Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Demi Fasyankes Indonesia Berkualitas, BSN Petakan Pemenuhan Kebutuhan Sarana Prasarana Alat Kesehatan

  • Rabu, 18 September 2024
  • Humas BSN
  • 780 kali

Untuk menjamin fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Indonesia memiliki kualitas dan layanan yang baik, diperlukan adanya standar sebagai acuan untuk diterapkan baik dalam suatu produk maupun dalam proses ataupun manajemen. Oleh karena itu, perlu dilakukan Gap analysis kondisi saat ini seperti apa untuk mengetahui pemenuhan kualitas dan kuantitas sarana prasarana alat kesehatan di fasyankes di seluruh indonesia. 

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Pengembangan SDM Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN), Arini Widyastuti dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Survei Kondisi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan pada Selasa (17/9/2024) di Gedung Smesco, Jakarta. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari pada 17-18 September 2024 ini merupakan kerja sama antara BSN bersama dengan Perhimpunan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) sebagai rangkaian acara dalam International Healthcare Engineering Forum (INAHEF) 2024.

Arini mengungkapkan, BSN tengah melakukan survei dan analisis kesesuaian kondisi Sarana Prasarana Alat Kesehatan (SPA) di Fasyankes di seluruh Κabupaten/Kota di Indonesia dengan standar nasional dan internasional. Survei ini dilakukan dengan pendataan kondisi (kuantitas dan kualitas) SPA di seluruh fasyankes di Kabupaten/Kota di Indonesia. Dari hasil survei tersebut, dilakukan analisis kesesuaian kebutuhan (kuantitas) dan standar (kualitas) SPA, kemudian dibuat daftar kebutuhan kuantitas dan kualitas SPA berdasarkan standar dan regulasi terbaru untuk pemenuhan 2025-2029.

"Adapun ruang lingkup survei ini meliputi bidang Mekanikal, Kesehatan, Kelistrikan, Ekologi, Anggaran, Bangunan, hingga Sarana Fisik Maya," jelas Arini. 

Jika berbicara standar, standar yang dapat digunakan sebagai acuan salah satunya adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). Menurut Arini, hingga saat ini BSN telah menetapkan lebih dari 380 SNI di bidang alat kesehatan yang disusun bersama dengan 13 Komite Teknis terkait alat kesehatan. 

Untuk mendukung penerapan standar tersebut, terdapat Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang mampu melakukan penilaian kesesuaian terhadap standar untuk SPA, yang terdiri dari 96 Laboratorium Pengujian, 3 Lembaga Inspeksi, dan 7 Lembaga Sertifikasi Produk yang telah dibuktikan kompetensinya melalui Komite Akreditasi Nasional (KAN). 

Dalam kesempatan ini, Presiden PTPI, Eko Supriyanto turut menyampaikan tentang strategi penguatan Fasyankes dan Industri SPA di Indonesia. Menurut Eko, survei ini menjadi salah satu upaya untuk diharapkan dapat menguatkan industri dalam negeri terutama terkait dengan jenis dan mutu produk. 

Pada kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan Fasyankes dari berbagai daerah di Indonesia ini juga dilakukan penjelasan lebih dalam tentang tata cara pengisian survei dari masing-masing bidang yang dipandu oleh tim dari BSN.(tyo-humas)

 

Galeri foto: Demi Fasyankes Indonesia Berkualitas, BSN Petakan Pemenuhan Kebutuhan Sarana Prasarana Alat Kesehatan