Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Tiga Produsen Masker Kain Asal Bandung dan Cimahi Terima Sertifikasi SNI

  • Selasa, 04 Mei 2021
  • 949 kali

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Tiga produsen masker kain di Jawa Barat mendapat Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), di Gedung Sate, Selasa (4/5/2021). Dari tiga produsen masker kain tersebut, satu di antaranya adalah kategori UMKM.

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah, menyerahkan SPPT SNI 8914:2020 kepada ketiga perusahaan tersebut, yakni kepada UMKM Babyfynnsass, PT Sansan Saudaratex Jaya, dan PT Tatuis Cahya Internasional.

Ketiga penerima sertifikat tersebut adalah binaan Kantor Layanan Teknis Badan Standardisasi Nasional (KLT BSN) Jabar. KLT BSN Jabar, mendampingi penerapan SNI kepada pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk serta memperluas pasar.

Masker kain merk Babyfynnsass yang diproduksi oleh UMKM Babyfynsass Bandung sudah memproduksi lebih dari 5 juta masker dan memberdayakan 120 orang yang terkena PHK efek pandemi Covid-19 dari Bandung dan sekitarnya.

Sementara, masker kain yang diproduksi oleh PT Sansan Saudaratex Jaya Cimahi dikenal dengan merk JsM dan yang diproduksi oleh PT Tatuis Cahya Internasional dikenal dengan merek Tatuis.

"Keberhasilan ini patut diapresiasi mengingat upaya penerapan standar sampai mendapatkan sertifikat pastinya melalui proses yang tidak mudah, melalui tahapan pemahaman dan kesadaran, kebijakan pimpinan yang kuat, komitmen seluruh personel dari semua level, penyiapan sistem, dan prosedur yang relevan sesuai dengan kebutuhan, serta implementasi standar yang konsisten," kata Zakiyah.

Penerapan SNI 8914:2020, menurut Zakiyah, sangat penting pada saat sekarang sebagai salah satu upaya pemerintah untuk pencegahan virus Covid-19.

Sesuai SNI 8914:2020, persyaratan mutu masker yang terbuat dari kain tenun dan/atau kain rajut dari berbagai jenis serat, minimal terdiri dari dua lapis kain dan dapat dicuci beberapa kali (washable).

Pemilihan bahan untuk masker kain juga perlu diperhatikan, karena filtrasi dan kemampuan bernafas bervariasi tergantung pada jenis bahan.

Efisiensi filtrasi tergantung pada kerapatan kain, jenis serat dan anyaman. Filtrasi pada masker kain berdasarkan penelitian adalah antara 0,7 persen sampai dengan 60 persen. Semakin banyak lapisan maka akan semakin tinggi efisiensi filtrasi.

SNI ini memang tidak berlaku untuk masker dari kain nonwoven (nirtenun) dan masker untuk bayi. Standar ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi semua masalah yang terkait dengan keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan dalam penggunaannya.

Penerapan SNI masker kain, diharapkan dapat mengurangi penyebaran Covid-19 jika diikuti dengan tindakan tetap mengikuti protokol kesehatan, yakni menjaga jarak dan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir.

"Masker kain dapat berfungsi dengan efektif jika digunakan dengan benar, antara lain untuk mencegah percikan saluran napas atau droplet mengenai orang lain," ujarnya.

Zakiyah berharap capaian ketiga pelaku usaha di Bandung Raya tersebut bisa memberikan teladan dan inspirasi bagi pelaku usaha masker kain yang lain untuk menerapkan SNI 8914:2020 dapat berhasil.

Tercatat, hingga Mei 2021, empat pelaku usaha yang telah mendapatkan sertifikat SPPT SNI 8914:2020. Kegiatan di Gedung Sate itu disaksikan Asisten III Administrasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dudi Sudrajat Abdurachim.

Dudi pun mengapresiasi pemberian tiga sertifikat tersebut untuk meningkatkan kualitas produk yang diproduksi perusahan dari Jawa Barat. Terlebih, produk yang disertifikasi ini merupakan upaya untuk penanganan Covid-19.

 

 Tautan berita: Tiga Produsen Masker Kain Asal Bandung dan Cimahi Terima Sertifikasi SNI - Tribun Jabar (tribunnews.com)