Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Penerapan Metrologi Jamin Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan

  • Selasa, 10 November 2020
  • 3726 kali

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, khususnya pada masa pandemi Covid-19 ini, keandalan dan penunjukan kebenaran alat ukur yang digunakan oleh tenaga kesehatan menjadi kebutuhan yang mutlak. Ketertelusuran pengukuran peralatan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mendukung ketepatan hasil ukur dan diagnosa pada pasien.

Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) melaksanakan tugas untuk membangun dan menjamin rantai ketertelusuran pengukuran di Indonesia. Hal tersebut direalisasikan salah satunya melalui layanan kalibrasi, termasuk untuk alat ukur kesehatan. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran BSN, Hastori dalam sambutannya pada webinar Sinergi Penerapan Metrologi Dalam Menjamin Mutu Fasilitas Kesehatan Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru pada selasa (10/11/2020) yang dilaksanakan melalui aplikasi Zoom.

Kepala BSN, Kukuh S. Achmad menuturkan, BSN sebagai pengelola infrastruktur mutu nasional melalui standardisasi dan penilaian kesesuaian senantiasa hadir dan memberikan kontribusi untuk menanggulangi dan mengurangi dampak negatif panemi Covid-19 serta melakukan adaptasi kebiasaan baru. Pada masa pandemi ini, banyak alat ukur yang digunakan secara masif, seperti thermogun, infusion pump, dan ventilator. Sudah tentu keakuratan dan performa alat ukur kesehatan yang digunakan akan terkait dengan kesesuaian hasil ukur dalam proses pemeriksaan pasien. "Diperlukan suatu pemahaman dan sinergi dari semua elemen masyarakat serta stakeholders pengguna alat kesehatan terkait pentingnya ketertelusuran pengukuran dari alat kesehatan yang banyak digunakan pada masa pandemi ini,” tuturnya.

Dalam Pemenuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia, banyak tantangan yang dihadapi. Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Hanafi Muhammad mengungkapkan, salah satu tantangannya adalah pemenuhan dan peningkatan mutu layanan fasyankes, yaitu terkait dengan pengujian dan kalibarasi peralatan-peralatan medis serta akreditasi dari fasyankes tersebut.

“Semakin banyak fasilitas yang dibangun, semakin banyak juga perawatan yang dibutuhkan. Bagaimana memastikan seluruh alat kesehatan yang digunakan di fasyankes betul-betul aman dan akurat. Maka dari itu quality control tetap dilakukan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan,” ujar Hanafi. Dijelaskan, untuk di Rumah Sakit biasanya pemeliharaan dilakukan oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), sedangkan untuk pemeliharaan peralatan medis di puskesmas, telah dikembangkan Regional Maintenance Center (RMC) yang bertugas menangani pemeliharaan pada fasilitas kesehatan di puskesmas di suatu wilayah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. “Diharapan dengan adanya RMC ini seluruh alat-alat yang ada di puskesmas bisa tetap terpelihara,” lanjutnya.

Wakil Ketua MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta, Dr. SH, Manullang menambahkan, untuk menjamin kualitas layanan kesehatan di masa pandemi ini, penyedia layanan kesehatan harus memastikan bahwa alat-alat yang digunakan dalam layanan harus rutin dilakukan kalbrasi sesuai dengan jadwal atau berdasarkan jangka waktu pemakaian.

Dari segi produksi alat kesehatan, Direktur Pengembangan Produk PT. Sinko Prima Alloy, Aditya Thamrin menjelaskan alat kesehatan yang memenuhi standar adalah alat kesehatan yang dalam proses produksinya telah memenuhi standar produk alat kesehatan (seperti SNI, ISO, IEC) oleh pabrik alat kesehatan yang sistem mutunya telah mendapat sertifikat ISO 13485 tentang Medical Devices - Quality Management Systems - Requirements for regulatory purposes. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyebutkan bahwa teknologi dan produk teknologi harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Dalam webinar yang juga ditayangkan melalui kanal Youtube dan Facebook BSN ini, juga turut hadir sebagai pemateri adalah Praktisi Kesehatan-Edukator Covid-19, dr. Adam Prabata yang menjelaskan mengenai bagaimana peranan individu dalam usaha menanggulangi Covid-19, dan berlaku sebagai moderator adalah Direktur SNSU Termoelektrik dan Kimia BSN, Ghufron Zaid. (tyo-humas)




­