Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Presiden ISO: Standardisasi untuk Transformasi Perubahan yang Lebih Baik

  • Minggu, 20 Februari 2022
  • 1573 kali

 

Terhitung sejak Bulan Januari 2022, International Organization for Standardization (ISO) dipimpin oleh seorang Presiden baru yang merupakan wanita pertama menjabat sebagai Presiden ISO yaitu Ulrika Francke. 

“Merupakan sebuah kehormatan menjabat sebagai Presiden ISO, Lembaga Pengembang Standar terkemuka di dunia,” ungkap Ulrika Francke saat memberikan pesan kunci sekaligus perkenalannya dalam rapat bulanan ISO Regional Asia Pasifik, pada Kamis (17/2/2022) secara daring.

Dalam kesempatan tersebut, Ulrika Francke berbicara mengenai tindak lanjut The London Declaration pada tahun 2021, bahwa perubahan iklim global menjadi isu utama yang memerlukan penanggulangan. “Standar merupakan tool bagi perubahan yang lebih baik,” tuturnya. 

Sebagai organisasi internasional, Ulrika Francke menilai bahwa kerja sama juga menjadi isu utama untuk menjalin relasi dengan berbagai organisasi internasional lainnya, terutama dalam konteks penanggulangan isu-isu perubahan iklim global. 

“ISO akan terus lanjut berkolaborasi dengan lembaga-lembaga internasional lainnya, termasuk dengan IEC dan ITU terkait pengembangan standar berkenaan dengan digitalisasi. Standar menciptakan sebuah platform agar bisa bekerja secara terpadu,” tambah Ulrika Francke.

Menurut Ulrika, dengan adanya digitalisasi, berbagai inisiatif justru banyak dihasilkan melalui jalan virtual. “Pandemi Covid-19 yang masih ada hingga hari ini, menjadikan banyak orang bekerja lebih cepat bahkan lebih baik dengan adanya fasilitas virtual,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad turut hadir dan menyampaikan pesan kepada Presiden ISO, bahwa Indonesia juga memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap isu-isu perubahan iklim global. 

“Saat Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2021 atau COP26, Indonesia sangat mendukung aksi penanggulangan perubahan iklim global,” terang Kukuh.

Kukuh S. Achmad menekankan bahwa ISO/DEVCO harus menjadi wadah yang mampu memicu lebih banyak manfaat yang dapat dirasakan bagi anggotanya dari negara-negara berkembang. Kukuh berharap ISO di bawah kepemimpinan Ulrika Francke dapat semakin memberikan banyak kemaslahatan bagi seluruh anggotanya.

Sementara itu dalam forum, Regional Coordinator (RC) ISO Asia Pasifik, Ike Permata Sari turut memperkenalkan webpage ISO Connect khusus regional Asia Pasifik. (PjA – Humas/Red: Arf).