Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Industri Baja dan TPT Tumbuh Negatif

  • Senin, 29 Maret 2010
  • 1387 kali

Kliping Berita


BANDUNG-- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan pertumbuhan industri pada kuartal pertama 2010 dapat di atas tiga persen. Semua sektor industri diperkirakan tumbuh positif, kecuali industri besi baja serta tekstil dan produk tekstil (TPT).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Dedi Mulyadi, men gakui, kondisi industri besi baja dan TPT memang cukup sulit untuk tumbuh di kuartal pertama. Padahal, pada kuartal IV 2009 lalu, kedua sektor industri ini berhasil mencatat pertumbuhan positif.

''Namun, kita tetap optimistis. Karena, pertumbuhan dua sektor tersebut, walau negatif tetap lebih tinggi dibanding kuartal yang sama pada tahun lalu,'' ujar Dedi, dalam Workshop Pendalaman Kebijakan Industri, Sabtu (27/3) malam.

Padahal, sektor industri baja merupakan salah satu industri yang paling terpukul dengan rencana kenaikan tarif gas untuk industri yang berlaku per 1 April 2010 mendatang. Selain sektor gas, industri lain yang terancam adalah industri kaca, otomotif, keramik, serta industri makanan dan minuman.

Sementara itu, Direktur Industri Logam Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, menyatakan, perlu investasi minimal satu miliar dolar AS untuk mencapai target pertumbuhan industri besi baja sebesar tiga persen pada 2010 ini.

Menurut Putu, saat ini pemanfaatan kapasitas industri (utilisasi) belum maksimal. ''Kembalikan dulu utilisasinya, paling tidak ke angka semula, 70 persen. Saat ini utilisasi hanya 40 persen,'' katanya.

Selain investasi, Putu juga berpendapat, kerja sama antarinstansi perlu ditingkatkan. Dia menyambut baik kerja sama yang semakin erat antara Kemenperin dan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) Kementerian Perdagangan.

Menurutnya, kerja sama ini harus terus ditingkatkan untuk memaksimalkan mekanisme pengamanan perdagangan. Terkait industri paku dan kawat, Putu menyebutkan, utilisasi industri paku pelan-pelan mulai membaik.

''Maka itu, kebijakan pengendalian impor, SNI wajib, mekanisme safeguard dan lain-lainnya itu dimaksimalkan. Saya lihat pabrik paku di Tangerang sudah 70 persen lebih utilisasinya,'' ujarnya. c15, ed: zaky ah

Sumber : Republika, Senin 29 Maret 2010, hal. 13.





­