Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Relevansi dan Peranan SNI ISO 21001:2018 terhadap Perkembangan Organisasi Pendidikan

  • Selasa, 02 Februari 2021
  • 2437 kali

 

Digitalisasi yang kian masif di zaman sekarang ini merupakan hal native untuk kehidupan bagi generasi muda sekarang, untuk itu big data yang dihasilkan di era digital memerlukan pengelolaan melalui integrasi sistem manajemen mutu, sistem keamanan informasi, sistem manajemen anti penyuapan, serta sistem manajemen pendidikan di dalam konteks pengembangan Organisasi Pendidikan. Oleh karena itu, memerlukan pengembangan dan penjaminan kompetensi SDM Organisasi Pendidikan yang berkelanjutan yang dapat mengacu pada SNI ISO 21001:2018 Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (SMOP).

Pelaksanaan kegiatan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK) di Indonesia mengacu pada UU No. 20 Tahun 2014 serta PP No. 34 Tahun 2014, dan keanggotaan Indonesia di International Organization for Standardization (ISO) sejak 1954 harus dimanfaatkan agar berbagai standar yang dikembangkan bisa benar-benar tertelusur secara internasional, ungkap Kepala Badan Standardisasi Nasional Periode 2012 – 2020, Bambang Prasetya pada saat mengawali paparannya di Webinar yang berjudul Relevansi dan Peran SNI ISO 21001:2018 Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (SMOP) di Perguruan Tinggi, pada Senin (1/2/2021).

Berkaitan dengan Kompetensi SDM termasuk pengelolaan big data Organisasi Pendidikan tersebut perlu dikembangkan dan dilaksanakan di dalam negeri, “Demi keamanan data terkait pengelolaan pendidikan di era digital ini perlu dilaksanakan di dalam negeri, termasuk proses asesmen untuk berbagai keperluan seperti rekrutmen berbasis daring harus menggunakan aplikasi bahkan server di dalam negeri dengan tujuan tidak ada penyalahgunaan data dari pihak asing” Tegas Founder Quantum HRM Internasional, Pribadiyono.

Dalam pengembangan dan penjaminan kompetensi SDM di bidang pendidikan tersedia berbagai bentuk Standar Internasional diantaranya adalah termasuk ISO 21001:2018 – persyaratan sistem manajemen yang dapat diterapkan oleh organisasi yang menggunakan kurikulum untuk mendukung pengembangan kompetensi melalui pengajaran, pembelajaran, atau penelitian, baik yang bersifat formal maupun non-formal; ISO 29993:2017 - persyaratan untuk jasa pembelajaran di luar pendidikan formal untuk memastikan bahwa pengembangan kompetensi yang ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran dapat dicapai; ISO/IEC 17024:2012 - persyaratan bagi lembaga yang melakukan asesmen terhadap kompetensi personel memiliki kompetensi yang ditetapkan.

Lebih lanjut Bambang mengelaborasi manfaat penerapan SNI ISO 21001:2018 yaitu “Penyelarasan yang lebih baik dari tujuan dan kegiatan dengan kebijakan termasuk misi, visi, dan strategi organisasi; peningkatan tanggung jawab sosial dengan menyediakan pendidikan berkualitas inklusif dan merata untuk semua; proses dan alat evaluasi yang konsisten untuk menunjukkan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi; hingga mendorong keunggulan dan inovasi.”

Persyaratan standar ISO 21001:2018 bersifat umum dan dapat diterapkan di semua lembaga yang berbasis kurikulum, baik formal maupun informal; mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi; mulai dari lembaga kursus dan pelatihan dengan metode tatap muka langsung hingga pembelajaran elektronik atau e-learning.

Dalam rangka menjamin kepercayaan global  terhadap sertifikat, Bambang mengungkap “Peer- evaluation ISO/IEC 17040 oleh Organisasi Kerja Sama Akreditasi Regional dan Internasional yang dilakukan kepada Badan Akreditasi Nasional untuk menjamin rantai kepercayaan global terhadap sertifikat.” “Organisasi Kerja Sama Akreditasi Regional dan Internasional diantaranya adalah Pacific Accreditation Cooperation (PAC); the Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (APLAC); International Accreditation Forum (IAF); International Laboratory Accreditation Cooperation Mutual Recoginition Arrangement (ILAC MRA).” Jelasnya.

Tersedianya standar terkait manajemen pendidikan memerlukan implementasi nyata, dan Sekolah Vokasi  Institut Pertanian Bogor telah menerapkan SMOP ISO 21001:2018.  Dosen Sekolah Vokasi IPB, Yudith Vega Paramitadevi menjabarkan best practices SMOP ISO 21001:2018 di Sekolah Vokasi  Institut Pertanian Bogor terdiri dari 11 prinsip yaitu fokus pada peserta didik dan penerima manfaat lainnya dengan melakukan analisis capaian pembelajaran lulusan juga analisis SWOT organisasi serta analisis risiko dan pihak berkepentingan; kepemimpinan revolusioner melalui perumusan dan implementasi visi-misi tujuan organisasi; keterlibatan orang adalah prinsip ketiga yang melibatkan kompetensi, komunikasi, serta kolaborasi; prinsip keempat adalah pendekatan proses dengan memonitor kebijakan hingga kaji ulang risiko; prinsip kelima adalah peningkatan dengan adanya capacity building; prinsip keenam adalah keputusan berdasar bukti; prinsip ketujuh adalah manajemen hubungan melalui peningkatan soft skills di Sekolah Vokasi IPB di era Covid-19; tanggung jawab sosial adalah prinsip kedelapan dengan pengembangan sarana dan prasarana; aksesibilitas dan pemerataan merupakan prinsip kesembilan terkait publikasi ilmiah; prinsip kesepuluh adalah perilaku etis dalam pendidikan; dan prinsip kesebelas adalah keamanan dan proteksi data yang menjamin prosedur keamanan data kepada pihak-pihak berkepentingan.

Acara yang dimoderatori oleh Sekretaris P2SDM LPPM IPB, Warcito ini berjalan secara interaktif antara Para Narasumber dan Partisipan, dan dalam konteks kehidupan sehari-hari yang begitu dinamis seperti pandemi ini, maka memerlukan sesuatu yang memberikan harapan, harapan didekati dengan suatu kepastian, dan kepastian diciptakan melalui sistem agar harapan bisa menjadi lebih baik lagi. Pesan Bambang Prasetya saat menutup Webinar. (PjA – Humas)  




­