Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Terpalisasi Untuk Stabilitas Ketahanan Pangan Nasional

  • Senin, 29 Agustus 2016
  • 7303 kali

Sahabat SNI, masih dalam rangka kemerdekaan Indonesia nih, tahukah sahabat apa syarat untuk menstabilkan ketahanan pangan nasional? Salah satu syaratnya adalah ketersediaan pangan yang mencukupi kebutuhan dalam negeri terutama beras. Untuk mencukupi ketersediaan beras dapat dilakukan dengan cara intensifikasi produksi padi, atau dengan cara mengimpor dari luar negeri.

 

 

Tingkat Kehilangan Hasil panen

Sahabat, miris memang mendengar bahwa Indonesia yang tanahnya subur dan makmur ini tidak mampu memenuhi kebutuhan berasnya sendiri, sehingga harus mengimpor dari negara lain seperti Vietnam. Tapi itulah kenyataannya. Masalah besar yang ada dalam sistem pertanian kita adalah besarnya tingkat kehilangan hasil pada saat panen dan pasca panen serta mutu gabah/beras yang relatif rendah.  Menurut survei BPS pada tahun 2006, menunjukkan bahwa tingkat kehilangan pasca panen padi antara 10,39 % hingga 15,26 %. Beberapa hasil survai bahkan menunjukkan bahwa angka kehilangan pasca panen tersebut berkisar antara 7,31 – 11,65 % di berbagai daerah

 

Kenapa tingkat kehilangan hasil dapat setinggi itu? Ini karena penanganan panen dan pasca panen hasil pertanian masih banyak ditangani secara tradisional, hal ini bisa dilihat dari dengan rendahnya penerapan sarana dan teknologi ketika panen/pasca panen dan ketika  mengelola hasil panen. Banyak yang harus diupayakan untuk menurunkan tingkat kehilangan hasil panen /pasca panen. Misalnya adalah ketika pengeringan/penjemuran gabah. Bila biasanya para petani menggunakan plastik lebar, harus mengubahnya dengan menggunakan terpal plastik sesuai dengan SNI 7582:210. Terpal ini sangat diperlukan karena selain digunakan untuk alas penjemuran juga dapat digunakan untuk alas perontok. Selama ini petani menggunakan alas perontok yang tidak sesuai sehingga kehilangan hasil besar.  Untuk itu dalam waktu dekat regulator akan memberlakukan SNI terpal plastik secara wajib.


Gambar 1.  Biasanya petani menggunakan plastik lebar untuk menjemur gabah.  Rongga plastik yang tidak sesuai SNI dapat mengakibatkan kehilangan gabah, dan warna plastik yang tidak menyerap panas dapat menyebabkan gabah lama untuk kering.

 

Terpal Plastik Sesuai SNI

Sahabat tahu tentang SNI 7582:2010 tentang Terpal plastik untuk biji-bijian produk pertanian? Terpal plastik itu sendiri adalah anyaman pita plastik jenis polietilena densitas tinggi (HDPE) dan dilaminasi dengan lembaran tipis polietilena densitas rendah (LDPE) pada kedua permukaan.  Terpal plastik SNI ini sendiri disusun dengan tujuan untuk (1) menekan susut hasil padi/gabah, palawija dan biji-bijian lainnya pada saat pemanenan, perontokan dan pengeringan, (2) melindungi konsumen/petani dari kerugian akibat kondisi terpal plastik untuk pertanian yang tidak memenuhi persyaratan, (3) mendorong produsen untuk meningkatkan kualitas produknya sesuai dengan persyaratan standar mutu yang telah ditentukan. Dan juga (4) menunjang efektivitas pemanfaatan terpal plastik untuk pertanian di Indonesia yang sesuai dengan persyaratan standar mutu minimum yang telah ditentukan.

 

 

 

Keuntungan penggunaan terpal SNI

Menggunakan terpal ber-SNI memiliki banyak keuntungan. Misalkan ketika lagi menjemur gabah, tiba-tiba hujan turun. Tidak usah takut, tidak usah panik. Petani tinggal menggulung terpal beserta gabahnya sehingga terlindung dari air hujan. Selain itu, penggunaan terpal juga memudahkan pengumpulan gabah untuk pengarungan gabah pada akhir perontokan dan penjemuran.

 

Selain itu dengan penggunaan terpal dapat (1) menghasilkan penyebaran panas yang merata pada saat penjemuran/pengeringan sehingga meminimalisir perbedaan kadar air gabah yang biasanya pada lapisan bawah lebih tinggi dari lapisan atas. (2) mengurangi/ menekan kehilangan butiran gabah pada saat perontokan dan pengeringan. Dan (3) mencegah bercampurnya kotoran dengan gabah

 

Nah, sekarang sahabat sudah tahu tentang penggunaan terpal ber-SNI untuk menurunkan tingkat kehilangan hasil pengeringan gabah. Dengan terpalisasi, diharapkan dapat berdampak kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani padi dan tentu saja meningkatkan ketahanan pangan nasional.




­