Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ketika Forum Ketua Jurusan Kimia Bicara SNI

  • Kamis, 26 Oktober 2017
  • 4905 kali

Saya dari Jurusan Kimia, Universitas Bandar Lampung, dulu kami menerapkan SNI ISO 9001 dan kini ditambah SNI ISO/IEC 17025, baik di dalam laboratorium kimia maupun mengajarkannya dalam kelas kuliah. Dampaknya sangat terasa, pihak industri semakin percaya dengan laboratorium yang kami kelola maupun dengan para mahasiswa lulusan kami. Kami menyambut baik, jika BSN dapat merangkul perguruan tinggi untuk menggencarkan standar. Demikian ungkap salah satu peserta anggota Forum Ketua Jurusan Kimia dalam Pertemuan atau Forum Ketua Jurusan Kimia dan Pendidikan Kimia se-Indonesia di rangkaian kegiatan the 6th Internasional Conference of The Indonesian Chemical Society (ICICS 2017) di Palembang (18/10).


Hal tersebut diamini oleh Dr. Suheryanto Wakil Dekan FMIPA UNSRI sebagai tuan rumah acara. UNSRI di jurusan kimia sekarang memiliki laboratorium terakreditasi KAN. Selain itu, khusus di jurusan kimia, saya sendiri mengampu mata kuliah standardisasi kimia sejak tahun 2011, jumlah mahasiswa yang berminat dan mengambil mata kuliah ini terus meningkat, dari awal hanya 11 orang kini 34 mahasiswa, bahkan di tahun 2014 pernah 63 mahasiswa. Apa yang saya lakukan ini bukan buat saya Bapak/Ibu demikian ungkap Dr. Suheryanto, tapi untuk anak didik kita selepas mereka kuliah. Saya merasakan sendiri manfaatnya, sering mendapat laporan dari mahasiswa, karena mendapat mata kuliah standardisasi dan materi SNI ISO/IEC 17025, mereka berhasil diterima di perusahaan nasional dan multinasional ternama mengalahkan ratusan dan ribuan pendaftar, jelas Suheryanto.
Kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu ciri standar menjadi bagian budaya. Cirinya adalah standar menjadi topik diskusi, dibahas dan dikaji, baik dalam tataran teori maupun praktik oleh kalangan akademisi terutama perguruan tinggi. Standards in mind demikian jika meminjam Ungkapak Dr. Bambang Purwanggono, Ketua Forum Pendidikan Standardisasi Indonesia (FORSTAN).

Dan hal tersebut dapat dilihat serta dirasakan dalam Pertemuan atau Forum Ketua Jurusan Kimia dan Pendidikan Kimia se-Indonesia di Palembang di rangkaian kegiatan the 6th Internasional Conference of The Indonesian Chemical Society (ICICS 2017). Acara yang diinisiasi oleh Dr. Suheryanto yang juga menjabat Wakil Ketua FORSTAN, dihadiri oleh 110 ketua jurusan kimia/pendidikan kimia dari seluruh Indonesia.
Acaranya tidak berlangsung lama hanya 3 jam, hanya 2 presentasi namun kaya diskusi dan minat besar untuk mengajarkan standar di jurusan kimia/pendidikan kimia. Presentasi pertama dibawakan oleh Nasrudin Irawan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi. Nasrudin Irawan hadir didampingi oleh personel Kantor Layanan Teknis BSN di Palembang, Haryanto.
BSN sangat serius mengembangkan pendidikan standardisasi di perguruan tinggi ungkap Nasrudin Irawan. Upaya ini telah dibangun sejak 2005 jadi sudah 12 tahun yang lalu, lanjut Nasrudin, karena akan percuma kita membangun infrastruktur mutu tanpa dibarengi dengan membangun kompetensi SDM di bidang standardisasi, penilaian kesesuaian dan mutu. BSN melihat perguruan tinggi punya peran penting sebagai critical mass dalam membangun kompetensi SDM di bidang standar. Untuk itu, BSN sampai saat ini telah menggandeng 46 perguruan tinggi melalui MoU Pengembangan Pendidikan Standardisasi. BSN sudah menyusun kurikulum dan buku teks Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, baik yang umum/pengantar maupun yang spesifik topik standar tertentu untuk tingkat lanjut. Bersyukur, sampai pada akhirnya upaya BSN didukung oleh regulator pendidikan tinggi, yaitu Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Mahasiswa di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Belmawa). Ditjen Belmawa telah menerbitkan surat edaran No. 252/B/SE/2016 tanggal 24 April 2016 tentang Pengenalan Standardisasi di Perguruan Tinggi. Surat edaran ini ditujukan bagi semua perguruan tinggi di lingkungan Kemristek Dikti maupun K/L lain, berarti sekitar 4200 perguruan tinggi.
Salah satu hasil dari pertemuan ini, bahwa Forum Jurusan Kimia akan menyusun Rencana Pembelajaran Standardisasi sebagai acuan bagi jurusan kimia dalam mengajarkan standardisasi. Pertemuan ini juga mendorong BSN untuk melakukan pendekatan ke Ditjen Belmawa terutama untuk kerjasama membangun kompetensi laboratorium di Perguruan Tinggi, karena Ditjen Belmawa mulai tahun depan akan menganggarkan insentif pengembangan kompetensi laboratorium di Perguruan Tinggi. Semoga segera terealisasi. (Har)