Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pentingnya Standar Pangan dalam Masa Pandemi

  • Selasa, 08 Desember 2020
  • 4169 kali

 

Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Universitas Riau (UNRI) menyelenggarakan SNI Corner Live yang ke #4 secara daring pada Selasa (08/12/2020). SNI Corner Live #4 ini mengusung tema “Standardisasi Pangan dalam Masa Pandemi Covid-19”.

 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi BSN, Zul Amri dalam pembukaan menyampaikan, di masa pandemi, tetap penting bagi BSN untuk menyampaikan informasi standardisasi kepada para stakeholder. “Kami di BSN tetap melakukan diseminasi standar dengan memanfaatkan semua channel kami, termasuk SNI Corner,” ungkap Zul.

 

Kepala Perpustakaan Universitas Riau, Edyanus Herman Salim menuturkan, “Masalah standardisasi di bidang pangan ini harus kita gelorakan sedemikian rupa sehingga makin meningkatkan kesadaran kita untuk mengkonsumsi makanan yang layak dikonsumsi dan terstandar.” Edyanus berharap SNI Corner ke depannya dapat menjadi pusat informasi standardisasi yang lebih aktif dengan berbagai kegiatan.

 

Dalam pengembangan standar, Kepala Subdirektorat Pengembangan Standar Pertanian dan Halal BSN, Singgih Harjanto menekankan pentingnya pemenuhan standar yang sejauh mungkin mengacu kepada standar internasional, yang bertujuan agar standar nasional yang dikembangkan harmonis dengan standar internasional. Dalam hal ini, untuk produk pangan mengacu pada Codex Alimentarius Commission (CAC).

 

Meski hingga saat ini belum ada bukti bahwa Covid-19 dapat ditransmisikan melalui produk pangan, cara terbaik untuk menghindari covid melalui produk pangan adalah dengan food hygiene habit. Hazard Analysis And Critical Control Points (HACCP) merupakan standar yang dikembangkan oleh CAC untuk memastikan bahwa pangan disiapkan dengan baik, sehingga dihasilkan pangan yang aman. “If it is not safe, it is not food, kita harus memastikan bahwa pangan aman,” tutur Singgih.

 

Wakil Dekan 1 Unri, Yusmarini menyampaikan bahwa penting untuk melakukan edukasi mengenai keamanan pangan, baik kepada produsen, konsumen, maupun petugas keamanan pangan. Pandemi Covid-19 secara tidak langsung memunculkan permasalahan keamanan pangan Mendaftarkan sertifikasi SNI produk pangan menurut Yusmarini memberi keuntungan bagi produsen, yakni meningkatkan daya saing di dalam pasar. Bagi konsumen, SNI membantu pemilihan produk yang berkualitas. Bagi Pemerintah, SNI menjadi salah satu mekanisme perlindungan pasar dalam negeri dari serbuan produk asing.

 

Kepala Bagian Layanan Informasi dan Perpustakaan BSN, Minanuddin menjelaskan standar sebagai referensi dalam pendidikan dan bisnis, khususnya bidang pertanian dan pangan. Referensi standar internasiona dapat ditemukan di ISO, IEC, dan khususnya CAC sebagai referensi standar pangan. Untuk CAC, masyarakat dapat mengakses website www.codexalimentarius.org dan mengunduh standar secara gratis. Website CAC ini juga menyediakan standarnya dalam berbagai bahasa. Untuk melihat referensi SNI terkait pangan, masyarakat dapat mengakses website www.bsn.go.id.

 

Perancang Kemasan Informasi Standardisasi, Indra Saefudin, menyampaikan bahwa BSN telah membuat sebuah portal sebagai gerbang informasi standardisasi dalam bentuk website www.portalsnicorner.bsn.go.id.

 

Webinar dengan moderator Pustakawan Unri, Thamrin Hasan ini dihadiri oleh 214 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, dan staf civitas akademika Unri. (Put – Humas)