Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Membuat Sumur Resapan di Pekarangan

  • Selasa, 10 Januari 2012
  • 12886 kali
Kliping Berita

DI PERMUKAAN tanah, air akibat banjir bisa mencapai atap rumah seperti yang terjadi belakangan ini, sementara di bawah tanah, permukaan air tanah (water table) terus mengalami penurunan terutama di kota-kota besar. Untuk itu, membangun sumur resapan bisa menjadi salah satu solusi yang dapat membantu untuk mencegahnya dan sekaligus dapat menjaga cadangan air. Meskipun tidak seluruh masalah dapat diatasi, namun sumur resapan ini secara teoretis akan banyak membantu meringankan kedua masalah tersebut sekaligus.

Seperti diketahui bahwa pembuatan sumur resapan yang berfungsi untuk menahan air hujan saat ini sudah sangat diperlukan, karena kelangkaan air pada saat musim kemarau akibat dari tidak tertahannya air hujan pada saat musim penghujan. Selain itu kondisi air tanah yang tercemar menjadikan kita perlu membuat resapan-resapan air agar kita memiliki cadangan air bersih.

Bagaimana sebenarnya sumur resapan itu bekerja? Air hujan yang jatuh ke halaman kita setidaknya 85 persen harus bisa diserap oleh halaman tersebut agar tidak meluapkan banjir. Halaman rumah kita secara alamiah bisa menyerap curahan air hujan yang jatuh, termasuk dari atap rumah, yang mengalir melalui talang. Di sini sumur resapan akan mengurangi sumbangan bencana banjir dengan mengurangi sumbangan run off air hujan.

Di bawah tanah, resapan ini akan masuk merembes lapisan tanah yang disebut sebagai lapisan tidak jenuh, di mana tanah (dari berbagai jenis) masih bisa menyerap air, kemudian masuk menembus permukaan tanah (water table) di mana di bawahnya terdapat air tanah (ground water) yang terperangkap di lapisan tanah yang jenuh. Air tanah inilah yang sebenarnya kita konsumsi.

Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai dengan mudah. Ini karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplai dan eksploitasinya. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di areal rumah kita tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.

Dengan membuat sumur resapan di pekarangan masing-masing, kita bisa mencegah banjir sekaligus menjaga cadangan air. Beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu: (1). Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil. (2). Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari fondasi bangunan.

3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan. (4). Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu: Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam; Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam; dan Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.

Spesifikasi Sumur Resapan

Sumur resapan dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali berpengalaman dengan memperhatikan persyaratan teknis tersebut dan spesifikasi sebagai berikut:

1. Penutup Sumur. Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan di antaranya: pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil; pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak di beri beban di atasnya; atau Ferocement (setebal 10 cm).

2. Dinding sumur bagian atas dan bawah. Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan di aci semen.

3. Pengisi Sumur. Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.

4. Saluran air hujan. Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.

Satu hal yang penting, setelah sumur resapan dibuat, jangan lupakan perawatannya. Cukup dengan memeriksa sumur resapan setiap menjelang musim hujan, atau paling tidak tiga tahun sekali. (pusdat/berbagai sumber)

Sumber : BaliPost, Selasa 10 Januari 2012.
Link : http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=10&id=60850




­