Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Luncurkan 5 Produk Bahan Acuan Bersertifikat untuk Mendukung Kualitas Pengukuran Kimia di Indonesia

  • Senin, 29 April 2024
  • Humas BSN
  • 404 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) meluncurkan 5 produk Certified Reference Materials (CRM) atau Bahan Acuan Bersertifikat (BAS) dalam gelaran pameran Lab Indonesia 2024, di Jakarta Convention Center pada Jumat (26/4/2024). Peluncuran produk ini dipimpin langsung oleh Deputi Bidang SNSU BSN, Y. Kristianto Widiwardono. Kelima produk BAS yang diluncurkan yaitu larutan buffer ftalat, unsur dalam air mineral, unsur dalam air sungai, pengawet dalam kecap, dan CO2 dalam N2.

“Dengan diluncurkannya 5 produk Bahan Acuan Bersertifikat ini, diharapkan dapat membantu laboratorium pengujian dan kalibrasi di Indonesia untuk menghasilkan data uji yang lebih handal dan terpercaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas produk dan layanan di berbagai sektor, termasuk sektor lingkungan dan pangan,” ungkap Kristianto.

Langkah ini merupakan upaya BSN dalam mendukung laboratorium pengujian dan kalibrasi di Indonesia untuk menghasilkan data uji yang handal dan terpercaya. BAS merupakan bahan acuan yang dikarakterisasi menggunakan prosedur yang valid secara metrologi untuk satu atau lebih sifat yang ditentukan, disertai sertifikat bahan acuan yang mencantumkan nilai, angka ketidakpastian, dan pernyataan ketertelusuran metrologi dari sifat yang ditentukan.

Dibuka dengan sambutan dari Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia BSN, Ghufron Zaid yang menyampaikan bahwa SNSU BSN memiliki peranan sangat penting  dalam menjamin ketertelusuran pengukuran. “Salah satu peran kita adalah meningkatan kemampuan pengukuran nasional serta mengembangkan sistem pengukuran dan kalibrasi di Indonesia,” jelas Ghufron.

Acara peluncuran ini juga diisi dengan paparan dari Metrolog Utama BSN, Hastori, tentang Kebutuhan ketertelusuran Pengukuran/Pengujian Kimia di Indonesia. “Kunci utama dari hasil pengukuran yang baik adalah dapat dibandingkan,” ungkapnya. Selanjutnya Hastori juga menyampaikan bahwa pomparabilitas/keterbandingan hasil pengukuran berdasarkan konsep ketertelusuran secara metrologi memungkinkan hasil pengukuran diperbandingkan secara independen terhadap waktu, tempat, analis dan prosedur yang digunakan.

Selain itu, Ketua Tim Kerja Laboratorium Kimia SNSU BSN, Dyah Styarini  turut menyosialisasikan Panduan Pemilihan dan Penggunaan Bahan Acuan untuk Pengukuran/Pengujian Kimia. Dyah dalam paparannya juga menjelaskan terkait jenis bahan acuan, klasifikasi bahan acuan, kategori nilai sifat bahan acuan, ketertelusuran bahan acuan, ketersediaan bahan acuan, pemilihan bahan acuan, penggunaan bahan acuan, hingga pembuatan bahan kendali mutu.

Menurut Dyah, saat ini, hampir seluruh BAS dan bahan acuan yang dibutuhkan oleh laboratorium pengujian dan kalibrasi di Indonesia masih diimpor dari luar negeri. "Padahal kebutuhan BAS dan bahan acuan di Indonesia sangat besar mengingat terdapat lebih dari 1300 laboratorium pengujian di Indonesia yang membutuhkan untuk menjamin ketertelusuran serta validitas hasil pengukurannya," pungkas Dyah.

BSN berkomitmen untuk terus menyediakan Bahan Acuan Bersertifikat di Indonesia untuk mendukung perkembangan pengukuran di bidang kimia. Hal ini sejalan dengan hasil survei kebutuhan ketertelusuran pengukuran kimia di lingkup lingkungan dan pangan yang pernah diselenggarakan SNSU BSN pada tahun 2019 dan 2023, yang menunjukkan bahwa kebutuhan CRM atau bahan acuan di Indonesia sangat besar.(dnh)

 

Galeri Foto: BSN Luncurkan 5 Produk Bahan Acuan Bersertifikat untuk Mendukung Kualitas Pengukuran Kimia di Indonesia




­