Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pertumbuhan 9 cabang industri dipacu

  • Jumat, 09 April 2010
  • 1409 kali

Kliping Berita 
   
JAKARTA: Pemerintah membangkitkan kembali kinerja sembilan cabang manufaktur melalui program reindustrialisasi, guna mendongkrak pertumbuhan industri minimal 4,65% pada tahun ini.

Kesembilan cabang industri tersebut, yakni makanan minuman dan tembakau, tekstil barang kulit dan alas kaki, barang kayu dan hasil hutan, pulp kertas dan barang cetakan, serta pupuk kimia dan barang karet.

Reindustrialisasi juga dilakukan bagi industri alat angkut mesin peralatan termasuk elektronik dan teknologi informasi, semen dan barang galian nonlogam, serta barang lainnya.

Wakil Menteri Perindustrian Alex S.W. Retraubun menjelaskan proses reindustrialisasi itu ditempuh melalui revitalisasi daya saing, pembenahan birokrasi, pengamanan pasar domestik, perbaikan infrastruktur, penyediaan listrik dan gas yang memadai dengan harga kompetitif.

Selama ini, paparnya, kinerja dan daya saing industri manufaktur terhambat kendala eksternal dan internal yang sulit dituntaskan dalam jangka pendek. Selain itu, dampak krisis ekonomi global pada 2009 sempat menurunkan pertumbuhan sektor manufaktur.

Kendati masih positif, pertumbuhan sektor manufaktur pada 2009 hanya mencapai 2,52%. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan 2008 sebesar 4,05%. Melalui program reindustrialisasi, Kemenperin menargetkan pertumbuhan industri pada 2010-2014 mencapai 6,79% per tahun.

"Kemenperin tidak bisa bekerja sendirian mengingat luasnya cakupan tugas reindustrialisasi ini. Akhirnya, Kemenperin melibatkan instansi teknis terkait lainnya. Berbagai bottleneck [sumbatan] industri harus bisa segera dilepaskan. Tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk memulainya," kata Alex kemarin.

Di cabang industri makanan minuman dan tembakau, jelasnya, Kemenperin akan mengoordinasikan pembangunan 15 pabrik baru dan revitalisasi 56 pabrik lama.

Peremajaan mesin

Selain itu, Kemenperin mendorong program peremajaan mesin di sektor industri pertekstilan (TPT) dan alas kaki untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.

"Jika reindustrialisasi ini berjalan sesuai dengan target, peningkatan investasi dari para pemodal lokal [PMDN] dan asing [PMA] tentu akan bertambah. Apalagi pemerintah sudah menyiapkan sejumlah stimulus fiskal dan nonfiskal untuk mendongkrak investasi." 

Di tengah implementasi ACFTA yang ditengarai berdampak negatif terhadap pasar domestik, Alex tetap optimistis industri manufaktur lokal mampu bertahan.

Menurut dia, pemerintah telah menyiapkan sejumlah instrumen perlindungan nontarif yang mendorong penguatan sektor manufaktur, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), safeguard, dan pengawasan pelabuhan.

"Selain itu, reformasi birokrasi juga menjadi agenda prioritas agar investor bisa mendapatkan kemudahan izin lokasi," katanya.

Oleh Yusuf Waluyo Jati
 
Sumber : Bisnis Indonesia, Jumat 9 April 2010, hal. i2.




­