Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Mengisi Kuliah Umum SPK di JGU  

  • Kamis, 03 Desember 2020
  • 4055 kali

 

 

 

Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama Jakarta Global University (JGU) melangsungkan kuliah umum standardisasi dengan tema “Penerapan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian menuju World Class University” pada Kamis (03/12/2020) secara daring. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Mutu Nasional (BMN) tahun 2020 dan sekaligus sebagai implementasi pertama kerja sama antara BSN dengan JGU yang telah dimulai sejak bulan September 2020.

 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi, Zul Amri mengatakan bahwa kampus merupakan salah satu pemangku kepentingan yang paling penting dalam pengembangan dan penerapan standar. BSN telah menetapkan lebih dari 13.000 SNI. Namun sesungguhnya, masih banyak standar yang perlu dikembangkan. Untuk itu, BSN membutuhkan dukungan pemangku kepentingan dalam pengembangan dan penerapan SNI. “Kampus sangat penting karena adanya kepakaran. Teman-teman mahasiswa mungkin menjadi ahli atau penerap langsung [standar] saat memasuki dunia kerja nanti,” Ungkap Zul.

 

Standar kita masih banyak berbicara mengenai teknik produk. Namun, dalam perkembangannya, apa pun dapat distandarkan. Akhir-akhir ini, standar berkelanjutan semakin gencar diberlakukan, sehingga berbagai bidang lain juga turut mengambil bagian dalam standar.

 

Rektor JGU, Eddy Jusuf, menuturkan bahwa mutu adalah esensi dari sebuah universitas. Mutu merupakan salah satu objektif utama kampus JGU.

 

Tim JGU sendiri telah berhasil memenangkan tiga grand research untuk penanganan Covid-19. Pertama, JGU behasil membuat inovasi ventilator splitter, yaitu mengoptimalkan penggunaan alat kesehatan ventilator. Kedua, JGU membuat alat cukur portable yang cocok digunakan oleh tukang cukur di masa pandemi. Ketiga, JGU menghasilkan aplikasi ‘Sehatin’ sebagai alat penelusuran penanganan Covid. “Produk-produk prototype seperti ini bila kita kembangkan lebih lanjut akan sangat baik apabila terstandardisasi,” kata Eddy. “Mungkin setelah ini kita dapat menindaklanjuti hasil-hasil riset dari JGU dengan standardisasi,” tutupnya.

 

Kepala BSN periode 2012-2020 selaku Peneliti Ahli BSN, Bambang Prasetya menuturkan bahwa standar terkait erat dengan kepastian. “Kepastian merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Maka kita membutuhkan standar, yang kemudian dipastikan dengan penilaian kesesuaian,” katanya.

 

Beberapa manfaat standar diantaranya untuk akses pasar dan perluasan pasar, sebagai acuan mutu dan peningkatan efisiensi (daya saing produk dan jasa), untuk mendukung inovasi, perlindungan konsumen dan masyarakat, untuk memfasilitasi bisnis dan perdagangan yang adil, sebagai alat pendukung perubahan sosial-budaya, sebagai piranti dalam mendukung regulasi, sebagai piranti handal pendukung ekonomi, sebagai piranti dalam TBT-WTO, serta memberikan kepastian, traceability dan platform yang sama dalam kerjasama.

 

Standar juga memberi manfaat kepada UMKM dengan memberikan efisiensi dan akses pasar dengan kontinuitas mutu, mengurangi penolakan, akses pasar retail, dapat mengikuti tender, akses pasar ekspor, auto pilot dalam produksi, dan membuat UMKM lebih kreatif.

 

Tujuan standardisasi adalah untuk jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan, kepastian usaha, kemampuan pelaku usaha, dan kemampuan inovasi teknologi.

 

Menurut Bambang, beberapa elemen penting yang perlu diperhatikan untuk menjadi world class university diantaranya mutu pengajaran, mutu lulusan, riset-inovasi, publikasi, diseminasi dan manajemen informasi, kepuasan pemangku kepentingan, kerja sama internasional, kerja sama industri dan pelaku usaha, serta keuangan yang sehat. Mutu universitas diukur dengan beberapa cara, diantaranya akreditasi internasional, standar internasional (ISO), world rankings, world rating, dan metrics.

 

Terdapat berbagai peranan SPK dalam mencapai world class university, misalnya untuk meningkatkan mutu Pendidikan, penguatan riset dan inovasi, pengelolaan data dan informasi, dalam publikasi dan knowledge manajemen, meningkatkan mutu alumni, dan meningkatkan kerjasama internasional.

 

Tiga standar yang terkait dengan organisasi Pendidikan diantaramya ISO 21001:2018 Sistim Manajemen Organisasi Pendidikan, ISO 29993:2017 yang merupakan persyaratan untuk jasa pembelajaran di luar Pendidikan formal, dan ISO/IEC 17024:2012 yang merupakan persyaratan bagi Lembaga yang melakukan asesmen terhadap kompetensi personel melalui ujian.

 

SNI ISO 21001:2018 Sistem manajemen organisasi Pendidikan (SMOP) merupakan standar sistim manajemen yang diterapkan oleh organisasi yang menerapkan kurikulum untuk mendukung pengembangan kompetensi pengajaran, pembelajaran, atau penelitian, baik yang bersifat formal maupun non-formal. Standar ini memiliki dasar pemikiran berbasis risiko, dengan pendekatan proses, menggunakan siklus Plan-Do-Check-Action, menggunakan prinsip-prinsip manajemen, dan struktur tingkat tinggi.

 

Tantangan ke depan menurut Bambang adalah bagaimana mengimplementasikan industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi, serta mengimplementasikan standar untuk masyarakat 5.0. dengan memanusiakan manusia. Selain itu, kita juga harus memperhatikan tren teknologi yang berkembang. Selain teknologi informasi, ada nanoteknologi, dan bioteknologi. Ketiga hal ini adalah bagian dari kunci mengelola sumber daya lebih baik lagi.

 

“Dalam berusaha, JGU dapat maju dengan continuous improvement melalui manajemen berbasis risiko, SDM pembelajar, organisasi pembelajar, kepemimpinan, kemitraan global-nasional, dan attitude-budi perkerti yang excellent,” tutup Bambang. (Put – Humas)




­