Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

PT. DI Ingin menjadi Produsen Konverter

  • Jumat, 06 Januari 2012
  • 831 kali
Kliping Berita

JAKARTA. Rencana pemerintah membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dengan menggenjot pemakaian bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi umum disambut positif PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Bahkan, perusahaan pesawat pelat merah itu sangat ingin dapat order konverter BBG dari pemerintah.

Untuk meraih keinginan itu, PTDI telah menyiapkan dana sebesar Rp 90 miliar sebagai ongkos produksi massal konverter. Untuk modal produksi ini, PTDI mengklaim telah didukung oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Sebetulnya, pabrik PTDI di Bandung sudah bisa memproduksi konverter BBG sebanyak 6.000 unit hingga 7.500 unit per tahun  dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 45%-50%. Eka Wahyono, Koordinator Lapangan PTDI mengatakan, modal Rp 90 miliar akan digunakan untuk menigkatkan kapasitas produksi konverter BBG hingga mencapai 300.000 unit pertahun, dengan TKDN 70%.

Namun, Eka memastikan, PTDI baru merealisasinya investasi jika sudah ada jaminan pasar. “Kalau sudah ada kepastian kontrak pembelian dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) atau Pertamina, kami akan meningkatkan kapasitas produksi,” kata Eka, Rabu (4/1).

Bahkan, saking semangatnya, PTDI mengklaim bisa memproduksi konverter BBG hingga jutaan unit pertahun. “Kami sudah memberi masukan ke pemerintah, kalau order 2,5 juta unit per tahun, perlu investasi Rp 700 miliar sampai Rp 800 miliar, “terang Eka.

Investasi ini sebenarnya juga akan membantu pemerintah karena selama ini Indonesia masih mengimpor konverter. Padahal, alat ini bisa diproduksi di dalam negeri.

Buktinya, pada 2011 lalu, PTDI mengirimkan 500 unit konverter pesanan Ditjen Migas Kemeneterian Energi dan Sumber Daya Mineral. Konverter produksi PTDI ini untuk keperluan sosialisasi konversi BBM ke BBG di jakarta dan Pelembang.

Sementara itu, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemperin), Budi Darmadi mengatakan, jika konversi BBM ke BBG sudah masuk agenda resmi pemerintah, maka sudah selayaknya konverter diproduksi di dalam negeri. “Kami sedang menyusun SNI untuk konverter. Rancangan SNI untuk compressed natural gas (CNG) sudah ada, sedangkan SNI untuk liquefied gas for vehicle (LGV) baru akan disusun, “ ujar Budi. Sofyan Nur H, Petrus Dabu

Sumber : Kontan, Jumat 06 Januari 2012, hal. 13




­