Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Menjaring Umpan Balik Industri Produk Kulit untuk Penguatan Sinergi Pengembangan SNI

  • Jumat, 09 April 2021
  • 2033 kali

Sebagai salah satu sektor unggulan nasional, menjaga mutu produk kulit dan turunannya untuk dapat terus dipertahankan adalah sudah merupakan keharusan dan menjadi prioritas para pemangku utama. Upaya mempertahankan mutu antara lain dapat dilakukan melalui standardisasi produk kulit dari hulu.

Kota Garut sudah lama dikenal ikonnya sebagai penghasil domba dan sapi, maka tidak heran kalau industri produk kulit dan turunannya telah lama ada dan semakin berkembang pesat, bahkan menjadi produk unggulan utama Kota Garut.

Dalam rangka untuk menjaring umpan balik kebutuhan SNI dan kendala dalam pemenuhan persyaratan SNI oleh para pelaku usaha, sekaligus pengayaan wawasan dan pengalaman lapangan para sumber daya manusia yang terlibat dalam penyusunan SNI di BSN, maka dilakukan kunjungan industri produk kulit ke Kota Garut.

 

Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Direktorat Pengembangan Standar Infrastuktur, Penilaian Kesesuaian, Personal dan Ekonomi Kreatif selama dua hari (7-8 April 2021) telah melakukan kunjungan ke PT Elco Indonesia Sejahtera dan PT Garut Makmur Perkasa. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi bahan setengah jadi produk kulit, yang merupakan bahan utama berbagai produk hilir yang menjadi pilihan konsumen, seperti jaket, tas, sepatu dan berbagai produk kreatif berbasis bahan kulit.

Pada kunjungan pertama ke PT Elco Indonesia Sejahtera yang bergerak dibidang spesialis kulit domba/kambing, diketahui bahwa produk yang telah dipasarkan bahkan sampai ekspor, merupakan bahan setengah jadi andalan bagi produksi jaket kulit dan sarung tangan pengaman atau golf berbahan kulit.

Sementara itu PT Garut Makmur Perkasa yang bergerak dibidang spesialis kulit sapi yang dapat diolah menjadi bahan setengah jadi untuk memproduksi tas, sepatu, sandal, sofa dll, terbukti mampu memanfaatkan sisa limbah produksi menjadi dapat dipergunakan untuk bahan produksi lainnya seperti kerupuk kulit dan bahan dasar bakso.

Rombongan BSN yang dipimpin oleh Direktur PSIPPE - BSN, Hendro Kusumo diterima secara langsung oleh Direktur Utama PT Elco Indonesia Sejahtera dan Vice CEO PT Garut Makmur Perkasa beserta jajarannya. Selama kunjungan industri ini, rombongan BSN diajak mengelilingi pabrik guna melihat secara langsung proses produksi bahan setengah jadi produk kulit, mulai bahan baku kulit sapi dan kambing/domba mentah hingga bisa menjadi kulit siap pakai untuk berbagai industri kreatif. Dalam proses produksi tersebut, terdapat hal-hal yang bisa mempengaruhi mutu kulit, antara lain proses pemisahan kulit dari daging, pengeringan, bahkan pada saat pewarnaan kulit.

Melalui kegiatan kunjungan industri ini, diharapkan diperoleh masukan nyata dalam proses pengembangan SNI yang dilakukan oleh BSN sehingga substansi SNI sesuai kebutuhan pelaku usaha. Pelaku usaha dalam kesempatan ini juga diinformasikan bahwa mereka bisa memberikan masukannya terkait pengembangan standar khususnya di sektor industri kulit, yaitu pada saat jajak pendapat, dan akses informasi lainnya terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian. Dari hasil diskusi pada saat kunjungan ini, industri pengolahan produk kulit berharap agar semua unsur pemerintah dari pusat hingga pemerintah daerah semakin bersinergi memperkuat mutu dan daya saing produk kulit dan turunannya melalui standardisasi.(IPPE)