Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Impor Mesin Industri Bisa capai US$16 M

  • Selasa, 06 April 2010
  • 1872 kali

Kliping Berita

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkirakan impor permesinan pada tahun ini mencapai US$ 16 miliar, meningkat 14,28% dibandingkan tahun lalu. Lonjakan impor itu terjadi se-irihg dengan geliat industri manufaktur nasional pascakrisis global.

Direktur Industri Mesin Kemenperin Canty Triharso menjelaskan, impor mesin pada tahun ini akan setara dengan nilai impor pada 2008. "Tahun lalu, impor turun karena krisis global. Diharapkan tahun ini, impor mesin dapat tumbuh minimal sama seperti 2008," katanya di Jakarta, Senin (5/4).

Triharso menerangkan, impor mesin terutama diperlukan untuk peralatan yang sifatnya rotating equipment. Saat ini Indonesia baru dapat memproduksi mesin-mesin yang bersifat static equipment.

"Untuk mesin rotating, Indonesia memang masih harus mengimpor, beda dengan mesin static yang sudah diproduksi di dalam negeri," ujarnya.

Menurut dia, saat ini impor mesin tidak dihambat pengenaan bea masuk. Karena itu, Kemenperin dan instansi terkait akan fokus menjaga pasar domestik agar mesin impor yang masuk ke Indonesia berkualitas tinggi. "Untuk mesin, rata-rata sudah nol bea masuknya. Sekarang kami akan cermati kualitas dari mesin-mesin yang masuk ke Indonesia," tuturnya.

Untuk itu, dia mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk seluruh mesin industri. "Kami sedang rancang, ini tidak bisa langsung seluruhnya, harus setahap demi setahap. Tahun ini yang sudah diberlakukan adalah mesin meteran air," tuturnya.

Di sisi lain, lanjut dia, ekspor mesin static nasional pada tahun lalu mencapai US$ 700 juta. "Tahun ini kami targetkan sekitar US$ 1 miliar," katanya.

Untuk itu, menurut dia, diperlukan adanya tambahan investasi untuk pengembangan industri permesinan dalam negeri. Pada 2009, investasi untuk sektor industri permesinan mencapai US$ 100 juta atau turun 40% dibandingkan 2008 sekitar US$ 140 juta, "Untuk tahun ini sepertinya idle, karena kita sedang berusaha untuk fokus ke utilisasi," ujarnya.

Indomaf 2010
Terkait dengan upaya peningkatan kinerja industri permesinan, PT Mass Komunikasi akan menyeleng-garakan pameran bertajuk Indonesia International Industrial Machinery Fair (Indomaf) 2010 pada 5-8 Agustus 2010. Pameran itu ditujukan guna menjawab kebutuhan informasi mengenai permesinan industri.

"Ini adalah pameran yang kedelapan. Kami rasa ajang ini efektif untuk mempromosikan dan memperluas jaringan bisnis, karena pameran dihadiri oleh pengunjung dari berbagai kategori industri," kata Direktur Pelaksana Dato Chong Chong Tik.

Dalam penyelenggaraan pameran Indomaf 2010, akan ditampilkan antara lain mesin-mesin industri di bidang pengemasan (packaging), percetakan (printing), pengolahan plastik (plastic machinary), pengolahan makanan (foodprocessing), farmasi, serta perlengkapan dan peralatan industri lainnya.

Secara spesifik, menurut Dato Chong, pameran ini akan berupaya meningkatkan investasi dalam negeri dan juga berusaha untuk memberikan informasi kemajuan yang telah dicapai oleh para pelaku industri khususnya di bidang pengemasan, teknologi makanan, plastik, dan percetakan di Indonesia.

Pameran kali ini akan diikuti sekitar 350 peserta dari dalam dan luar negeri di antaranya Taiwan, Malaysia, Hong Kong, Singapura, Korea, Tiongkok, Italia, Jepang, India, dan negara lainnya.

"Tahun 2008 lalu pameran kami diikuti sekitar 215 peserta, sementara 2009 kami tidak menggelar hajatan.ini karena krisis," ujarnya.

Pameran ini didukung oleh beberapa instansi pemerintah dan beberapa asosiasi lokal Indonesia, di antaranya Kementerian Perdagangan Rl, Kementerian Perindus-trian RI, serta Kadin. (c134)

Sumber : Investor Daily, Selasa 6 April 2010, hal. 22.




­