Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Jateng Benahi Mutu Susu

  • Kamis, 26 Februari 2009
  • 3888 kali

Kliping berita :

Harga Rendah dan Belum Memenuhi SNI


Semarang, Kompas - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengimbau para peternak sapi perah agar meningkatkan kualitas susu hasil produksinya. Peningkatan mutu susu lewat perbaikan pakan ternak akan didukung dengan pembangunan pabrik pakan ternak sapi yang rencananya dibangun di wilayah Kabupaten Grobogan.

"Mari bangkit. Potensi susu sapi yang ada di Jateng melemah karena berkualitas rendah. Padahal, ada industri pengolahan susu (IPS) yang bersedia menerima susu berapa pun banyaknya dari Jateng asal kualitasnya sesuai standar," ujar Bibit pada dengar pendapat persusuan Jateng di Kota Semarang, Senin (23/2).

Agar bermutu tinggi, pakan ternak harus dijamin. Untuk menjamin ketersediaan makanan ternak, Bibit akan menggandeng investor untuk membangun pabrik pakan ternak di Kabupaten Grobogan. Rencana itu akan direalisasikan dalam waktu dekat.

Selain karena kualitas pakan ternak yang kurang, kualitas susu rendah karena pengepul-pengepul nakal mencampur susu dengan air atau santan. Untuk itu, Bibit mengimbau, setiap kepala daerah untuk menentukan pengepul susu yang resmi di setiap desa.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng Kusmaningsih menyebutkan, besaran produksi susu di Jateng per tahun 71.375 ton, atau 199 ton per hari dari 115.000 populasi sapi perah. Dari jumlah itu, 22 IPS menyerap total 160 ton susu per hari.


Harga rendah
Harga susu di Jateng Rp 1.900-Rp 3.200 per liter, lebih rendah dari harga standar Rp 2.700-Rp 3.600 per liter. Mayoritas susu diserap untuk pembuatan susu kental manis yang kualitasnya tidak sebaik susu bubuk.

"Jadi, selain mengembangkan potensi sapi perah di wilayah- wilayah di luar jalur susu yang ada sekarang, harus ada pendampingan pada petani. Perlu pula meningkatkan peran petugas penyuluh lapangan (PPL) untuk mengubah mental peternak sapi perah," kata Kusmaningsih.

Staf ahli tim persusuan Jateng dan DIY Sudjatmoko mengatakan, kualitas susu di Jateng paling rendah ketimbang Jawa Barat dan Jawa Timur. Kandungan protein dan lemaknya belum mencapai 3 persen (Standar Nasional Indonesia/SNI).

Kandungan kuman berjumlah di atas rata-rata 7 juta per mililiter. Menurut SNI, jumlah kuman maksimal 5 juta per liter. Total solid susu di Jateng masih di bawah standar, yaitu 8 persen, padahal seharusnya total solid minimal 11 persen. (UTI)

Sumber :
Kompas.com
Selasa, 24 Februari 2009 | 09:41 WIB