Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Susun Standarisasi Internasional Tempe Indonesia

  • Kamis, 22 Maret 2012
  • 1156 kali
Kliping Berita

Politikindonesia - Jika tidak ada aral melintang, sebentar lagi tempe sebagai makanan asli Indonesia akan punya standarisasi yang diakui dunia. Badan Standarisasi Nasional (BSN) menargetkan pada 2013 mendatang, standarisasi tempe Indonesia sudah rampung dan mendapat pengakuan internasional.

Kata Kepala BSN, Bambang Setiadi, upaya untuk mendapatkan standarisasi internasional atas tempe  melalui berbagai tahapan. Untuk mendapatkan pengakuan dunia, ujar dia, ada 8 tahapan yang harus dilalui. "Kami sudah sampai langkah yang ke-5. Tinggal 3 langkah lagi," ujar dia kepada politikindonesia.com pada acara Workshop Standarisasi Tempe dan Ulang Tahun BSN Ke-15, di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (22/03).

Bambang yakin, standarisasi tempe akan dapat diraih Indonesia. Pasalnya, standar baku yang disusun Indonesia sudah disetujui menjadi new work of standard regional codex pada sidang codex alimentarius commission (CAS) ke-34 di Jenewa, Swiss pada 4-9 Juli 2011 lalu.

“Standarisasi tempe harus kita yang buat, jangan sampai negara lain. Karena tempe berasal dari Indonesia, maka sangat logis jika Indonesia terus mendukung upaya-upaya penyusunan standar tempe di forum internasional," ujar dia.

Bambang menjelaskan, dengan disetujuinya standar baku tempe sebagai new work of standard regional codex oleh forum CAS, maka Indonesia punya kesempatan untuk menyusun standarisasi dengan memperhatikan kepentingan dan kemampuan industri nasional, serta mengacu kepada SNI yang ada di Indonesia.

"Saya tidak merasa khawatir bahwa Indonesia akan kecolongan oleh negara lain dalam hal standarisasi tempe. Dengan dilaluinya tahapan-tahapan proses pengakuan intenasional, Indonesia sudah lebih dulu diterima sebagai pengaju standarisasi tempe tersebut.”

Bambang mengakui, saat ini sudah ada 20 negara yang memproduksi dan mengkomersilkan tempe. Di antaranya  Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Belgia, Austria, Ceko, Finlandia, Perancis, Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swiss, Afrika Selatan, India, Inggris, Australia dan Selandia Baru.

Tapi, sambung  dia, karena Indonesia sudah memiliki pengalaman ketika mengembangkan standard mie instan. Dengan begitu Indonesia dapat lebih cepat  dalam mengajukan standarisasi tempe. “Jadi tidak mungkin (keduluan negara lain) dong. Standar internasional kita yang diterima, bukan mereka," ucapnya.

Bicara data, Bambang menyebut, industri tempe di Indonesia saat ini melibatkan 32.171 jumlah usaha dengan 83.352 orang tenaga kerja. Nilai bahan baku dan bahan pembantu industri ini saja mencapai Rp54,9 triliun. Sedangkan nilai produksinya Rp92,3 triliun dan nilai tambahnya mencapai Rp37,3 triliun.

Untuk terus meningkatkan konsumsi tempe di Indonesia, dalam rangka menyambut HUT ke 15-nya BSN menggelar serangkaian kegiatan yang mengangkat tema "Tempe goes internasional". Pada hajatan ini, BSN menyelengarakan pameran produk tempe dan olahannya, pameran foto serta seminar di plaza semanggi pada 21-22 maret 2012. (eva/rin/kap)

Sumber : politik.com, Kamis 22 Maret 2012
Link : http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=32473