Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Fasilitasi Penerapan SNI untuk Produk Cuanki Ramen Instan

  • Jumat, 05 Agustus 2022
  • 1341 kali

Pemulihan ekonomi nasional dapat dimulai dari pemberdayaan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk itu, Badan Standardisasi Nasional (BSN) terus mendorong pelaku untuk meningkatkan daya saingnya. Salah satunya, BSN melalui Kantor Layanan Teknis (KLT) wilayah Jawa Barat melakukan pendampingan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) kepada Cancimen food (PT Miun Sinergi Nusantara).

Dalam kunjungan ke rumah produksi Cancimen Food di Garut pada Selasa (2/8/2022), BSN, Kukuh S. Achmad mengapresiasi pemilik Cancimen Food, Rizky Ananda, yang mengembangkan kuliner khas Bandung, cuanki, dengan inovasi kemasan instan. “Saya harap, Cancimen food menjadi salah satu UKM Garut yang bisa menerapkan SNI dengan baik, serta menjadi contoh bagi UKM lainnya di Kabupaten Garut,” tutur Kukuh.

Analis Standardisasi Ahli Muda BSN selaku Kepala KLT BSN wilayah Jawa Barat, Hardiles, mengungkapkan bahwa KLT Jawa Barat telah membina Cancimen food sejak bulan Februari 2022. Sesuai dengan jenis produknya, maka Cancimen Food akan difasilitasi untuk menerapkan SNI 3551:2012 Mi Instan dan SNI CAC/RCP 1:2011 Rekomendasi Nasional kode praktis – Prinsip Umum Higiene Pangan. “KLT BSN Jawa Barat berkomitmen untuk mendorong pelaku usaha menerapkan SNI,” tegas Hardiles.

Cancimen food merupakan produsen cuanki ramen instan yang sudah mendapat izin edar serta mendapat sertifikasi halal. Cuanki sendiri merupakan kuliner khas asal Jawa Barat (Bandung) yang terdiri dari siomay, tahu, baso ikan, dan ada tambahan mie.

Pemilik Cancimen Food, Rizky Ananda mengungkapkan, Cancimen Food memiliki visi untuk menjadi perusahaan cemilan instan terbaik yang memiliki daya saing global dan terpusat pada pemberdayaan sumber daya lokal serta  kesejahteraan manusia di Jawa Barat pada tahun 2025. Untuk mendukung visi tersebut, Cancimen food memiliki beberapa misi, salah satunya adalah memiliki sertifikasi GMP (Good Manufacturing Practices), SSOP (Sanitation Standard Operational Procedures), dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).

Rizky meyakini, salah satu cara untuk terus berkembang adalah dengan tetap konsisten dan peduli terhadap perkembangan zaman. Untuk itu, ia mengajukan pembinaan ke BSN untuk penerapan HACCP dan SNI.

Bagi pelaku usaha di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya yang ingin mendapatkan konsultasi ataupun pembinaan SNI dari BSN, dapat mengunjungi KLT BSN di Gedung Graha Pos Indonesia, Lantai 1, Jalan Banda No. 30, Kota Bandung, Jawa Barat. (ald-Humas/Red:Arf-Humas)