Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Perlu Penguatan Daya Saing, Dodos dan Egrek pun Akan Dilabeli SNI

  • Jumat, 11 September 2020
  • 6053 kali

RIAU – Indonesia menjadi salah satu Negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dengan lahan terluasnya berada di Provinsi Riau. Tentunya kelapa sawit menjadi komoditas unggulan ekspor pertanian di Bumi Lancang Kuning tersebut.  Salah satu tahapan penting pada budidaya sawit ini adalah kegiatan pemanenan. Untuk mendapatkan kualitas produk panen yang baik, tidak hanya diperlukan tenaga kerja yang terlatih, tetapi juga alat pemanen yang berkualitas. Dodos dan egrek adalah alat konvensional yang biasa digunakan untuk memanen buah sawit. Potensi lahan sawit yang cukup luas memunculkan para IKM pande besi di Riau untuk bergerak kreatif dalam pembuatan alat pemanen. Tak luput dari perhatian pemerintah, para IKM pande besi pun perlu dibina dan diberikan pelatihan dengan tujuan menghasilkan alat pemanen yaitu dodos dan egrek yang berkualitas.

 

Dalam mendukung komoditas unggulan tersebut, pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah menggandeng Badan Standardisasi Nasional melalui Kantor Layanan Teknis BSN Riau untuk turut mengembangkan potensi dari daerah tersebut. Peran BSN disini dimaksudkan untuk pembinaan IKM pande besi agar menghasilkan produk sesuai standar yang bermutu sesuai SNI 8205:2016 Alat Panen Kelapa Sawit - Dodos dan SNI 4874:2019 Egrek. Bimtek Pande Besi yang digelar selama 3 hari yaitu 9-11 September 2020 di Sentra Pande Besi Rumbio Jaya Steel Desa Teratak, Kabupaten Kampar, Riau ini dihadiri oleh peserta dari Siak, Rokan Hulu, Pekanbaru, dan Kampar. Dalam pembukaannya (8/9), Kepala Dinas Perindagkop UKM, Asrizal menyampaikan dengan lugas bahwa dodos dan egrek di Provinsi Riau harus memiliki SNI sehingga dapat bersaing dengan produk luar negeri. Asrizal menyampaikan bahwa dengan SNI maka produk IKM pande besi dapat dipakai oleh perusahaan sawit tanpa harus ragu akan kualitasnya. Tak lupa untuk selalu mengingatkan peserta untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di masa seperti ini, Asrizal pun menegaskan untuk selalu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Sebelum acara dimulai pun peserta, instruktur, dan panitia wajib melakukan rapid test yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar demi pencegahan penularan Covid-19.

 

Sebagai instruktur di bidang standardisasi, Kepala KLT BSN Riau, Daya Aruna memaparkan bagian-bagian penting seperti syarat mutu dan metode uji dalam SNI dodos dan egrek ini. Sistem manajemen dan perbaikan lokasi produksi demi tercapainya 5R untuk membantu efektivitas produksi pun secara gamblang ia jelaskan. Antusiasme peserta bimtek tampak dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada instruktur. Tidak hanya teori yang mereka dapatkan dalam bimtek ini, Dinas Perindagkop UKM Provinsi Riau pun memfasilitasi peserta dengan instruktur dari IKM Rumbio Jaya Steel untuk membina mereka terkait cara membuat dodos dan egrek sesuai syarat mutu dalam SNI.

 

Diharapkan output dari bimtek ini nantinya akan menghasilkan KUB (Kelompok Usaha Bersama) di daerah Riau lain seperti di Pekanbaru, Rokan Hulu, dan Siak seperti halnya yang sudah terdapat di Kampar. Jika berbicara terkait IKM, hal yang perlu dilakukan dan dibentuk adalah dari hulu ke hilir. Maksudnya tidak hanya pembentukan KUB dan pembinaan produk berkualitas saja yang perlu dilakukan, tetapi keterbukaan dan perluasan akses pasar serta legalitas pun tak kalah penting untuk diperhatikan dan dilakukan. Maka Dinas Perindagkop UKM sebagai instansi pembina memiliki peran untuk membantu para IKM dalam hal tersebut.  Acara bimtek ditutup dengan penyerahan gerinda tangan kepada para peserta. (kak)