM hanya memerlukan software yang memiliki fungsi bilangan random, seperti Mathlab, Mathematica, R statistics, Excel. “Tentu, kita harus memiliki skill dasar pemograman sesuai dengan software yang digunakan,” tegas Arfan.

 

Dalam kolokium yang diikuti oleh 255 peserta ini, Arfan juga memberikan contoh model matematika menggunakan MCM. Ia pun menyarankan para peserta kolokium untuk menggunakan komputer dengan processor yang cukup cepat bila ingin menganalisa ketidakpastian dengan menggunakan MCM. (ald-Humas)