Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

SNI Abal-Abal Gerus Pasar Produk SNI 30%

  • Senin, 12 Desember 2011
  • 753 kali
Kliping Berita

SURABAYA, kabarbisnis.com: Keberadaan berbagai produk yang menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) palsu alias "abal-abal" di pasar dalam negeri masih cukup banyak, khususnya untuk produk helm. Hal ini ditengarai telah mengganggu dan menggerus pasar produk helm SNI sebesar 30%.

"Produk ber-SNI abal-abal ini sangat mengganggu pasar helm. Kalau kami hitung, potensi pasarnya tergerus sekitar 30%," kata Merketing and Operations Manager PT Tarakusuma wilayah Indonesia Timur, Chandra Limantara, di Surabaya, Senin (12/12/2011).

PT Tara Kusuma Indah adalah produsen helm INK, KYT, MDS dan BMC yang gencar melakukan kampanye penggunaan helm ber-SNI bersama pihak Kepolisian RI. Menurut Chanda, memang dalam beberapa tahun terakhir ini permintaan helm ber-SNI terus mengalami lonjakan, rata-rata mencapai 30% hingga 40% per tahun. Kenaikan ini setara dengan kenaikan jumlah kendaraan bermotor.

Selain memang karena pertambahan jumlah kendaraan bermotor, kondisi ini juga dipicu oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat menggunakan helm ber-SNI pasca gencarnya pihak kepolisian melakukan kampanye helm ber-SNI dan mewajibkan pengendara sepeda motor untuk menggunakannya.

"Kalau penjualan di perusahaan kami untuk wilayah Jawa Timur, Bali, Nusatenggara dan Papua mencapai 200.000 unit per bulan," katanya. Ada lima tipe helm yang dijual di pasar domestik, HIU dengan harga Rp80.000 hingga Rp90.000 per unit, BMC dengan harga sekitar Rp100.000 hingga 200.000 per unit, MDS Rp200.000 hingga Rp300.000 per unit, KYT Rp300.000 hingga Rp1,2 juta per unit dan INK Rp300.000 hingga Rp1,5 juta per unit.

"Jenis produk yang berkontribusi terbesar adalah helm SNI dengan harga standar menengah, yaitu tipe BMC yang harganya sekitar Rp100.000 hingga 200.000 per unit," kata Chandra. Sementara pasar ekspor yang telah digarap adalah Eropa, Amerika Serikat, Brazil, dan Australia dengan volume penjualan ke seluruhnya yang mencapai 15.000 helm per bulan.

"Memang porsi ekspor kami masih cukup kecil. Tapi ke depan kita akan lakukan diversifikasi pasar ekspor ke negara lain untuk memperluas pasar," jelasnya. kbc6

Sumber: www.kabarbisnis.com /Senin, 12 Desember 2011
Link: http://www.kabarbisnis.com/read/2824989



­