Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Peningkatan Kompetensi Trainer Dukung Pembelajaran SPK yang Efektif

  • Jumat, 08 November 2024
  • Humas BSN
  • 753 kali

Sebagai upaya untuk memelihara kompetensi personel yang terlibat dalam pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pada layanan pelatihan standardisasi yang dikelola oleh Pusat Pengembangan SDM Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Pusbang SDM SPK) Badan Standardisasi Nasional (BSN) serta menjaga kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, BSN menggelar 2 Days Training of Trainer (ToT) yang bertajuk "How to be an Effective Trainer?" pada 7-8 November 2024 di Jakarta. 

Kepala Pusat Pengembangan SDM SPK BSN, Arini Widiastuti dalam pembukaan acara, Kamis (7/11/2024) mengharapkan pelatihan ini efektif dalam peningkatan kompetensi personel, sehingga instruktur tidak hanya ahli dalam hal penguasaan teknis tetapi juga dalam hal pedagogik. "Penyampaian materi yang baik dapat membantu peserta pelatihan untuk bisa menyerap materi yang disampaikan sehingga mendapatkan pemahaman dengan lebih baik dan meningkatkan kompetensi peserta pelatihan," kata Arini. 

Melalui pelatihan SPK ini secara lebih luas Arini juga berharap agar standardisasi dan penilaian kesesuaian bisa diterapkan di seluruh Indonesia sesuai dengan kaidah dan persyaratan yang telah ditentukan. 

Training yang diikuti oleh instruktur dan asisten instruktur pelatihan baik dari internal BSN maupun dari eksternal ini menghadirkan Ervan Abu Nangim sebagai pemateri, seorang praktisi yang memiliki pengalaman luas dalam pengajaran, pelatihan, dan manajemen sumber daya manusia. Dalam training ini Ervan memberikan tips dan strategi menjadi trainer yang efektif untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan kompetensi ataupun meningkatkan pemahaman peserta pelatihan. 

Salah satu hal yang perlu dipersiapkan adalah desain pelatihan yang efektif, yakni materi yang relevan, menarik, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ervan menjelaskan, untuk membuat materi dapat menerapkan prinsip ADDIE Model, yaitu Analisis, Desain, Development, Implementasi, dan Evaluasi. 

Pertama-tama, perlu dilakukan analisis dengan mengidentifikasi masalah, menganalisis pekerjaan, dan memilih tugas untuk dilatih. Selanjutnya, Desain berkaitan dengan tujuan pembelajaran, instrumen penilaian, latihan, konten, analisis materi pelajaran, perencanaan pelajaran, dan pemilihan media. Ervan menekankan dalam penyusunan materi agar dapat mengurutkan materi untuk lebih memudahkan pemahaman. "Bisa berdasarkan dari hal umum-khusus, mudah-sulit, secara prosedural, dan sebagainya," jelas Ervan. 

Kemudian dalam fase Development, berkaitan dengan pembuatan perlengkapan pelatihan. Di tahap ini juga perlu dilakukan review untuk memastikan bahwa materi dan cara penyampaian yang disiapkan sudah sesuai. Selanjutnya adalah Implementasi yaitu berkaitan dengan teknis di hari H, meliputi cara penyampaian hingga bagaimana berinteraksi dengan peserta. "Yang tak kalah penting adalah evaluasi yang bisa didapatkan melalui respon dan pemahaman peserta pelatihan, hingga hasil dari pelatihan itu sendiri," ungkap Ervan. 

Dalam pelatihan ini, para peserta diminta untuk mendemonstrasikan bagaimana cara penyampaian materi sebagai instruktur pelatihan untuk kemudian bersama-sama dipelajari kekurangan dan kelebihannya untuk mendapatkan gambaran bagaimana penyampaian materi yang efektif. Pelatihan ini berlangsung interaktif yang didukung dengan antusiasme peserta yang tinggi dan penyampaian materi yang mudah dipahami.(tyo-humas) 

 

Galeri foto: Peningkatan Kompetensi Trainer Dukung Pembelajaran SPK yang Efektif