Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Gunakan SBSN, Ini Pentingnya Pembangunan Lab SNSU

  • Rabu, 20 Januari 2021
  • 1592 kali

Pada 4 November 2020, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah meresmikan laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran. Pembangunan laboratorium SNSU tersebut dimulai sejak tahun 2018 dengan menggunakan pembiayaan melalui pola Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) secara multi years selama 3 tahun senilai seratus tujuh puluh milyar rupiah. Di tahun 2020, BSN berhasil merealisasikan anggaran SBSN untuk proyek pembangunan laboratorium SNSU sebesar 99.34%. Atas capaian tersebut, Sekretariat Utama BSN meraih penghargaan sebagai Satuan Kerja Terbaik Pemrakarsa Proyek SBSN Tahun 2020.

“Kendati tahun 2020 terjadi pandemi COVID-19, BSN dapat menyelesaikan proyek pembangunan laboratorium SNSU sesuai dengan time frame yang telah dibuat, dengan pengeloalan keuangan yang disiplin,“ ujar Kepala BSN, Kukuh S. Achmad selepas menghadiri Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui SBSN Tahun 2021 yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (20/1/2021). Kukuh menegaskan bahwa dalam mengelola anggaran SBSN untuk pembangunan laboratorium SNSU, BSN berkomitmen menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan.

Kukuh berpendapat, pembiayaan melalui pola SBSN sedikit berbeda. ”Koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas lebih intens, jadi kita merasa percaya diri. Kita juga berkomitmen untuk segera menyelesaikan proyek pembangunan laboratorium SNSU,” tutur Kukuh.

Laboratorium SNSU dibangun 3 lantai dengan luas bangunan 10.900 meter persegi di komplek Puspiptek Serpong. Kukuh menyatakan, pembangunan laboratorium SNSU Bidang Biologi, Kimia, Alat Kesehatan, Radiasi dan Massa sangat diperlukan untuk melengkapi laboratorium yang sudah ada. Bahkan, laboratorium SNSU diyakini memiliki dampak positif terhadap kesehatan dan perekonomian Indonesia.

“Dulu, Indonesia sempat berulang kali mendapat penolakan ekspor produk pangan ke Uni Eropa dan Amerika karena belum tersedianya acuan nasional di bidang mikrobiologi dan kimia. Fasilitas layanan kesehatan juga pernah mengalami kesulitan karena harus mengkalibrasi peralatan kesehatan ke negara lain. Dengan investasi laboratorium SNSU melalui pembiayaan SBSN, permasalahan SNSU tadi dapat terselesaikan,” terang Kukuh. (ald-Humas)